CutieKissAvatar border
TS
CutieKiss
Suka Duka Selama 3 Tahun Menjadi SPG Part-Timer
Halo agan-agan dan aganwati semuanya, sorry nih aku yang selama ini Silent Reader sekarang mau nyoba nge-share pengalaman. Pengalaman apakah itu? Ya, tidak lain adalah pengalamanku sewaktu menjadi SPG alias Sales Promotion Girl Part-Timer. Aku sering buka-buka Category The Lounge di Kaskus dan banyak yang membuat suatu thread yang berhubungan dengan profesi yang satu ini, baik itu hanya sekedar foto, kisah nyata, mau gosip belaka.

Kenapa aku mau menjadi SPG? Bagaimana awalnya?
Kurang lebih 6 tahun yang lalu aku mengawali status sebagai mahasiswi di sebuah perguruan tinggi swasta di ibukota. Aku kuliah sebagai mahasiswi pendatang dari luar kota tepatnya dari kota Bandung. Dengan demikian otomatis aku harus nge-kost yang tidak jauh dari lokasi aku berkuliah.

2 semester awal aku banyak bergaul dengan anak-anak yang memiliki gaya hidup ala kota besar, seperti kongkow, dugem, atau sekedar nongkrong bareng anak klub mobil. Singkat cerita banyak di antara teman-temanku yang hobi modifikasi mobil, hingga suatu hari mereka memutuskan untuk mengikuti ajang kompetisi modifikasi mobil. Nah, sudah menjadi adat di antara mereka untuk ikut menyertakan semacam SPG (waktu itu kami disebut sebagai modification babes/car babes), walaupun ini bukan acara jualan mobil. Selain mobil modifikasi yang diadu, para SPG-SPG ini juga ikut diadu, dan kompetisi seperti ini biasanya pemenangnya merupakan pilihan dari pengunjung dan peserta kontes modifikasi.

Dari situlah aku ditawari oleh teman-temanku tersebut untuk menjadi salah satu modification babes yang otomatis ikut terdaftar sebagai contestant pemilihan modication babes (dulu judulnya Hot Babes). Tanpa pikir panjang aku terima tawaran tersebut, toh ini eventnya anak muda, dan aku nggak banyak berpikir negatif waktu itu, apalagi kalo ada yang menyebut image SPG yang negatif, aku sama sekali tidak berpikir ke arah itu, karena aku menerima tawaran temanku itu hanya untuk sekedar iseng saja, bahkan aku tidak berambisi merebut mahkota kejuaraan Hot Babes seperti itu.

Singkat cerita sehari menjelang hari H, awalnya temenku bilang kalo aku cuma disuruh mejeng di deket mobilnya saja, kalo lagi banyak orang atau ada yang mau ngambil foto, aku berdiri di deket mobil, kalo lagi nggak ada orang, aku boleh duduk. Namun saat itu aku ingat sekali sempat terjadi perdebatan di antara kami, karena si temanku itu memintaku untuk menggunakan pakaian mini. Tentu saja aku tolak karena aku takut kalau ada saudaraku yang melihat aku menggunakan pakaian mini, nanti mereka berpikir negatif, terlebih orangtuaku tidak mengetahuinya. Disitulah salah satu dukanya, aku berpikir kalau tahu begini lebih baik aku tidak jadi ikutan, namun temanku terus memaksaku dengan berbagai alasan, dan bahkan yang membuatku kaget dia sudah membelikan kaos dan celana yang harus aku kenakan. Dan oh my God, kaosnya hanya berupa tank top ketat berbelahan dada rendah, yang jika aku kenakan maka pusarku akan terlihat, dan celananya lebih pantas disebut sebagai hot-pants karena ukurannya yang begitu pendek. Bukannya senang aku malah sedih, karena aku berpikir saat itu bahwa aku akan mengumbar bagian-bagian sensitifku ke para pengunjung.

Singkat cerita setelah berdebat sana- sini akhirnya aku luluh juga. Terpaksa aku menggunakan pakaian yang sudah ditetapkan oleh teman-temanku tersebut, terlebih aku melihat teman-teman cewekku yang lain yang juga menjadi modification babes disitu harus menggunakan pakaian mini, dan disesuaikan dengan bentuk tubuh mereka. Tentunya aku meminta uang saku lebih dari temanku tersebut karena memaksaku memakai pakaian seperti itu di depan orang banyak.

Hari H pun dimulai, aku sudah siap di stand dimana mobil modifikasi temanku tersebut dipajang, aku ingat banget mobilnya kala itu Nissan 350Z Fairlady, mobil yang sangat cantik, aku sempat belajar mengenai rincian apa saja yang dimodifikasi, dan tugasku adalah mejeng di sekitar mobil itu dengan pakaian yang waktu itu aku anggap kelewatan.

