Perkenalkan, nama saya Dwi Indah Anggraini. Teman-teman di dunia nyata sering memanggil saya Indah, tetapi sebagian dari mereka memanggil saya dengan sebutan Indul. Saya lahir di Bontang Utara, 10 Juni 1997 (17tahun looh.. cieee.. ). Saya sekarang sedang duduk di bangku Sekolah Menengah Atas Negeri yang tergolong favorit di kota Salatiga. Walaupun, saya tinggal di rumah yang tidak beralamatkan Salatiga, saya dari TK hingga sekarang mengenyam bangku pendidikan di kota kecil tersebut.

Saya merupakan anak ke-2 dari dua bersaudara. Background pendidikan orang tua saya biasa-biasa saja, Bapak yang hanya lulusan STM dan sekarang bekerja di perusahaan swasta, dan Ibu yang merasakan dunia perkuliahan akan tetapi tidak bekerja, hanya mendidik dua anaknya. Saya dan kakak saya terpaut usia 3 tahun, sekarang dia sedang menjalani studinya di Institut Teknologi Bandung.

Alhamdulillah, saya terlahirkan dikeluarga yang sangat harmonis dan cukup, baik cukup dari segi fisik dan batin. Saya sangat sayang keluarga saya, bahkan keluarga besar dari Mbah Buyut. Karena merekalah, ada saya.

Saya memang tidak dilahirkan sepandai kakak saya, yang saya ketahui bahwa dia memang sering meraih juara dari SD-SMA. Sertifikatnya pun segudang. Berbeda dengan saya, saya tidak begitu pandai dalam hal akademis, tidak pintar namun tidak juga lambat dalam belajar. Bisa dikatakan saya adalah siswi biasa, dengan kemampuan rata-rata. Tidak heran apabila orang tua saya sedikit menganggap sedikit “remeh” akan akademis saya, tapi mereka sangat mendukung saya sepenuhnya dengan apa yang saya lakukan.

Namun, saya mempunyai kelebihan dibandingkan kakak saya, mandiri. Saya bisa dibilang mandiri sejak kecil, mandiri yang bukan hanya mandiri tapi juga dengan bumbu berani. Bisa dibilang over confident. Namun, saya sendiri saja heran, karena dari SD saya yang melanjutkan ke SMP Negeri 1 hanya saya, dan saya yang memang tidak dilahirkan seperti bidadari mengakibatkan tingkat percaya diri saya luntur. Ditambah lagi, yang nervous berlebihan ketika berbicara di muka umum. Anehnya lagi, kalau sedang bersama teman-teman dan orang yang sudah akrab bisa bersenda-gurau hingga volume suara tak terkontrol.

Iya, itu Indul yang dulu. Ketiidakpercayaan diri itu saya pelihara hingga kelas 1 SMA.

Jauh berbeda dengan Indul yang kemarin-kemarin. Indul membuka mata ketika sudah di SMA. Walaupun, SD dan SMP juga pernah mengikuti beberapa event perlombaan dan juga pernah sekali mengikuti event perlombaan nasional di akhir tahun SMP (hanya peserta), rasanya saya masih belum puas dengan prestasi yang pas-pasan itu.

Sederhana saja, karena hanya melihat kakak saya yang juga menjadikan motivasi saya Bukannya saya iri dan membenci kakak saya, tapi itu seperti sugesti dalam diri sendiri untuk membuahkan prestasi diusia saya ini.

Singkat cerita, saya mengikuti kegiatan penelitian (kerja dalam tim dan kebetulan saya adalah team leadernya) di awal bulan Desember 2012. Awalnya saya diragukan orang tua saya, dan hampir tidak diizinkan untuk mengikuti kegiatan tersebut. Namun, saya dengan modal nekat, saya tetap melakukan penelitian di bidang elektro tersebut. Waktu liburan pun saya gunakan untuk meneliti di kampus Universitas Kristen Satya Wacana. Waktu yang terus berputar, hingga awal Agustus saya dan tim mengirimkan naskah penelitian tersebut ke Direktoran Pembinaan SMA, Kementrian Pendidikan di Jakarta Selatan dalam event Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia tahun 2013.

