Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

yantiqueAvatar border
TS
yantique
Suerrr ... Mulai Rindukan SBY, Pasar Tidak Happy dgn "Monopoli" Kekuasaan ala Jokowi
Suerrr ... Mulai Rindukan SBY, Pasar Tidak Happy dgn "Monopoli" Kekuasaan ala Jokowi



Mulai Rindukan SBY, Pasar Tidak Happy dengan "Monopoli" Kekuasaan ala Jokowi
30th September 2014 , 12:09 PM

Terlalu bagus untuk diyakini. Itulah gambaran apa yang diungkapkan ekonom Kampus, yakni Lydia Natitupulu dalam kolomnya di harian Jakarta Post.

Lydia yang yang juga seorang dosen fakultas ekonomi UI menjelaskan bahwa kebijakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengutip Faisal Basri kepada kesejahteraan masyarakat masih setengah hati.

Mengangkat hasil dari konferensi di Canberra mengenai warisan presiden yang dipilih secara langsung itu, memang ada program berjalan, dan ada "program tidak ada progam." Dengan kata lain progam yang muncul untuk gagal karena dana fiskalnya ditiadakan untuk belanja subsidi.

Christopher Manning (dari Australian National University) dan Riyana Miranti (University of Canberra) memberikan gambaran progam yang berjalan, yakni pengurangan data orang orang miskin. Tingkat kemiskinan turun satu persen, yang artinya sedikit lebih baik selama 2004-2013 dibandingkan pada era Soeharto 1987-1996.

SBY juga berhasil memberi jalan pada pertumbuhan ekonomi, dengan adanya kebijakan inovatif termasuk reformasi struktur pemerintahan, administrasi dan dan kemampuan untuk memberi sedikit nafas kepada mereka yang tertinggal di balik kencangnya pertumbuhan dengan bantuan langsung tunai yang menjadi dopamin bagus dan sejenis narkotika sementara demi melepaskan diri dari ketidakstabilan politik. Jokowi bisa belajar dari hal ini.

Program lain seperti Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM), bantuan tunai, beras miskin (raskin), beasiswa sekolah dan kredit mikro, walau belum sempurna tetapi memberikan kontribusi terhadap pengurangan tingkat kemiskinan dengan jaring pengaman sosial, yang bisa lebih bertahan dari setiap krisis yang ada.

Adapun Faisal Basri mengkritik progam tersebut sarat dikorup dan hasilnya kurang produktif, dengan produk domestik bruto (PDB) masih sangat rendah sebesar 1,2 persen, dibandingkan dengan Timor-Leste (5,9 persen), Vietnam (4,7 persen), Malaysia (3,7 persen) dan Thailand (3,6 persen). Ditambah rasio gini masih terlalu besar. Koefisien Gini ada antara 0,35 dan 0,40 dan bahkan meningkat menjadi 0.41 setelah 2011 selama masa jabatan kedua.

Ketika SBY berkuasa pada tahun 2004, hanya lima tahun setelah keruntuhan ekonomi, ia mewarisi perekonomian yang masih sangat rapuh, dengan pemerintah yang secara kelembagaan lemah dan dengan ruang fiskal sangat sempit.

Di bawah pemerintahannya, ada manajemen ekonomi makro yang sukses dengan melibatkan anak muda rising star para Keynesian, yakni mereka yang tidak ambil pusing pada ideologi negara seperti Sri Mulyani, Agus Martowardjojo dan lalu Chatib Basri.

Keberadaaan anak muda didukung oleh payung hukum keuangan yang baik yaitu UU 2003 tentang Fiskal dan independensi Bank Indonesia.

Secara khusus, utang publik menurun dari 90 persen dari PDB menjadi sekitar 25 persen. Dan yang terdengar melegakan, hutang pada IMF berhasil dilunasi.

Walau masih banyak carut marut. Namun, SBY pula yang berhasil menjaga stabilitas politik, dan bahkan pemilu dia tinggalkan dengan kemenangan anak kampung yang bukan bagian dari elite Jakarta bernama Jokowi.

Jokowi dimunculkan partai pengusungnya sebagai antitesis dari SBY. Dan Jokowi terlihat lebih senang membully pasar dengan mengupayakan pengurangan impor dan melakukan proteksionisme.

Kurang lebihnya SBY bisakah Jokowi memperlihatkan hal terbaik yang bisa dia berikan setidaknya pada satu tahun pertama pemerintahan? Yakni kebijakan yang swift, cepat, memberikan kepastian dan stabilitas?