Ini bukan kali pertama aku berada di acara modifikasi seperti itu, tapi ini adalah kali pertama aku menjadi "SPG" di lokasi itu. Dan ya, aku sadar para "SPG" lainnya juga sering menggunakan pakaian seksi. Selama acara apa yang aku takutkan benar-benar terwujud. Ketika session photo shot, ada beberapa pengunjung yang memintaku untuk berpose-pose yang sedikit menantang. Dengan lembut aku tolak jika posenya terlalu berlebihan. Namun tidak sampai disitu, banyak pengunjung yang meminta nomor HP, pin BB, atau hanya sekedar nama. Tapi tetap aku menjaga profesionalitas, aku nggak mau yang aneh-aneh, bahkan jika ada yang memaksa, aku langsung menghindar ke kerumunan teman-temanku.

Singkat cerita acarapun selesai dan tiba saatnya untuk pengumuman pemenang. Dimulai dari pengumuman pemenenag Hot Babes alias SPG terlebih dahulu. Dan tanpa aku sangka, namaku disebut sebagai nominasi, dan aku berhasil menjadi juara ketiga dan diundang ke atas panggung. Lalu setelah itu nominasi mobil yang dimodifikasi, sayang sekali mobil temanku tidak mendapatkan tempat terbaik, dan hanya mendapatkan tempat hiburan kalau aku tidak salah ingat best sport car atau apalah itu.

Sejak saat itu, mulai ada beberapa dari kalangan yang aku seperti agency yang mendekatiku dan sepertinya mereka tertarik untuk merecruitku menjadi SPG dalam agencynya. Aku sadar ini hanya aji mumpung saja, terlebih aku saat itu masih berstatus jomblo sehingga tidak sulit bagiku untuk mengambil keputusan. Berbekal keyakinan yang aku dapatkan setelah masuk nominasi the best Hot Babes dari sekian banyaknya kompetitor saat itu, akhirnya aku memutuskan kalau aku mau bergabung dengan salah satu agency, tentunya mereka mengiming-imingiku dengan bonus yang menurut aku lumayan untuk sekedar membeli gadget atau pakaian baru.

Apa yang aku lakukan selanjutnya setelah bergabung dengan agency tersebut?
Oke, singkat cerita aku terikat kontrak selama 3 tahun dengan sebuah marketing agency bernama ****** Exhibition Group. Waktu itu ini adalah salah satu agen SPG terkenal yang sering menyediakan SPG-SPG khusus untuk pameran, launching product baru, maupun promosi perusahaan. Salah satu agency yang cukup terkenal, menurut teman-temanku yang juga ditawari bergabung dengan mereka, sehingga aku tidak ragu sama sekali untuk taken contract sama mereka. Tidak ada gaji, hanya diberikan bonus ketika acara selesai dan minimal sebulan aku harus tampil 5 jam.

Apa saja pengalaman yang aku alami?
Pekerjaan part-time pertamaku, tentu saja di bidang yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya, secara aku berkuliah di jurusan sastra Jerman. Tugas pertama kurang lebih 3 bulan setelah aku bergabung dengan agency ini, dan setelah beberapa training dan doctrinasi yang menurutku kurang penting. Ya, aku dan beberapa SPG baru di training mulai dari cara berpakaian, cara make up, cara berbicara kepada calon customer, sampai bagaimana cara berdiri di samping display unit.

Tepat 2 minggu setelah training selesai, beberapa dari kami mendapatkan tawaran untuk job pertama. Sebuah car exhibition di suatu mall di Jakarta. Aku ingat benar job pertamaku itu. Antara senang dan was-was, karena aku takut mengganggu jadwal perkuliahanku, apalagi saat itu aku adalah mahasiswi baru yang notabene jadwalnya masih padat. Setelah nego sana sini dengan si penyelenggara masalah bonus dan schedule, akhirnya aku menyetujuinya. Oke, jadi secara garis besar job SPG sebuah exhibition atau pameran itu, adalah kita stay di dekat produk yang mau dipamerkan (dibagi-bagi), lalu ada yang namanya duty hour, atau berapa jam dalam sehari kita harus show produk tersebut. Rata-rata aku dapat 4-6 jam sehari, dengan istirahat 2 kali. Sebelum acara dimulai tentunya ada briefing dari pihak pemilik produk mengenai produk, seperti spesifikasi, harga, dan benefit-benefit yang didapatkan customer jika membelinya selama pameran berlangsung. Jika ada yang ingin membeli, maka kita lempar ke bagian marketing yang standby di acara tersebut. Jadi tugas kita hanyalah membagikan brochure, mengenalkan produk kepada para pengunjung, dan menawarkan calon pembeli untuk mencoba produk yang ditawarkan.

Oke, itu tadi secara garis besar tugas yang aku lakukan, sekarang aku mau bagikan pengalaman-pengalaman apa saja yang aku pernah alami. Ya, setiap pekerjaan tentunya memiliki suka dan duka, aku mulai dengan sukanya dulu ya:

1. Suka yang pertama tentunya aku bisa dapat uang jajan lebih. Walaupun pada awalnya aku bergitu boros, dan mengikuti gaya hidup hedonisme, tapi aku sadar bahwa aku harus menabung dan menyiapkan hari esok, maka aku berusaha untuk menyisihkan sebagian hasil honorku untuk ditabung.