Sebelum mengikuti event tersebut, awal tahun pertama SMA saya disuruh guru TIK untuk mengikuti olimpiade computer. Awalnya saya menerima, karena saya lebih memilih penelitian, maka saya resign dari tim olimpiade. Bulan Februari merupakan bulan yang sedikit menyebalkan bagi guru pembimbing penilitian saya, karena konsentrasi saya harus pecah untuk mengikuti lomba lain. Saya mengikuti lomba KOMPeK (Kompetisi Ekonomi) 15 di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sampai ke tingkat nasional yang penuh akan perjuangan di sekolah, namun sayang.. pulang hanya membawa sejuta pengalaman.

Kembali ke dunia penelitian saya. Sebenarnya saya sangat pesimis untuk menjadi tim finalis OPSI Nasional 2013. Oleh karena itu, penelitian tersebut saya ikutkan lomba di UGM dengan lomba yang berjudul Triton di pertengahan bulan September 2013.

Ternyata Tuhan sedang berpihak kepada keberuntungan saya. Pengumuman Triton untuk presentasi dihadapan dosen-dosen juri di akhir September. Sembari melakukan persiapan, ternyata tim saya dinyatakan lolos untuk menjadi finalis nasional OPSI 2013 yang harus menyiapkan pameran dan presentasi di akhir Oktober.

Dengan latihan presentasi yang lumayan menguras waktu, dalam event perlombaan Triton UGM tim saya mendapatkan juara 2 dengan uang pembinaan 3juta rupiah. Wahh… Senang sekali rasanya mendapatkan uang sebanyak itu tanpa meminta orang tua.

Akhir Oktober, saatnya ke Jakarta (pengalaman ke dua kalinya ke ibukota, aduh.. katrok banget ya gan ). Kepercayaan diri saya yang luntur itu ternyata sudah melekat ke diri Indul yang sesungguhnya, dengan penuh kepedean.. saya dan tim melakukan tanya jawab dengan juri ketika gelar pameran. Karena dengan Tanya-jawab itu, yang menentukan untuk maju ke tahap selanjutnya, yaitu tahap presentasi. Sempat down ketika ditanya tapi tidak bisa jawab -_-

Hari berikutnya yang akhirnya, saya dan tim dipersilakan untuk maju presentasi dihadapan 6 juri yaitu dosen-dosen dari PTN ternama. Saat itu, saya yang menyampaikan presentasi, teman saya menjadi operator. Saya presentasi tanpa bantuan microphone dan hasilnya…. Suara saya sering melengking Tapi, Alhamdulillah lancar.

Malamnya, malam yang ditunggu-tunggu oleh semua peserta OPSI se-Indonesia. Pengumuman. Malam Jumat, tanggal 24 Oktober 2013. Saya dan tim dinyatakan pemenang juara 1/ peraih medali emas, mendapatkan uang pembinaan 15juta dan beasiswa per anak 3.6juta. Senangnya bertubi-tubi. Berhubung ibu berulang tahun tanggal 18 Oktober, kemenangan tahun lalu menjadi hadiah terindah untuk beliau. 
Alhamdulillah..

Alhamdulillah, saya memperoleh medali dan kejuaran dalam satu tahun itu. Tahun 2013 merupakan tahun yang memberikan pelajaran hidup kepada saya, dan membawakan sejuta pelajaran serta pengalaman. Saya ingat betul, awal tahun 2013 saya membuat resolusi:
Ternyata, resolusi saya waktu itu tercapai. horeeeeee!!

Belajar dari tahun lalu, awal tahun 2014 saya juga membuat resolusi. Seperti ini:

Tidak disangka-sangka, ternyata saya mendapatkan kesempatan untuk mewakili Indonesia mengikuti ajang perlombaan international di Los Angeles bulan Mei lalu dalam event Intel International Science and Engineering Fair 2014.
Tentunya, untuk menjadi delegasi Indonesia harus melalui tahap seleksi yang memakan waktu berbulan-bulan. Memang, keringat tidak akan pernah mengkhianati. Walaupun saya hanya menjadi peserta dalam ajang tersebut, saya mendapatkan miliaran pengalaman yang tidak dapat dinikmati semua orang, seperti saya. (Lumayan, jalan-jalan gratis ke LA selama seminggu )

OPSI 2013

UGM Triton 2013



Los Angeles, Intel ISEF 2014.