Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

yantiqueAvatar border
TS
yantique
Najwa Shihab jadi Menteri Jokowi? Lhaa piye, Bokapnya Pendukung Syiah gitu! Anaknya?
Seleksi Menteri Kabinet Jokowi-JK:
Najwa Shihab Diunggulkan Jadi Mensesneg dan Menkominfo
Jumat, 29/08/2014 13:58 WIB

Jakarta - Nama presenter Najwa Shihab menjadi calon Menteri Sekretaris Negara terpopuler di kanal seleksimenteri.com. Dukungan pembaca agar perempuan yang akrab disapa Nana itu menjadi Mensesneg mencapai 70 persen. Dia mengalahkan politisi senior dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Pramono Anung yang mendapatkan 16 persen dukungan.

Di urutan ketiga ada nama Anies Rasyid Baswedan yang memperoleh 7 persen dukungan untuk Mensesneg. Dukungan agar Najwa menjadi Mensesneg salah satunya datang dari Saeful Rochman. Dia menilai Najwa merupakan sosok wanita yang tegas dan pintar. "Cocok sebagai menteri sekretaris negara di kabinet Jokowi dan JK," kata Saeful Rochman melalui kanal seleksimenteri.com yang dikutip detikcom, Jumat (29/8/2014).

Namun pembaca lainnya dengan akun @reidy12345 menilai Najwa cocok memimpin Kementerian Komunikasi dan Informatika. Perempuan kelahiran Makassar 16 September 1977 itu dinilai memiliki ketajaman dalam menganalisa sebuah masalah dan produktif mengambil keputusan.

Kementerian Komunikasi dan Informatika menurut dia butuh 'sentuhan' dari seorang jurnalis. "Informasi publik di era transparansi butuh seorang jurnalis dan presenter bijak," tulis @reidy12345.

Sejumlah penghargaan telah diraih perempuan yang menyelesaikan studi S2 di Melbourne Law School itu. Antara lain Young Global Leader (YGL) dari World Economic Forum tahun 2011. Di tahun yang sama menjadi pemenang kedua untuk kategori Best Current Affairs Presenter dalam acara Mata Najwa di Asian Television Awards (ATA).
http://news.detik.com/read/2014/08/2...fo?nd771104bcj

Profil Najwa Shihab, Puri kedua Ahli Tafsir Prof.Dr.Quraisy Shihab

Najwa Shihab jadi Menteri Jokowi? Lhaa piye, Bokapnya Pendukung Syiah gitu! Anaknya?
  • Nama Lengkap: Najwa Shihab Alias: Nana
  • Tanggal Lahir: 16 September 1977
  • Tempat Lahir: Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia
  • Agama: Islam
  • Suami: Ibrahim Assegaf
  • Ayah: Quraisy Shihab
  • Anak: Izzat Biografi Najwa Shihab atau yang akrab dipanggil Nana lahir pada tanggal 16 September 1977 di Makassar, Sulawesi Selatan
,
adalah presenter Metro TV. Najwa dikenal sebaga anchor program berita prime time Metro Hari Ini dan program talk show Today’s Dialogue.

Putri kandung dari cendekiawan muslim, Quraish Shihab itu kemudian menggugat pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI itu. Najwa Shihab terkejut nama dan “testimoni”-nya tiba-tiba muncul dalam dalam website resmi Jokowi-Basuki. “Najwa sebagai pribadi dan dari Metro TV kemudian melayangkan surat keberatan kepada pihak Eep Saefullah Fatah selaku konsultan politik pemenangan Jokowi-Basuki pada Jumat (25/5/2014).
http://uniqpost.com/profil/najwa-shihab/

Najwa Shihab Putri Quraish Shihab Tidak Bisa pakai Hijab



MUI Pusat: “Quraish Shihab Jelas Pendukung Syi’ah!”
24 Mar 2014

Najwa Shihab jadi Menteri Jokowi? Lhaa piye, Bokapnya Pendukung Syiah gitu! Anaknya?

