Setelah dirilisnya iPhone pertama kali tahun 2007 dan peluncuran Android yang merajai pasar smartphone dunia saat ini?, banyak orang merindukan kembali ponsel BlackBerry mereka terutama untuk alasan pekerjaan. Seperti diketahui perusahaan-perusahaan sering menyuplai ponsel pintar untuk memudahkan kinerja karyawan dan beberapa tahun terakhir perangkat BlackBerry mulai ditinggalkan oleh mereka karena dianggap kurang modern. Akhirnya, saat Apple dan Google meningkatkan fokus pada keamanan sistem operasinya dan BlackBerry makin terjepit, kaum profesional diizinkan membawa perangkat mereka sendiri untuk digunakan bekerja. Inilah kebijakan yang disebut "bring your own device" (BYOD), yang makin lazim diadopsi perusahaan-perusahaan.

Namun, baru-baru ini sebuah tren menarik muncul: para pekerja menginginkan kembali BlackBerry mereka.

Tom Kaneshige dari CIO melaporkan bahwa terjadi fenomena menarik di berbagai perusahaan. Ditemui makin banyak karyawan yang segan menggunakan smartphone iPhone dan Android milik mereka sendiri dan meminta kembali BlackBerry dari kantor demi penggunaan yang menyangkut urusan pekerjaan. Kini para pegawai ingin departemen TI mereka beralih ke BlackBerry.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Ada beberapa alasan untuk itu.

Pertama, adanya kecemasan privasi. Saat para karyawan menggunakan ponsel Android dan iOS mereka sendiri di kantor, departemen TI akan mendapatkan akses ke semua data pribadi yang ada di aplikasi korporat yang mungkin tersimpan dalam perangkat ponsel. Mereka ini biasanya tidak mau file-file pribadi diakses saat staf TI kantor memperbaiki atau melakukan pengaturan seperti mengatur penerimaan email korporat di smartphone pribadinya.

Di samping itu, mereka yang ditanya Kaneshige mengatakan mereka bermasalah serius dengan software manajemen perangkat mobile dan aplikasi-aplikasi relevan di dalam ponsel karena masalah-masalah semacam habisnya baterai lebih cepat dan lambannya sistem operasi. (ap)

sumber