2. Berikutnya, aku jadi sering jalan-jalan ke luar kota, karena terkadang ada pameran di kota-kota lain, sehingga aku harus kesana, dibelikan tiket pesawat gratis, atau setidaknya diantar dengan mobil perusahaan yang mengontrak. Hampir seluruh kota-kota besar di Indonesia sudah pernah aku singgahi,m bahkan yang jauh sekalipun seperti ketika aku show di Manado.

3. Tidak jarang aku bisa kenal dengan para jajaran top executive perusahaan-perusahaan yang mengontrak aku. Karena hamnpir sebagian besar aku show untuk perusahaan otomotif, maka aku bisa kenal setidaknya marketing managernya, bahkan beberapa kali bertemu dengan CEO-nya. Mungkin agan pada bertanya memangnya untungnya apa kenal dengan mereka? Tidak lain dan tidak bukan adalah discount price yang kami dapatkan jika ingin membeli produk tersebut, ya aku bisa tawarkan kepada kenalan atau saudaraku.

4. Pakaian-pakaian yang kami gunakan, kadang diberikan gartis oleh perusahaan yang menyewa kami, walaupun ada yang dikembalikan, tapi biasanya untuk kaos, baju, celana, rok, atau topi itu diberikan kepada kami, sedangkan untuk sepatu biasanya hanya dipinjamkan saja.

5. Dapat ilmu gratis tentang kepribadian, cara makeup, hingga cara berbicara di depan umum.

Aku rasa itu sebagian suka yang aku alami selama menjadi SPG, sekarang giliran dukanya, ya:

1. Capek, ya betul, bayangkan saja kami harus berdiri sekian jam, dengan sepatu hak tinggi, jelas sangat melelahkan, dan tidak jarang kaki kami terasa kesemutan jika sepatunya tidak pas dengan telapak kaki kami.

2. Digodain, ya ini sudah bukan menjadi rahasia umum, apalagi jika kami terpaksa mengenakan seragam SPG yang berukuran minim, sudah hampir selalu ada cowok-cowok yang ngedekatin kami tapi bukan karena tertarik dengan produk yang kami tawarkan melainkan karena hanya ingin berkenalan dengan kami. Bahkan kami pun sudah hafal modusnya, bahkan tidak sedikit dari kami yang sampai tahu gerak-gerik pengunjung yang datang ke sebuah pameran hanya untuk menggoda kami dan bukan untuk melihat produk yang ditawarkan.

3. Masih nyambung dengan nomor 2 diatas, kami harus mengaktifkan 2 buah nomor ponsel, yang pertama nomor asli kami dimana hanya kami berikan kepada teman, keluarga, pacar, suami, dan secara terbatas kolega kerja kami, sedangkan nomor kedua hanya bersifat temporary atau sementara, karena banyak calon customer yang mengaku akan membeli produk kami asalkan diberikan nomor HP, atau sekedar minta janjian untuk bertemu di suatu tempat untuk proses pembelian produk tersebut, sehingga kami harus selalu menyediakan nomor sementara yang sewaktu-waktu bisa kami ganti jika sudah terlalu mengganggu kami.

4. Pakaian yang kami kenakan. Ya, bisa dibilang hampir selalu setiap kami bertugas, kami dibebankan untuk mengenakan pakaian yang minim, terkadang tanpa tujuan, asalkan itu memperlihatkan sedikit belahan dada, paha, atau bahkan pusar. Tentunya hal ini tidak memberi kenyamanan kepada kami karena kami harus bergerak dengan hati-hati, duduk dengan sembunyi-sembunyi, dan bahkan kami merasa was-awas jika ada pengunjung yang datang menghampiri kami dengan kamera atau handphone.

5. Masih berhubungan dengan nomor di atas, karena pakaian kerja kami cenderung terbuka, maka sudah jadi kewajiban kami untuk menjaga tubuh kami. Bahkan sering sekali kami tidak mendapatkan job karena terdapat lecet di kulit kaki kami, atau hanya karena badan kami terlihat sedikit gemuk jika memakai pakaian ketat.

6. Ketika kami sudah mendapatkan job contract, dan jatuh disaat kami sedang datang bulan, oh my God, itu sangat menderita sekali, dan kami terlebih jika kami harus menggunakan rok mini, sangat tidak nyaman, tetapi karena sudah terikat contract, sehingga no negotiation, the show must go on.

7. Tidak jarang godaan datang bukan hanya dari pengunjung saja, tapi juga dari supervisor kami sendiri. Mulai dari hanya sekedar mengajak makan bareng, ngajak dugem, hingga diminta menemai tidur di sebuah hotel. Tentunya kami tidak mau dianggap semurah itu, walaupun disisi lain, kami terancam kehilangan job kami karena menolaknya, tapi harga diri kami jauh lebih tinggi dari sekedar mendapatkan job yang berujung pada hal-hal negatif.
(bersambung...)
Diubah oleh CutieKiss 24-08-2014 08:35
0
22.1K
145
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.