JAKARTA (www.hasmi.org) | Buku Panduan MUI yang berjudul “Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syi’ah di Indonesia” tetap harus diterbitkan karena ada amanah fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat tahun 1984, Wakil Ketua Umum MUI Pusat, Dr (HC) KH Ma’ruf Amin juga menegaskan jika Prof Quraish Shihab sebagai pendukung sejati kelompok sesat Syi’ah.

Hal tersebut sebagaimana disampaikan KH Ma’ruf Amin dalam perbincangan dengan pengurus Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam (LPPI) Makassar, Muh Istiqamah, saat berkunjung ke rumah pribadi KH Ma’ruf Amin di Jakarta.

“Quraish Shihab itu jelas sekali mendukung Syi’ah dalam bukunya “Sunni-Syiah Dalam Genggaman Ukhuwah, Mungkinkah?”. Kemudian Tim Penulis Pesantren Sidogiri mematahkan semua argumen Quraish Shihab dalam buku bantahan yang mereka tulis. Namun sayang, buku ini tidak terlalu menyebar,” tegasnya.
Pengurus LPPI Makassar datang kerumah KH Ma’ruf Amin di Tanjung Priok, Jakarta Utara, untuk memberikan data “Mapping Kebohongan Publik Jalaluddin Rakhmat”, Ketua Dewan Pembina Organisasi Syiah Ikatan Jama’ah Ahlu Bait Indonesia/IJABI tersebut, dilansir KompasIslam.

Setelah memberikan mapping tentang kebohongan Jalaluddin Rakhmat dan menjelaskan gelar abal-abal yang dimiliki oleh pembesar kelompok sesat Syiah di Indonesia itu. Pengurus LPPI Makassar dan KH Ma’ruf Amin berbincang mengenai Syiah di Indonesia, pergerakannya, dan solusi fatwanya dari MUI tersebut.
http://www.hasmi.org/mui-pusat-tegas...ndukung-syiah/

Benarkah Quraish Shihab Syiah?
Friday, 07 March 2014 17:28

Najwa Shihab jadi Menteri Jokowi? Lhaa piye, Bokapnya Pendukung Syiah gitu! Anaknya?
Quraish Shihab

Quraish Shihab Pria kelahiran Rappang (Sulawesi Selatan) pada 16 Februari 1944, pernah menjabat sebagai rektor IAIN Jakarta, kemudian menjadi Menteri Agama RI selama 70 hari di akhir masa pemerintahan Soeharto yang lengser Mei 1998.

Banyak kalangan yang menyebut Bapak. Prof. Quraish Shihab sebagai Syiah, namun secara pribadi beliau menolak tuduhan itu baru-baru ini dan juga dalam pengantar buku Buku Putih Mazhab Ahlul Bait, ABI, Cet IV, hal xv, “Ketika ada sebagian anggapan orang bahwa pak Quraish itu Syiah, saya tegas menolaknya. Penolakan saya disebut Syiah bukan karena ikut pendapat bahwa Syiah itu sesat, tetapi karena saya tahu siapa yang dimaksud Syiah, saya sangat memahami siapa yang pantas disebut Syiah.”
Konsistensi Quraish Shihab dalam membela Syiah sudah terlihat sejak dulu diantaranya yaitu:

1. Tulisan Quraish Shihab dalam buku Satu Islam Sebuah Dilema, penerbit Mizan, Cet VII, Juni 1994, hal 122,
“Ada juga pengelompokan-pengelompokan seperti Ahlussunnah waljamaah, Syiah dan sebagainya. Wallah, semua mengaku Ahlussunnah waljamaah. Apalagi kita di Indonesia, lebih sempit lagi. NU menganggap hanya kelompoknya yang Ahlussunnah waljamaah. Ya Akhi, kita semua Ahlussunnah Waljamaah. Semua kita, baik Muhammadiyah, NU, maupun Syiah.”

Bagi kita yang mendengar ini tentu saja akan bertanya-tanya, rumusan apa yang beliau pakai dalam memasukkan Syiah ke dalam Ahlussunnah?, terlebih MUI telah menyebutkan perbedaan-perbedaan pokok antara Ahlussunnah Wal Jamaah dengan Syiah tahun 1984.

