Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

megareservoirAvatar border
TS
megareservoir
Yang Tak Pernah Ada di Sinetron Ganteng-ganteng Serigala
Halo agan-agan bagi pecinta GGS maupun yang bukan emoticon-Big Grin

Simak yuk ini sinetron kaya apa... cekidooot emoticon-Big Grin emoticon-Big Grin

DITAYANGKAN setiap hari dengan ramuan itu-itu saja, Ganteng-Ganteng Serigala (GGS) malah semakin punya rating bagus di jam primetime. Dari sisi kreatif tayangan ini bahkan tidak bagus. Selain menyadur cerita Twilight tentang vampir yang terlibat asmara dengan manusia, yang paling memprihatinkan dari sinetron ini adalah adegan komedi dan asmara yang overload. Sangat risih saat menyaksikan pasangan pemeran utamanya tampil satu scene dan bertatapan, berdekat-dekatan seakan-akan hendak saling berciuman. Apa kabarnya jika yang menyaksikan tayangan itu anak-anak kecil?

GGS masih diminati remaja, terutama yang datangnya dari kalangan menengah. Sementara banyak pula remaja/pelajar yang membenci tayangan GGS ini karena satu dan lain hal. Beberapa di antaranya adalah minimnya aktifitas sekolah pada umumnya. Bukankah setting GGS adalah di sekolah? Tapi mengapa adegan yang tercipta melulu soal itu-itu saja?

Inilah beberapa hal yang tak akan pernah kamu temukan dalam sinetron GGS:

1. Interaksi dalam Kelas

Entah sekolah macam apa yang mengharuskan muridnya memakai ‘jas kebesaran’ warna hitam seperti itu. Lengkap dengan gedung alakadarnya yang kurang mencerminkan ekslusifitas. Dalam GGS sangat jarang menemukan karakternya berdialog atau berinteraksi dalam ruangan kelas. Bahkan interaksi antarguru dan murid. Setidaknya adegan mengacungkan tangan saat jam pelajaran. Barangkali untuk menunjukkan bahwa tokoh utama perempuan gadis yang cakap dan pintar. Tapi jadinya? Tokoh utama Sissy ini jago soal asmara. Bisanya manja, manyun, cengeng, sok imut, sok lucu. Mana adegan prestasi beliau-beliau ini mas bro?!

2. Adegan Upacara Bendera

Dalam GGS, mereka-mereka ini anak-anak SMA kan? Otomatis akan ada aktifitas upacara bendera. Tim kreatif bisa membuat adegan tersebut agar suasana sekolah lebih terasa? Tapi demi nilai praktis dan asal jadi, adegan selalu dibuat di tempat yang itu-itu saja.

3. Dialog diskusi tentang Pelajaran

Di GGS tokoh utamanya seperti buta akan pelajaran. Kita bahkan tidak tahu mereka kelas berapa, mereka jurusan apa. Apakah IPA, IPS, atau bahasa? Atau jangan-jangan mereka nggak pernah masuk kelas tiap hari? Bisanya nongkrong di jam istirahat dan ngobrol-ngobrol soal cinta? Dalam GGS, sangat jarang bahkan tak pernah mereka diskusi soal pembuatan tugas makalah misalnya, tugas drama bahasa Indonesia misalnya, bahkan sekadar masuk perpustakaan dan masuk lab Kimia. Mereka berpakaian itu-itu saja tiap hari dan membicarakan roman picisan yang membuat mereka sok dewasa dan ganjen.

4. Mana Dialog Bahasa Inggrisnya? Katanya Sekolah Internasional?

Saya baru buka wikipedia dan di sana disebut bahwa sekolah tempat Digo dan Sissybersekolah adalah international school. Namun pernahkah kita mendengar mereka dialog bahasa Inggris barang di kelas atau di luar jam pelajaran? Mengingat di sekolah beginian atau di sekolah umum biasa, kerap kali ada English Day, atau hari dimana anak-anak wajib sebisa mungkin berinteraksi dengan menggunakan bahasa Inggris. Yeah, meski tidak semua SMA melakukannya, tapi untuk ukuran international School, agak aneh karena Digo dan Sissy tak pernah sekalipun dialog bahasa Inggris. Atau setidaknya tokoh-tokoh ekstras lain. Menyeramkan, bukan?

5. Mana Adegan Ekskulnya, Mas Bro?!

Dunia SMA identik dengan kegiatan ekstrakulikuler. Tapi saya mau tanya sama GGS lovers, ekskulnya si Sissy sama Digo itu apa? PMR, Pramuka? Basket? Futsal? Ataukah international School yang dimaksud setara perkuliahan diploma? Kalau gitu mana UKM-nya? Unit Kegiatan Mahasiswa-nya? Di sinilah adanya pembiaran dari tim kreator. Berpikir kalau bumbu-bumbu yang bisa jadi penguat dan pemanis itu ditiadakan.

*

Memang beginilah sisi-sisi sedih dunia pesinetronan genre sinetron kejar tayang kita. Tidak setiap hal memang tidak perlu diceritakan. Karena memang bukan itu fokus utama, tapi tim kreatif bisa membuat suatu adegan tampak lebih nyata dengan memasukkan unsur-unsur atau setting penguat. Agar sinetron tidak malah terkesan terjadi di awang-awang atau dunia antah berantah.

Dengan bumbu-bumbu sekolah, GGS bisa kelihatan lebih manusiawi dan khas remaja Indonesia. Simak film AADC? Selain romance khas remaja, dibalurkan juga sisi-sisi positif seperti ketertarikan terhadap sastra dan adegan-adegan pendukung lain yang sangat schoolish. Selain mengenalkan identitas diri dan memaparkan pengalaman ketertarikan terhadap lawan jenis, sisi-sisi pendidikan juga tidak ketinggalan. Namun dalam GGS sayangnya kita tidak akan pernah menemukan hal itu. Melulu adegan nonmuhrim berdua-duaan, berdekat-dekatan layaknya mereka mau kimpoi besok.


sumber
http://hiburan.kompasiana.com/televi...la-672903.html
0
5.2K
48
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.1KThread83.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.