- Beranda
- Berita dan Politik
Menanti Hasil 'Perkimpoian' BUMN Dahlan Iskan
...
TS
lukay75
Menanti Hasil 'Perkimpoian' BUMN Dahlan Iskan
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan resmi meluncurkan pembentukan holding BUMN Perkebunan dan Kehutanan di Surabaya, Jawa Timur pada Kamis (2/10). Foto: bumn.go.id
Quote:
Rimanews - Menteri BUMN Dahlan Iskan meresmikan peleburan BUMN perkebunan dan kehutanan menjadi satu holding BUMN. Adalah PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III yang akan menjadi induk holding BUMN perkebunan. Sedangkan BUMN kehutanan akan berinduk ke Perum Perhutani (persero).
Belajar dari peleburan BUMN di masa lalu, prosesnya tidak mudah. Namun holding adalah sebuah keharusan agar sebuah BUMN dapat berjalan dengan baik dan mampu bersaing di kancah regional serta global.
Holding BUMN perkebunan dan kehutanan ini akan menyatukan PTPN I hingga XIV. Dalam peleburannya, pemerintah akan mengalihkan 90 persen sahamnya di PTPN I hingga XIV ke PTPN III (persero). Pemerintah masih akan memiliki 100% saham di PTPN III yang bertindak sebagai holding.
Wilayah operasional masing-masing PTPN berbeda-beda. Untuk PTPN I hingga VII beroperasi di wilayah Sumatera, PTPN VIII-XII di Jawa, PTPN XIII beroperasi di Kalimantan, dan PTPN XIV di Sulawesi.
Sementara holding BUMN kehutanan akan menyatukan 5 BUMN. Nantinya, kepemilikan saham pemerintah pada PT Inhutani (Persero) I-V seluruhnya dialihkan kepada Perum Perhutani (Persero). Dengan demikian, nantinya saham holding BUMN kehutanan yang dipimpin oleh Perum Perhutani akan dimiliki pemerintah.
Daerah operasional Perum Perhutani (Persero) beroperasi di seluruh Pulau Jawa, sedangkan PT Inhutani I-V mengelola bentang alam di seluruh Sumatra, Kalimantan ,dan Sulawesi.
Hadirnya holding BUMN perkebunan dan kehutanan ini merupakan “warisan” terakhir Dahlan Iskan yang akan segera lengser dari jabatannya per 20 Oktober. Dahlan berharap holding ini nantinya bisa membuat BUMN go international dan mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan kelas dunia lainnya.
“Kita harapkan perkebunan ini akan sangat maju karena peranan BUMN perkebunan hanya 9 persen dari total hasil kebun nasional,” jelas Dahlan saat meresmikan holding BUMN di Surabaya, Kamis (2/10/2014).
Dahlan mengakui bahwa peranan perkebunan setiap tahun terus merosot. Kehadiran holding BUMN diharapkan mampu menjadikan perusahaan perkebunan dan kehutanan yang sangat besar dan dapat bersaing secara global.
Holding juga diharapkan membuat BUMN perkebunan dan kehutanan dapat lebih efisien dibandingkan dengan perusahaan terpisah-pisah. Dengan begitu, laba perusahaan perkebunan dan kehutanan akan terus meningkat.
"Sehingga nanti perkebunan BUMN bisa menyamai perkebunan swasta yang maju," harapnya.
Harapan boleh tinggi, namun untuk mencapainya tentu bukan hal yang mudah. Belajar dari penyatuan BUMN semen ke dalam PT Semen Gresik Tbk (kini PT Semen Indonesia Tbk), prosesnya sungguh tidak mudah.
Penyatuan BUMN semen sebenarnya terjadi karena sebuah “keterpaksaan”. Pada tahun 1995, Semen Gresik membutuhkan pendanaan untuk ekspansi. Namun pemerintah tidak mau menyuntikkan modal. Hasil “otak-atik” pemerintah akhirnya memunculkan penggabungan Semen Tonasa dan Semen Padang ke dalam Semen Gresik.
