Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ratjhelAvatar border
TS
ratjhel
FIF Taman Palem MENGECEWAKAN!
Salam sejahtera buat kaskuser semuanya...
Newbie mau coba post perdana nih...
Cerita ini baru ane post disini sekarang karena sebelumnya ane udah pernah coba post di forum-forum seperti det*k dan k*mpasiana, eeeh ternyata kagak lolos-lolos moderasi emoticon-No Hope
Iseng baca-baca kaskus, baru tau ane kalo forum kita tercinta ini bisa nyalurin uneg-uneg kaskuser yang lagi gedeg gan emoticon-Ngakak
oon banget ya ane baru tau, bahaha... emoticon-Malu
ok deh monggo jika berkenan agan boleh simak cerita ane... emoticon-Kiss

Hari Selasa siang, tanggal 26 Agustus 2014 saya datang ke dealer resmi Honda Cengkareng yang bernama Cengkareng Motor dan dilayani dengan baik oleh pegawai perempuan bernama Sumi. Saya menanyakan garis besar prosedur kredit motor beserta detail/perincian biaya DP serta cicilan per bulan di dealer tersebut. Saya telah menyampaikan maksud saya di awal bahwa saya ingin tanya-tanya dulu dan kemungkinan baru akan mulai kredit di awal bulan Oktober. Lalu saya ditawarkan untuk di-survey terlebih dahulu, dengan catatan bahwa saya tidak harus langsung bayar DP maupun cicilan awal segera setelah survey dilakukan. Saya lalu menyetujui untuk disurvey di hari yang sama.

Sekitar pukul 15:45 saya ditelepon oleh surveyor yang hendak menyurvey saya segera di hari itu juga, dimana saat itu saya sedang sendiri di rumah. Saya lalu menjelaskan perihal ketidakadaan orang lain di rumah selain saya dan apakah hal tersebut tidak menjadi masalah, menilik kemungkinan akan dibutuhkan salah satu anggota keluarga saya sebagai saksi/penjamin. Lalu surveyor menanyakan berapa usia saya, dan setelah saya jawab ia memberitahu bahwa usia saya telah mencukupi untuk menjadi pemohon tunggal (23).

Sekitar pukul 16:00 surveyor datang. Surveyor seorang laki-laki bertubuh kurus, pendek, berambut pendek, berjerawat dengan gigi berkawat mengendarai sepeda motor honda scoopy hitam tanpa plat nomor. Saya pun telah menyiapkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan yang telah saya tanyakan via telepon sebelumnya. Disini kesan pertama yang ditimbulkan surveyor sudah cukup buruk. Setelah saya menyilakan duduk, bukannya langsung menyurvey saya, ia malah sibuk telpon-telponan entah dengan siapa.

Sekitar 15 menit kemudian, baru ia menyudahi pembicaraan di telepon dan beralih pada kegiatan yang SEHARUSNYA ia lakukan dari AWAL kedatangannya di rumah saya. Ia mulai menyurvey saya, mengenai data diri saya dan keluarga, pekerjaan saya, penghasilan saya, keadaan rumah saya dll. Surveyor pun menanyakan apa saya pernah kredit kendaraan apapun sebelumnya. Saya jawab dengan sejujurnya, bahwa saya belum pernah mengambil kredit dalam bentuk apapun seumur hidup saya. Usai menyurvey, surveyor meminta saya menandatangani hasil surveynya. Disini letak kesalahan fatal saya. Karena ketika diminta menandatangani, saya tidak membaca dan memeriksa dengan detail hasil survey tersebut.