2. Quraish Shihab terlalu gandrung menggunakan tafsir Syiah Al Mizan karangan Tabatabai sebagai referensi dalam penulisan entri di bukunya yang berjudul Ensiklopedi Al-Qur’an: Kajian Kosa Kata dan Tafsirnya. Bahkan dapat dikatakan, rujukan utama Ensiklopedi ini adalah tafsir Syiah yang memberikan penafsiran terhadap Al-Qur’an sesuai dengan pemahaman aliran Syiah.

Dalam buku lainnya yang berjudul Sunnah-Syiah Bergandengan Tangan! Mungkinkah, Quraish Shihab menyatakan bahwa sesungguhnya tidak banyak perbedaan antara Sunni dan Syiah. Mereka sama-sama beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, serta melaksanakan rukun Islam yang lima. Hujjah-hujjah dalam buku ini, khas pendukung Syiah.

Menurut Quraish pula, secara bahasa Sunni atau Sunnah berarti perilaku atau tindakan Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam. Sedangkan Syiah berarti mengikuti, maksudnya adalah menjadi pengikut Nabi Muhammad shallallohu ‘alaihi wa sallam. Karena itu, semua Sunnah adalah Syiah, dan semua Syiah adalah Sunah. Karena mereka yang mengikuti perilaku Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam adalah pengikutnya Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam dan begitu juga sebaliknya.

Padahal, makna Syiah adalah pengikut (‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu). Quraish jelas telah memanipulasi makna Syiah. Kalau Sunnah dan Syiah tidak ada perbedaan, tentu tak perlu repot-repot mengidentifikasikan dirinya dengan nama yang berbeda. (lihat tulisan berjudul Ahmadiyah, Syi’ah dan Liberal, April 7, 2008 2:30 am).

Dan buku ini sudah dibantah oleh para ustadz dari Pondok Pesantren Sidogiri dengan buku yang berjudul, “Mungkinkah Sunnah-Syiah Dalam Ukhuwah; Jawaban Atas Buku Dr. Quraish Shihab” Buku ini mengungkap data-data asli dari kitab induk dan muktabar Syiah yang (sengaja) tidak dikutip oleh Prof. Quraish Shihab dalam bukunya tersebut, sehingga membuat kesimpulan yang tidak semestinya, seperti ungkapan beliau, “Tidak dijumpai perbedaan prinsipil antara Ahlussunah dan Syiah.”

3. Di acara Metro TV, salah seorang peserta ketika mengajukan pertanyaan berkenaan dengan latar belakang adanya kebiasaan memperingati atau merayakan hari anak yatim (10 Muharram), Quraish Shihab menjawabnya dengan memasukkan doktrin Syiah tentang perang Karbala yang menewaskan cucu Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam yakni Husein radhiyallahu ‘anhu. (Metro TV edisi Selasa 02 Ramadhan 1429 H bertepatan dengan 02 September 2008)

Menurut Quraish Shihab, perayaan anak yatim yang bertepatan dengan tanggal 10 Muharram itu adalah untuk mengenang kematian Husein radhiyallahu ‘anhu dan keluarganya yang tewas pada perang Karbala. Dari peperangan itu menghasilkan banyak anak yatim. Peristiwa Karbala yang menewaskan Husein radhiyallahu ‘anhu terjadi pada 10 Muharram tahun 61 Hijriyah.

Jawaban khas Syiah ala Quraish Shihab itu, menunjukkan bahwa ia memang penganjur Syiah yang konsisten dan gigih. Di berbagai kesempatan, bila ada peluang memasukkan doktrin dan ajaran Syiah, langsung dimanfaatkannya, apalagi di hadapan audiens yang awam (tidak mengerti apa itu Syiah, dan bagaimana ajarannya yang sesat dan menyesatkan).

4. Pada tahun 2012 Quraish Shihab ikut serta dalam acara peluncuran buku putih mazhab Syiah dan memberikan kata sambutan pada acara tersebut. Bisa anda lihat videonya pada link berikut ini
.

Namun sambutannya penuh dengan kedustaan dan manipulasi, dia berulang kali menyatakan bahwa Syiah yang ada di Indonesia adalah Syiah Ja’fariyah yang sama dengan mazhab-mazhab Ahlussunnah lainnya yang empat dan diakui oleh ulama Islam dunia. Padahal perbedaan prinsipil Syiah dengan Ahlussunnah adalah dalam persoalan akidah, adapun Quraish Shihab membandingkan Syiah dengan mazhab-mazhab fiqih Ahlussunnah.