Pembentukan holding BUMN (BUMN Incorporated) merupakan gagasan dari mantan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN Tanri Abeng. Gagasan itu akhirnya diterapkan untuk 3 BUMN semen itu. Tahun 1995, resmi Semen Tonasa dan Semen Padang dilebur ke Semen Gresik.
Hasil “kimpoi paksa” itu ternyata tidak mulus. Muncul resistensi karena ketika itu masing-masing BUMN sama-sama sedang tumbuh dan besar. Sempat muncul demo-demo penolakan sehingga mengganggu operasional. Holding BUMN Semen baru menunjukkan titik cerahnya ketika pemerintah menunjuk Dwi Soetjipto menjadi Dirut Semen Gresik.
Dwi Soetjipto dengan telaten melakukan pendekatan hingga akhirnya beragam penolakan dapat diredam. Ia juga menciptakan perubahan besar sehingga Semen Gresik bisa melebur dengan baik dengan Semen Padang dan Semen Tonasa. Tepat pada tanggal 20-12-2012, lahirnya PT Semen Indonesia Tbk yang merupakan holding dari Semen Padang, Semen Tonasa, dan Semen Gresik.
Tak hanya berhenti menjadi pemain nasional, Semen Indonesia kini juga berkiprah ke kancah regional. Pada tahun 2012, Semen Indonesia mengakuisisi pabrik semen di Vietnam, Thang Long. Semen Indonesia terus memperluas jaringan regionalnya dan berencana mengakuisisi pabrik-pabrik semen di Asia Tenggara dan juga Bangladesh. Nama Semen Indonesia pun kini sangat diperhitungkan di kancah Asia.
Apa yang dilakukan Semen Indonesia tentu bukanlah sebuah proses yang mudah dalam waktu singkat. Butuh waktu bertahun-tahun dan kepemimpinan yang visioner. Ada pula dukungan dari para karyawan dan stakeholders. Tanpa itu semua, mustahil Semen Indonesia bisa lahir dan menjadi pemenang di Asia.
Akankan holding BUMN perkebunan dan kehutanan menyusul kesuksesan Semen Indonesia? Di tangan yang tepat, apapun tidak ada yang tidak mungkin.
Belajar dari peleburan BUMN di masa lalu, prosesnya tidak mudah. Namun holding adalah sebuah keharusan agar sebuah BUMN dapat berjalan dengan baik dan mampu bersaing di kancah regional serta global.
Holding BUMN perkebunan dan kehutanan ini akan menyatukan PTPN I hingga XIV. Dalam peleburannya, pemerintah akan mengalihkan 90 persen sahamnya di PTPN I hingga XIV ke PTPN III (persero). Pemerintah masih akan memiliki 100% saham di PTPN III yang bertindak sebagai holding.
Wilayah operasional masing-masing PTPN berbeda-beda. Untuk PTPN I hingga VII beroperasi di wilayah Sumatera, PTPN VIII-XII di Jawa, PTPN XIII beroperasi di Kalimantan, dan PTPN XIV di Sulawesi.
Sementara holding BUMN kehutanan akan menyatukan 5 BUMN. Nantinya, kepemilikan saham pemerintah pada PT Inhutani (Persero) I-V seluruhnya dialihkan kepada Perum Perhutani (Persero). Dengan demikian, nantinya saham holding BUMN kehutanan yang dipimpin oleh Perum Perhutani akan dimiliki pemerintah.
Daerah operasional Perum Perhutani (Persero) beroperasi di seluruh Pulau Jawa, sedangkan PT Inhutani I-V mengelola bentang alam di seluruh Sumatra, Kalimantan ,dan Sulawesi.
Hadirnya holding BUMN perkebunan dan kehutanan ini merupakan “warisan” terakhir Dahlan Iskan yang akan segera lengser dari jabatannya per 20 Oktober. Dahlan berharap holding ini nantinya bisa membuat BUMN go international dan mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan kelas dunia lainnya.