Kemudian surveyor memberi selembar dokumen dan meminta salah satu dari orang tua saya sebagai penjamin untuk menandatangani dokumen tersebut. Agak gondok, saya konfirmasi ulang bahwa di rumah saat itu sedang tidak ada SIAPAPUN karena Ayah & Ibu saya sedang ada urusan. Akhirnya ia menyerahkan dokumen itu dan menginformasikan bahwa saya bisa menyerahkan dokumen tersebut besok ke dealer cengkareng motor jika sudah ditandatangani. Surveyor lalu menjabarkan detail pembayaran cicilan dan tetek bengeknya, bahwa saya tidak boleh terlambat bayar, harus tepat waktu karena kena denda, kalau saya telat bayar insentif untuknya tidak bisa cair dll dsb. Saya yang BUTA sama sekali tentang dunia perkreditan lantas iya-iya saja dan di akhir pertemuan surveyor berkata bahwa setelah saya mengembalikan dokumen tersebut saya bisa langsung membayar DP di dealer cengkareng motor. Saya yang memang sudah menyampaikan maksud saya dari awal saya mendatangi dealer pun menyimpan dokumen tersebut dengan rencana bahwa saya akan datang ke dealer di awal bulan Oktober dan melunasi DP serta angsuran pertama serta mengembalikan dokumen tersebut.

Tepat seminggu kemudian (2 September 2014), saya menerima SMS otomatis dari FIFGROUP yang menyatakan bahwa permohonan kredit saya ditolak. Saya kaget bukan kepalang. Saya tidak bisa membalas ataupun menelepon nomor tersebut karena itu nomor otomatis, dan saya tidak punya nomor apapun yang bisa dihubungi berkaitan dengan FIFGROUP. Akhirnya saya telepon pegawai dealer yang bernama Sumi dan meminta konfirmasi dari SMS tersebut. Sumi pun membenarkan bahwa kredit saya memang ditolak, saya tanya apa alasan ditolaknya, dan Sumi mengaku tidak tahu secara detail, ia hanya diberitahu oleh FIFGROUP bahwa permohonan pengajuan kredit saya ditolak karena dua alasan; bad character dan lingkungan bermasalah. Saya yang sekali lagi BUTA akan dunia perkreditan sama sekali, menanyakan maksud yang explainable dari alasan-alasan tersebut.

Sumi pun menghubungkan saya dengan pihak FIF via telepon. Telepon diangkat oleh lelaki bernama Anggun. Tanpa berpanjang lebar saya tanya maksud dari alasan itu. Alangkah kagetnya saya bahwa ternyata pada data yang dikumpulkan oleh surveyor saya dinyatakan bermasalah karena SERING BERHUTANG dengan leasing dan tidak melunasinya. Saya betul-betul shock, murka, ah pokoknya tidak terdeskripsikan perasaan saya kala itu. Betapa kurang ajar! Ngerti pun tidak, tahu-tahu saya difitnah seperti itu. Jelas saya tidak terima. Saya menyatakan dengan sejelas-jelasnya bahwa saya, RACHEL P LASMANA S (nama sesuai KTP) TIDAK PERNAH BERHUTANG MAUPUN BERMASALAH DENGAN LEASING MANAPUN. Saya menuntut konfirmasi dari mana info itu berasal, dan Anggun berkata bahwa data ini didapat dari hasil survey lingkungan. Oke. Sampai disini ada dua hal dalam benak saya. Pertama, saya TIDAK PERNAH diberitahu sebelumnya oleh surveyor yang menyurvey saya bahwa ada dua jenis survey, yang mana saya memang baru pertama kali mengajukan aplikasi kredit dan berdasarkan asumsi subjektif saya, dari percakapan akhir dengan surveyor bisa saya simpulkan bahwa saya lolos survey dan tinggal bayar ke dealer saja. Kedua, saya langsung negative thinking dan su'udzon kepada orang-orang yang tinggal di lingkungan saya. Saya curiga bahwa ada di antara mereka yang sengaja menjelek-jelekkan saya yang jelas berakibat fatal.

Saya jelas berang. Saya meminta kejelasan dan pertanggungjawaban dari pihak FIF karena peristiwa ini jelas-jelas merugikan nama baik saya. Anggun menawarkan agar kami bertemu muka di dealer Cengkareng Motor pada hari Rabu, pukul 12:00 jam makan siang. Saya pun setuju.

Malam itu juga, sepulang kerja, segera saya konfirmasi kepada tetangga-tetangga saya dan mereka membenarkan bahwa mereka telah disurvey oleh surveyor dengan maksud dan tujuan kredit motor saya dan mereka mengelak pernah menjelek-jelekkan saya di depan surveyor. Mereka bahkan menginfokan bahwa si surveyor mengatakan bahwa ia tidak diberi 'uang rokok' oleh saya dan karena itu saya tidak lolos. Saya juga menanyakan ciri-ciri fisik dari surveyor kedua dan berdasarkan pengamatan tetangga saya sepertinya surveyor ini berbeda dengan surveyor sebelumnya. Dari cerita tersebut saya kembali berasumsi bahwa ternyata si-surveyor-lah biang keroknya. Tentu saya lebih percaya tetangga yang lebih saya kenal daripada surveyor yang tidak saya kenal sama sekali.

Hari Rabu sebelum jam makan siang saya kembali menghubungi Anggun untuk memastikan pertemuan. Ternyata pertemuan dibatalkan secara sepihak oleh Anggun dengan alasan ia sedang ada kerjaan. Ia menawarkan pertemuan ulang di kantor FIF cabang Mall Taman Palem pada pukul 08:00 keesokan harinya, untuk bertemu langsung dengan atasannya yang bernama Bapak Asep, ia serta surveyor yang menyurvey saya yang bernama Febri. Saya setuju.

Hari Kamis pagi pada pukul 07:45 saya datang ke kantor cabang FIF di ruko Mall Taman Palem. Saya kemudian bertanya pada security FIF dan dijawab bahwa baik Bapak Asep maupun Bapak Anggun belum datang. Saya memaklumi dan menunggu sampai sekitar pukul 08:15. Alangkah kecewanya saya ketika kembali disambut oleh security dengan jawaban bahwa baik Anggun maupun Bapak Asep juga belum datang. Saya memutuskan untuk tidak menunggu lagi mengingat saya harus bekerja.

Saya pun kembali mendatangi kantor FIF keesokan harinya. Kali ini saya datang pada pukul 08:10. Betapa menyebalkannya ketika saya kembali disambut dengan jawaban bahwa kedua orang tersebut masih belum ada. Security bahkan menambahkan bahwa jika ingin bertemu mereka biasanya mereka datang baru sekitar setengah sembilanan.

Saya betul-betul kecewa dan marah. Saya mencoba menyelesaikan masalah secara kekeluargaan tapi sama sekali tidak ada itikad baik dari pihak FIF, terkhusus pihak FIF cabang Taman Palem. Yang jelas saya tidak anggap masalah ini selesai, jika suatu ketika saya dihadapkan pada masalah hukum karena kasus fitnah ini, saya tidak akan ragu untuk menempuh jalur hukum.


Itulah sekilas uneg-uneg dari ane gan. Ane sih sama sekali ga ngarep lagi supaya permohonan kredit motor ane lolos gan, karena ane sendiri udah beli motor secara cash walau second . Yang penting halal gan duitnya, biar rejeki ane ga seret. Tujuan ane mosting kasus ini cuma satu: supaya kaskuser lain ga ngalamin lagi yang ane alamin. Thanks buat agan-agan yang udah mau baca thread ane.

AUTOMATED SMS DARI FIFGROUP:
FIF Taman Palem MENGECEWAKAN!

update: buat yang baca thread ane setengah-setengah, ane tegasin lagi ya, ane ga ada niatan maksain acc kredit ane di-approve, ane cuma mau itikad baik dari pihak FIF. secara ane merasa dirugikan. coba ente pikir, kan itu data-data ane yang diinput sama surveyor didokumentasi. nah kalo di satu leasing ane udah punya catatan hitam kayak gitu, apa ga akan kemungkinan nyusahin ane nantinya? buat ente yang males baca post ane yang panjang kali lebar kali tinggi ya ga usah dibaca, ane ga maksa kok. emoticon-Cape deeehh
Diubah oleh ratjhel 06-02-2015 01:19
0
34.4K
60
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Surat Pembaca
Surat PembacaKASKUS Official
13.1KThread2KAnggota
Urutkan
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.