Dia juga menyatakan bahwa tidak semua kelompok yang mengutamakan Ali atas Khulafa Ar-Rasyidin lainnya (Abu Bakar,Umar, dan Utsman) adalah Syiah, seperti Mu’tazilah Al-Bashriyah yang menyelisihi Mu’tazilah Al-Baghdadiyah dalam hal pengutamaan Ali.

Tanggapan kami: Namun ternyata para ulama menyatakan bahwa Mu’tazilah yang mengutamakan Ali atas Khulafa Ar-Rasyidin adalah Mu’tazilah Al-Baghdadiyah itupun terjadi setelah paham-paham Syiah bercampur aduk ke dalam kelompok Mu’tazilah tersebut.

Kemudian dia mengatakan bahwa sebab perbedaan umat Islam adalah Al Qur’an, Imam Abu Hanifah, Imam Syafe’I, dan Imam Ja’far merujuk Al Qur’an.
Tanggapan kami: “Kami tidak menafikan adanya perbedaan dalam memahami Al Qur’an, namun hal ini dibenarkan hanya dalam permasalahan Fiqih, sementara perbedaan dalam hal akidah tidak dibenarkan karena umat Nabi Muhammad yang bermula dari para Sahabat Nabi telah ijma’/sepakat dalam persoalan akidah, tidak ada perbedaan diantara mereka, adapun perbedaan krusial Ahlussunnah dengan Syiah adalah perbedaan akidah.
Karena Syiah memiliki rukun iman dan rukun Islam sendiri, yang berbeda dengan ijma’ kaum Muslimin.

Rukun Iman versi Syiah, (1) At-Tauhid, (2) Al-‘Adl (percaya pada keadilan ilahi), (3) An-Nubuwwah, (4) Al-Imamah, (5) Al-Ma’ad (percaya pada hari akhir)
Rukun Islam versi Syiah, (1) Shalat, (2) Puasa, (3) Zakat, (4) Khumus (kewajiban mengeluarkan seperlima harta), (5) Haji, (6) Jihad, (7) Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar, (8) Tawalla (membenci apa yang dibenci Rasul saw dan ahlul baitnya), (9) Tabarra (mencintai apa yang dicintai Rasul saw dan Ahlul Baitnya), (10) Amal Shaleh (Lihat buku 40 Masalah Syiah, Emilia Renita Az, Buku pedoman dakwah IJABI).

Kemudian Prof. Quraish Shihab menyatakan bahwa selama ini telah diadakan konferensi-konferensi ulama Islam dunia, semuanya mengakui dan memasukkan mazhab Ja’fari ke dalam mazhab Islam seperti mazhab Abu Hanifah, Maliki, Syafe’I, dan Hanbali.

Tanggapan kami: “Mazhab yang dimaksud di sini adalah pandangan seseorang dalam masalah fiqih, dan bukan mazhab akidah. Artinya semua yang melaksanakan ibadah-muamalah yang sesuai dengan kedelapan mazhab di atas adalah muslim, tidak boleh dikafirkan.

Apakah kita menganggap seseorang itu keluar dari statusnya sebagai muslim hanya karena dia sujud di atas tanah karbala? Apakah dia langsung divonis kafir karena dia tidak bersedekap dalam shalat? Apakah seseorang boleh dikafirkan hanya karena dia tidak mengucapkan “Amin” dalam shalat? Apakah seseorang murtad hanya karena mengusap kaki dalam wudhu dan tidak membasuhnya? Apakah kita boleh menganggap kafir seseorang hanya karena dia mengorientasikan pandangan fiqhnya pada mazhab ja’fari? Tentu jawaban dari ini semua adalah ‘tidak’.”

Tentang kegetolan Quraish dalam membela Syiah, LPPI pernah mendapatkan surat pernyataan dari Osman Ali Babseil (PO Box 3458 Jedah, Saudi Arabia, dengan nomor telepon 00966-2-651 7456). Usianya kini sekitar 74 tahun, lulusan Cairo University tahun 1963.