“Kita harapkan perkebunan ini akan sangat maju karena peranan BUMN perkebunan hanya 9 persen dari total hasil kebun nasional,” jelas Dahlan saat meresmikan holding BUMN di Surabaya, Kamis (2/10/2014).
Dahlan mengakui bahwa peranan perkebunan setiap tahun terus merosot. Kehadiran holding BUMN diharapkan mampu menjadikan perusahaan perkebunan dan kehutanan yang sangat besar dan dapat bersaing secara global.
Holding juga diharapkan membuat BUMN perkebunan dan kehutanan dapat lebih efisien dibandingkan dengan perusahaan terpisah-pisah. Dengan begitu, laba perusahaan perkebunan dan kehutanan akan terus meningkat.
"Sehingga nanti perkebunan BUMN bisa menyamai perkebunan swasta yang maju," harapnya.
Harapan boleh tinggi, namun untuk mencapainya tentu bukan hal yang mudah. Belajar dari penyatuan BUMN semen ke dalam PT Semen Gresik Tbk (kini PT Semen Indonesia Tbk), prosesnya sungguh tidak mudah.
Penyatuan BUMN semen sebenarnya terjadi karena sebuah “keterpaksaan”. Pada tahun 1995, Semen Gresik membutuhkan pendanaan untuk ekspansi. Namun pemerintah tidak mau menyuntikkan modal. Hasil “otak-atik” pemerintah akhirnya memunculkan penggabungan Semen Tonasa dan Semen Padang ke dalam Semen Gresik.
Pembentukan holding BUMN (BUMN Incorporated) merupakan gagasan dari mantan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN Tanri Abeng. Gagasan itu akhirnya diterapkan untuk 3 BUMN semen itu. Tahun 1995, resmi Semen Tonasa dan Semen Padang dilebur ke Semen Gresik.
Hasil “kimpoi paksa” itu ternyata tidak mulus. Muncul resistensi karena ketika itu masing-masing BUMN sama-sama sedang tumbuh dan besar. Sempat muncul demo-demo penolakan sehingga mengganggu operasional. Holding BUMN Semen baru menunjukkan titik cerahnya ketika pemerintah menunjuk Dwi Soetjipto menjadi Dirut Semen Gresik.
Dwi Soetjipto dengan telaten melakukan pendekatan hingga akhirnya beragam penolakan dapat diredam. Ia juga menciptakan perubahan besar sehingga Semen Gresik bisa melebur dengan baik dengan Semen Padang dan Semen Tonasa. Tepat pada tanggal 20-12-2012, lahirnya PT Semen Indonesia Tbk yang merupakan holding dari Semen Padang, Semen Tonasa, dan Semen Gresik.
Tak hanya berhenti menjadi pemain nasional, Semen Indonesia kini juga berkiprah ke kancah regional. Pada tahun 2012, Semen Indonesia mengakuisisi pabrik semen di Vietnam, Thang Long. Semen Indonesia terus memperluas jaringan regionalnya dan berencana mengakuisisi pabrik-pabrik semen di Asia Tenggara dan juga Bangladesh. Nama Semen Indonesia pun kini sangat diperhitungkan di kancah Asia.
Apa yang dilakukan Semen Indonesia tentu bukanlah sebuah proses yang mudah dalam waktu singkat. Butuh waktu bertahun-tahun dan kepemimpinan yang visioner. Ada pula dukungan dari para karyawan dan stakeholders. Tanpa itu semua, mustahil Semen Indonesia bisa lahir dan menjadi pemenang di Asia.
Akankan holding BUMN perkebunan dan kehutanan menyusul kesuksesan Semen Indonesia? Di tangan yang tepat, apapun tidak ada yang tidak mungkin.
Quote:
0
1.5K
Kutip
5
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
672.1KThread•41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya