Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • Militer
  • Harap harap Cemas Kehadiran Ksatria Baru Nusantara (Rafale)

davearmstrongAvatar border
TS
davearmstrong
Harap harap Cemas Kehadiran Ksatria Baru Nusantara (Rafale)
Siapa yang tidak kenal dengan Rafale? Pemerhati
dunia militer, khususnya dunia aviasi militer pastilah
mengenal sosok pesawat tempur andalan Armee de
l’Air atau AU negeri Pakdhe Sarkozy ini.

Sosok pesawat tempur, yang dijuluki Bill Gunston
“the most beautiful fighter aircraft ever” , kini sedang
menjadi buah bibir di bebagai media publikasi
militer, bukan karena segudang prestasi tempur, tapi
karena kegagalannya memenangkan kontrak
pesanan dari bebeberapa negara sepanjang 3 tahun
terakhir. Sebegitu burukkah nasib si Badai ini? Tak
adakah keberuntungan yang menaungi si Badai yang
baru diproduksi 160 unit ini?.

Ternyata dewi fortuna berpihak pada Rafale, durian
runtuh buat Dassault, Thales, dan SNECMA sebagai
system vendor utama Rafale. Siapakah yang jadi
dewa penolong Rafale?. Sebelum mengungkap tabir
misteri pemberi napas baru program Rafale, kita
bedah dulu si Badai ini.

Jin Rafa a.k.a Rafale, selayang pandang
Rafale, adalah pesawat tempur generasi 4+ yang
menjadi andalan Armee de l’Air (AU Prancis) yang
digadang-gadang sebagai ujung tombak armada
untuk menggantikan Mirage 2000 dan Mirage F1
sebagai frontline fighter. Uniknya, desain pertama
Rafale adalah mengacu pada “carrier based fighter”
atau pesawat tempur yang berpangkalan di kapal
induk yang kemudian konsep desain berkembang
dan diaplikasikan untuk versi AL dan AU. Peran
utama yang diemban Rafale adalah superioritas
udara, interdiksi, pengintaian, dan platform strategis
peluncur rudal nuklir.

Meskipun memiliki dimensi fisik relatif kecil, Rafale
mampu bawa persenjataan dalam volume yang
sanggup membuat mata terbelalak. 9,5 ton
persenjataan pada 14 cantelan di bawah perut,
pastilah suatu angka yang impresif, bukan? 14
cantelan itu bisa diisi berbagai “aksesoris” mulai dari
rudal AAM MICA dan Meteor. Khusus untuk baseline
F3 dan F3R, berbagai macam senjata anti permukaan
baik itu itu rudal macam Exocet AM39, Hammer
AASM, atau rudal jelajah gress SCALP EG, serta
berbagai jenis bom pintar dapat dibawa oleh Rafale.
Itu soal tentengan, bagaimana dengan jeroan? Bicara
jeroan, Rafale memiliki sederet sensor yang menjadi
mata dan telinga yang diakui oleh industri adalah
salah satu yang terbaik di dunia. “Mata” sang Badai,
bertumpu pada radar Thales RBE2 PESA (passive
electronically scanned array)/AESA pada varian
F3R. Selain radar, sistem pengindera pasif dengan
sensor optik/infra merah OSF racikan Thales, yang
merupakan sistem penjejak optik/infra merah
pertama yang muncul di pespur Barat (sebelumnya
hanya dimiliki oleh Flanker family dan MiG-29M milik
Rusia).

Selain kedua sensor tersebut, Rafale memiliki suatu
piranti yang tak kalah eksotis dan sudah teruji dalam
medan tempur, dan berbagai ajang latihan taktis
bersama negara NATO. Piranti tersebut adalah
SPECTRA, bikinan Thales dan MBDA, yang berfungsi
sebagai perangkat perang elektronika (pernika)/
electronic warfare. Perangkat ini yang membuat
Rafale satu-satunya pesawat tempur NATO yang
mampu lolos dari sergapan S-300V dalam suatu
simulasi latihan.
Rafale sebagai pendamping Su-35, first line fighter
TNI AU

Saat TNI AU mulai mempublikasikan wacana
pengadaan pespur sebagai pengganti F-5, sederet
nama kandidat mulai bermunculan. Dan Rafale,
muncul sebagai salah satu kandidat utama. Apa
alasan akhirnya Rafale jadi kandidat kuat. Simak
saja fakta dibawah ini:


Red Flag exercises: Rafale C sukses
membukukan skor kill total 26-3 dalam
skenario CAP-WVR dan kill 20-2 dalam
CAP-BVR. Rafale menjadi bagian dari blue
force, melawan red force yang terdiri dari
F-15, F-16, dan EF Typhoon.


Red Flag exercises: Rafale C sukses
menghindari lock on dari sistem SAM yang
disimulasikan S-300V. Menjadi satu-
satunya pemegang rekor “no kills by SAM”
dalam sejarah Red Flag!.

Dassault sudah mengendus peluang ini dan pernah
mengirimkan proposal acquisition offering. Sayang,
proposal pertama ini gagal, meskipun dari sisi user
sendiri sudah menunjukkan minat tinggi. Kegagalan
ini disebabkan karena dassault tidak bersedia
memenuhi permintaan ToT kita untuk program IFX
dengan skema harga dan volume pembelian yang
kita mau. Bayangkan saja mereka menuntut kita
untuk beli 64 Rafale B/C baseline F3 dan F3R dengan
harga fantastis yang tidak mungkin kita jangkau.
Sebagai informasi, item ToT mencakup engine
Snecma M88, radar Thales RBE2, dan avionics
system integration.

Namun, ternyata kebutuhan financing mereka untuk
program baseline F3R memaksa Dassault cs kembali
datang dengan menawarkan skema baru yang lebih
atraktif. Selain ada price per unit yang 22% lebih
rendah dari initial offering, juga ada ToT penuh untuk
spare parts, dan teknologi sensitif yang melekat pada
Rafale. Mereka juga setuju untuk memberikan
teknologi mesin SNECMA M-88B-4, radar RBE2
AESA, dan……seluruh perangkat perang elektronika
SPECTRA, serta source code data link yang
memungkinkan Rafale bisa “ngobrol” dengan armada
Sukhoi kita! Selain itu mereka juga siap mendukung
program pengembangan “network centric battle
management system” yang sedang dirintis oleh
Dephan.

Gayung bersambut, proposal terbaru tersebut sudah
mendapat clearance berlapis, hingga ke tingkat
decision maker tertinggi. Skema yang disetujui
adalah sebagai berikut:

[bagian akhir artikel bung Narayana ini sengaja tidak saya sertakan utk menghindari terguncangnya kawasan (formil) ]

ditulis di jkgr oleh Narayana
sumbernya : jakartagreater.com/kehadiran-ksatria-baru-nusantara/
0
11.5K
62
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer
MiliterKASKUS Official
20KThread7.4KAnggota
Urutkan
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.