Dengan sungguh-sungguh seraya berlepas diri dari segala dendam, iri hati, ia menyatakan:
Sebagai teman dekat sewaktu mahasiswa di Mesir pada tahun 1958-1963, saya mengenal benar siapa saudara Dr. Quraish Shihab itu dan bagaimana perilakunya dalam membela aqidah Syi’ah.

Dalam beberapa kali dialog dengan jelas dia menunjukkan sikap dan ucapan yang sangat membela Syi’ah dan merupakan prinsip baginya.

Dilihat dari dimensi waktu memang sudah cukup lama, namun prinsip aqidah terutama bagi seorang intelektual, tidak akan mudah hilang/dihilangkan atau berubah, terutama karena keyakinannya diperoleh berdasarkan ilmu dan pengetahuan, bukan ikut-ikutan.

Saya bersedia mengangkat sumpah dalam kaitan ini dan pernyataan ini saya buat secara sadar bebas dari tekanan oleh siapapun.

Pernyataan itu dibuat Osman Ali Babseil sepuluh tahun lalu (Maret 1998), namun hingga kini masih relevan, karena Quraish Shihab pun hingga kini terbukti masih menyebarluaskan doktrin Syi’ah.

Kesimpulan
Setelah mengetahui siapa itu Quraish Shihab sebenarnya, sudah sepatutnya kita berhati-hati dengan segala fatwa yang keluar dari dia, begitu juga dengan buku-bukunya. Kalau merasa pemahaman agama masih lemah, lebih baik hindari bersentuhan dengan pendapat-pendapat Quraish Shihab.
Meskipun selama ini Quraish Shihab selalu mengaku bukan Syiah, namun dari gerak-gerik, sikap dan perbuatannya justru mengatakan sebaliknya. Wallahu A'lam
http://koepas.org/index.php/datfak/7...-quraish-syiah


Ini pernyataan KH. Ma'ruf tentang Quraisy Shihab pendukung Syiah
Sabtu, 14 Jumadil Awwal 1435 H / 15 Maret 2014 18:58

Najwa Shihab jadi Menteri Jokowi? Lhaa piye, Bokapnya Pendukung Syiah gitu! Anaknya?
KH. Ma'ruf Amin saat ditemui pengurus LPPI Makassar di kediamannya di Jakarta Rabu (10/3/2014)

JAKARTA (Arrahmah.com) – Pengurus Lembaga Penelitian dan Pengkajian (LPPI) Indonesia Bagian Timur, Hj. Rosmeinita Arif, MA yang tinggal di Jakarta Utara, bersama Muh. Istiqamah silaturrahim ke rumah pribadi Ketua Dewan Pimpinan MUI Pusat KH. Dr. (HC) KH. Ma’ruf Amin, Senin (10 /3/ 2014) malam.

Pada saat pertemuan itu diungkapkan beberapa hal tentang Syiah Indonesia dan tokoh-tokohnya. Diantara yang cukup signifikan, meski disebut pada point ke-5, adalah pernyataan Kyai Ma’ruf bahwa Quraisy Syihab mendukung Syiah, “Quraish Shihab itu jelas sekali mendukung Syiah dalam bukunya, Sunni-Syiah Dalam Genggaman Ukhuwah, Mungkinkah?“

Berikut ini adalah point-point yang diutarakan oleh KH. Ma’ruf Amin sebagaimana ditulis oleh Muh. Istiqamah dari LPPI Makassar Rabu (12/3/2014).

Pertama, Meskipun dalam pengurus MUI Pusat ada tokoh yang mendukung Syiah seperti Prof. Umar Shihab, Buku Panduan MUI, “Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia” tetap harus diterbitkan karena ada amanah fatwa MUI tahun 1984 untuk mewaspadai masuknya ajaran Syiah di Indonesia. Dan alhamdulillah buku itu sudah tersebar luas di masyarakat.

Fatwa 1984 tersebut masih menggantung, Syiah bagaimana yang harus diwaspadai. Karena itu, dalam buku ini kami jelaskan dan gambarkan bentuk ajaran dan pergerakan Syiah di Indonesia yang harus diwaspadai.

Kedua, Saya sebenarnya pernah diakali untuk pergi ke Iran tapi saya tidak pernah mau. Makanya yang lain pergi ke Iran, saya tidak. Karena itu, sepulang dari Iran Umar Shihab mendukung Syiah.

Ketiga, Syiah di Indonesia yang kita temukan, tidak bisa kita pungkiri memang mempraktekkan makian kepada sahabat-sahabat Nabi.

Keempat, Untuk Fatwa Nasional tentang kesesatan Syiah, kami butuh bukti lapangan orang Syiah memaki sahabat. Karena Jalaluddin Rakhmat itu sering menyangkal jika dituduh memaki sahabat.

Bukan literatur, kalau literaturnya ada. Seperti di Sampang, bukti lapangannya ada, mencaci maki sahabat Nabi. Di Jawa Timur, mereka (pemerintahnya) berani, Ulamanya bersatu. Meskipun waktu itu ada tekanan dari (beberapa orang) Kemenag, saya tetap mendukung fatwa MUI Jatim tentang kesesatan Syiah karena sudah prosedural (Baca disini:http://www.lppimakassar.com/2012/11/mui-pusat-mengesahkan-dan-mendukung.html).Begitu juga saya mendukung MUI Daerah untuk keluarkan fatwa serupa kalau sudah menemukan bukti lapangan.

Kelima, Quraish Shihab itu jelas sekali mendukung Syiah dalam bukunya “Sunni-Syiah Dalam Genggaman Ukhuwah, Mungkinkah?,”
http://www.arrahmah.com/news/2014/03...ung-syiah.html

Quraish Shihab Jawab Tudingan Syiah
Senin, 17 Februari 2014, 14:04 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ulama besar Indonesia yang juga merupakan ahli tafsir, Prof Quraish Shihab, menanggapi tudingan beberapa kalangan yang menyebutnya sebagai syiah. Dalam wawancaranya dengan Harian Republika, Quraish merespons tudingan tersebut dengan santai.

"Nabi SAW saja difitnah, apalagi cuma Quraish Shihab,"ujarnya sambil tertawa ringan. Quraish pun menantang orang-orang yang menyebutnya berpaham syiah untuk membuktikan apakah prinsip-prinsip paham yang berkembang di Iran tersebut ada dalam karyanya.

Dia menjelaskan, prinsip syiah sangat jelas seperti percaya kepada imamah. Tak hanya itu, terdapat ritual khas yang kerap dijalankan penganut syiah seperti shalat di batu karbala dan menangguhkan puasa.

"Orang-orang yang menuding saya Syiah, apakah pernah melihat saya shalat di atas batu Karbala? Apakah, ketika Ramadhan, pernah melihat saya tangguhkan buka puasa 10 hingga 15 menit, sebagaimana kayakinan Syiah."
Meski demikian, Quraish mengaku mempelajari beberapa pendapat dari ulama syiah, bahkan muktazilah. Menurutnya, semua itu dilakukan demi mempelajari keragaman yang merupakan kekayaan intelektual umat Islam.

"Jika pendapat ulama Syiah, ada yang saya ambil, bahkan Muktazilah, karena keragaman itu kita pelajari,"jelasnya. Quraish pun menegaskan penghormatannya kepada para sahabat Rasulullah SAW, termasuk Abu Hurairah.

"Tanya semua mahasiswa saya bagaimana sikap saya kepada sahabat, terhadap Abu Hurairah. Saya kira tuduhan mereka salah,"ujar Direktur Pakar Pusat Studi Quran tersebut.
http://www.republika.co.id/berita/du...tudingan-syiah

----------------------------

Seperti kata orang Barat, "Like Father, Like Son .. Like Father, like Daughter" ... jadi bisa aja bila bokapnya pendukung atau penganut paham Syiah maka anaknya juga meniru sang ayahnya, bukan? Sebaiknya ditanyakan langsung ke Najwa Shihab, dia itu muslim penganut aliran Islam Suni atau Syiah.
Diubah oleh yantique 14-10-2014 23:12
tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
28.9K
205
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672KThread41.7KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.