Pasar meragukan hal itu, karena Jokowi masih terjebak ideologi dan enggan membuka ruang koalisi yang besar sebagaimana SBY. Jokowi tidak kenal kompromi, dan bagi pasar, sesuatu yang tanpa kompromi terdengar mirip seperti monopoli.
http://www.fiskal.co.id/berita/fiska...i#.VDDh4Khi5RI

Jokowi dan PDIP Jangan Monopoli Pemerintah
Selasa, 18 Maret 2014, 17:11 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Amanat Nasional (PAN) menyatakan, wacana menduetkan Joko Widodo (Jokowi)-Hatta Radjasa merupakan logika yang bagus. Karena Jokowi memiliki citra yang bagus. Sehingga, harus didukung orang yang mampu menata internal pemerintahan. "Jokowi dan PDIP jangan berpikir untuk monopoli (pemerintah) karena menilai sebagai partai besar," kata Wakil Ketua Majelis Pertimbangan Pusat PAN, AM Fatwa di Jakarta, Selasa (18/3).

Menurut dia, dalam membangun nusantara harus didukung seluruh elemen bangsa. Sebelumnya, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri telah mengeluarkan surat perintah harian yang isinya mendukung Jokowi sebagai capres partai.

Surat perintah itu dibacakan Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDIP di Jakarta, Jumat (14/3) siang. Di wilayah Marunda, Jakarta Utara, Jokowi mengatakan siap melaksanakan mandat tersebut.
http://www.republika.co.id/berita/pe...oli-pemerintah


Rupiah Masih Terseok di Level Rp12 Ribu
Widyasari - 30 September 2014 16:51 WIB

Metrotvnews.com, Jakarta: Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada penutupan transaksi Selasa sore (30/9/2014) ini cenderung masih terpuruk.

Data Bloomberg, setelah dibuka melemah pagi tadi di level Rp12.228 per USD, sore ini rupiah ditutup di level Rp12.187 per USD. Pada penutupan sore kemarin, rupiah juga sudah mencapai level psikologis Rp12 ribuan.

Berdasarkan data Yahoo Finance, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa (30/9/2014) sore ini ditutup di level Rp12.204 per USD. Adapun kurs yang ditransaksikan pada hari ini ditetapkan antara Rp12.158 - Rp12.260.

Adapun, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), nilai kurs rupiah pada Selasa (29/9/2014) berada di level Rp12.121.

Research and Analyst PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, dari sisi fundamental, outlook kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) yang cukup hawkish masih membayangi kinerja rupiah.

"Investor cemas bank sentral AS mungkin dapat menaikkan suku bunga lebih cepat setelah mengakhiri program pembelian obligasinya seiring berlanjutnya momentum pemulihan ekonomi AS," kata Zulfirman dalam risetnya yang diterima Metrotvnews.com, Selasa (30/9/2014).

Dia menambahkan, investor juga khawatir dengan berlarutnya defisit neraca perdagangan Indonesia setelah data pagi tadi menegaskan ancaman perlambatan ekonomi Tiongkok, mitra dagang utama Indonesia. Indeks manufaktur Tiongkok (versi HSBC) direvisi turun dari 50,5 menjadi 50,2 untuk bulan September.

Investor juga mewaspadai resiko politik Indonesia setelah koalisi partai pendukung Jokowi kalah dalam voting Undang-Undang Pilkada.

"Ini dapat menimbulkan keraguan akan kemampuan Presiden Indonesia berikutnya (Joko Widodo) dalam menjalankan program reformasi struktural yang dicanangkannya, mengingat koalisi partai pendukung Jokowi hanya memiliki suara 39% di DPR. Investor juga terlihat berhati-hati menjelang publikasi data inflasi, neraca perdagangan, dan manufaktur Indonesia pada 1 Oktober mendatang," pungkasnya.
http://ekonomi.metrotvnews.com/read/...evel-rp12-ribu

Aksi Jual Investor Asing Marak, IHSG Merosot 51 Poin
Jum'at, 03 Oktober 2014 16:12

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan di antara bursa saham Asia menjelang akhir pekan. Tekanan IHSG itu dipicu dari aksi jual investor asing dan dolar menguat terhadap rupiah.Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (3/10/2014), IHSG melemah 51,46 poin atau 1,03 persen menjadi 4.949,34. Indeks saham LQ45 tergelincir 1,06 persen menjadi 833,91.

Seluruh indeks saham acuan tertekan pada hari ini.Ada sebanyak 225 saham melemah sehingga menambah tekanan ke IHSG. Sementara itu, hanya ada 88 saham menguat dan 59 saham diam di tempat. Pada hari ini, IHSG berada di level tertinggi 5.014,57 dan terendah 4.933,04.Transaksi perdagangan saham pada hari ini tidak terlalu ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 198.749 kali dengan volume perdagangan saham 5,13 miliar saham.

Nilai transaksi harian saham Rp 5,5 triliun.Sebagian besar sektor saham tertekan pada hari ini kecuali sektor saham infrastruktur naik 0,73 persen. Sektor saham perdagangan tergelincir 1,93 persen. Lalu sektor saham keuangan melemah 1,88 persen, dan sektor saham konstruksi turun 1,84 persen.Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi jual mencapai Rp 900 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 900 miliar.Walau IHSG melemah 1 persen, ada sejumlah saham mencatatkan top gainer. Saham GSMF naik 22,89 persen menjadi Rp 102 per saham, saham PSDN naik 15,91 persen menjadi Rp 153 per saham, dan saham CTTH mendaki 11,76 persen menjadi Rp 76 per saham.

Sedangkan saham-saham mencetak top losers yaitu saham TFCO melemah 24,73 persen ke level Rp 700 per saham, saham INVS turun 12,10 persen menjadi Rp 690 per saham, dan saham SSTM tergelincir 11,65 persen menjadi Rp 91 per saham.Analis PT Asjaya Indosurya Securities, menuturkan, IHSG kembali tertekan saat level support 4.933 berhasil dijebol secara teknikal. Tekanan terhadap indeks saham juga dipicu dari penguatan dolar Amerika Serikat (AS) sehingga membuat rupiah tertekan. Pelaku pasar cenderung menunggu dari gebrakan pemerintahan baru sehingga mengalihkan dananya ke dolar dari bursa saham.

"Pelaku pasar asing telah mulai keluar dari pasar modal. Tapi memang belum terlalu mengkhawatirkan. Pelaku pasar mengalihkan investasi dari saham ke mata uang dolar. Mengingat Oktober minim sentimen," ujar William, saat dihubungi Liputan6.com.Berdasarkan kurs tengah BI, rupiah berada di kisaran 12.144 per dolar Amerika Serikat (AS) dari Kamis 2 Oktober 2014 di kisaran 12.136. Di tengah IHSG terpuruk, bursa saham Asia cenderung menguat menjelang akhir pekan.

Indeks saham Jepang Nikkei naik 0,3 persen. Indeks saham Hong Kong Hang Seng menguat 0,6 persen. Lalu diikuti indeks saham Sydney naik 0,4 persen dan indeks saham Taipei menguat 1,5 persen.Sedangkan bursa saham Shanghai dan Korea Selatan libur nasional. Selain itu, indeks saham India libur merayakan Dussehra.
http://palingaktual.com/1043699/aksi...rosot-51-poin/


Ketidakpastian Politik Bikin IHSG Terjerembab
Jumat, 3 Oktober 2014 17:47 WIB

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sentimen negatif terus menggelayuti lantai bursa, seiring dengan ketidakpastian politik di Indonesia. Meski sempat memasuki zona penguatan pada awal perdagangan hari ini, Jumat (3/10/2014), indeks melemah cukup dalam hingga sesi penutupan.

Di tengah menguatnya bursa saham di kawasan Asia Pasifik, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah sebesar 51,46 poin atau 1,02 persen di posisi 4.949,34. Volume perdagangan mencapai 5,1 miliar lot saham senilai Rp 5,48 triliun. Terdapat 88 saham yang diperdagangkan menguat, 225 saham melemah dan 59 saham stagnan.

Saham-saham yang memberikan turnover negatifterbesar bagi pemegang saham adalah BBRI (Rp 10.025), BMRI (Rp 9.650), BBCA (Rp 12.125), WIKA (Rp 2.490), WTON (Rp 1.010). Sementara itu, saham-saham yang memberikan turnover positif terbesar bagi pemegang saham adalah TLKM (Rp 2.790), EXCL (Rp 6.225), PGAS (Rp 5.850), INCO (Rp 3.560), LCGP (Rp 496).

Hampir seluruh sektor saham memerah hari ini, yaitu agribisnis (-1,35 persen), pertambangan (-0,34 persen), industri dasar (-1,26 persen), aneka industri (-0,16 persen), konsumer (-0,66 persen), properti (-1,83 persen), keuangan (-1,88 persen), perdagangan (-1,92 persen) dan manufaktur (-0,7 persen). Satu-satunya sektor saham yang menguat adalah infrastruktur (-0,73 persen).

Bursa di kawasan Asia Pasifik sebagian besar menguat pada akhir pekan ini, sembari menunggu rilis data ketenagakerjaan AS, meski pada pagi hari bursa Hong Kong sempat melemah akibat aksi protes aktivis pro demokrasi.
Indeks Hang Seng Hong Kong ditutup menguat 0,64 persen atau 147,49 poin, di level 23.080,47. Sementara itu, indeks Nikkei225 berakhir menguat 0,3 persen atau 46,66 poin menjadi 15.708,65. Bursa Sydney juga menguat 0,39 persen atau 20,50 poin menjadi 5.318,2.
http://palingaktual.com/1044055/keti...jerembab/read/


Jokowi: Kalau Saya Bagi-bagi Kursi, Sudah Menang dari Kemarin
Jumat, 3 Oktober 2014 | 18:54 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) mengaku masih mempertahankan prinsip menolak bagi-bagi kursi dalam menjalin kerja sama dengan partai politik. Dampaknya, pihaknya kalah dalam "pertarungan" politik di Dewan Perwakilan Rakyat melawan Koalisi Merah Putih.

"Kalau saya bagi-bagi kursi, ya sudah menang dari kemarin," ujar Jokowi di Masjid Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (3/10/2014).

Setidaknya, Koalisi Indonesia Hebat yang mendukung Jokowi-JK kalah terkait pengesahan UU MPR, DPR, DPD, dan MPR (MD3), pengesahan tata tertib DPR, pengesahan UU Pilkada, hingga pemilihan pimpinan DPR 2014-2019.

Meski demikian, Jokowi yakin peta politik bakal berubah nantinya. "Dalam politik itu setiap hari bisa berubah, setiap minggu bisa berubah dan setiap detik bisa berubah," ucap politisi PDI Perjuangan itu.

Jokowi mengaku ingin mengajak kerja sama politik dengan cara yang benar, yakni dilandasi oleh semangat pembangunan bangsa dan negara.

Sebelumnya, Jokowi memberi jatah 16 kursi menteri dari 34 kementerian untuk parpol pendukung. Hanya saja, Jokowi belum mengungkapkan jumlah kursi yang akan diberikan kepada masing-masing parpol. Hingga saat ini, Koalisi Indonesia Hebat belum mendapat tambahan dukungan parpol.
http://nasional.kompas.com/read/2014...g.dari.Kemarin


Jokowi kukuh tak tawarkan jatah menteri ke KMP
Sabtu, 04 Oktober 2014 - 21:56 WIB

Suerrr ... Mulai Rindukan SBY, Pasar Tidak Happy dgn "Monopoli" Kekuasaan ala Jokowi
Calon Presiden yad, Jokowi

KANALSATU - Meski Koalisi Indonesia Hebat yang dibangun partai-partai pendukungnya ‘hancur’ pada ‘pertarungan’ di parlemen, Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) menegaskan sikapnya tidak pernah menawarkan jatah jabatan menteri kepada partai pengusung Koalisi Merah Putih.

“Kami tidak pernah menawar-nawari jatah menteri untuk Koalisi Merah Putih,” kata Jokowi menjawab pertanyaan wartawan seusai peresmian Patung dan Boulevard Soekarno di komplek perkantoran Pemerintah Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah, Sabtu (4/10/14).

Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta itu, usulan nama calon pejabat di kabinetnya baru disampaikan kepada ketua partai-partai pendukung Koalisi Indonesia Hebat. “Saya baru menyampaikan kepada ketua-ketua partai. Kami minta secepatnya untuk memberikan nama-nama untuk diusulkan masuk ke kabinet. Soal itu, kami setiap jam selalu melakukan komunikasi.”

Seusai menghadiri peresmian patung Soekarno, Jokowi kemudian menonton konser musik Slank di Stadion Pandan Arang, Kab. Boyolali didampingi Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Walikota Surakarta FX Hadi Rudyatmo dan Bupati Boyolali Seno Samodro.
http://kanalsatu.com/id/post/32851

----------------------------------

Suerrr ... Mulai Rindukan SBY, Pasar Tidak Happy dgn "Monopoli" Kekuasaan ala Jokowi

Salam 5 jari ... itu maksudnya Pancasila le ... selalu ingat 5 sila dan diamalkan baik-baik, insya Allah hidupmu dan kariermu selamat sampai 5 tahun berikutnya!


emoticon-Ngakak
0
13.1K
145
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.8KThread41.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.