- Beranda
- The Lounge
Pikiran Orang Lewat Bahasa Tubuh
...
TS
massprii
Pikiran Orang Lewat Bahasa Tubuh
Quote:
NUMPANG NITIP CATETAN DIMARI
Pikiran Orang Lewat Bahasa Tubuh
Quote:
Berbohongkah dia saat mengalihkan pandangan?
Dia tersenyum, apakah tanda tertarik?
Sikap marah apakah selalu ditunjukkan dengan muka “merah padam”?
Tanda orang sedang sedih, kecewa, atau stres bisakah ditutup-tutupi?
Dia tersenyum, apakah tanda tertarik?
Sikap marah apakah selalu ditunjukkan dengan muka “merah padam”?
Tanda orang sedang sedih, kecewa, atau stres bisakah ditutup-tutupi?
Quote:
Dalam berkomunikasi dengan orang lain, kita tidak bisa lepas dari komunikasi nonverbal yang diperlihatkan oleh lawan bicara kita
Sering kali, pesan yang disampaikan oleh bahasa nonverbal justru mengandung makna sebenarnya dari pembicaraan itu karena bahasa tubuh seseorang tidak dapat dihindari. Bahkan, seorang ahli pun tidak bisa memanipulasi keadaan. Buku yang hadir di hadapan anda saat ini, memaparkan berbagai rahasia bahasa tubuh sehingga dapat membantu anda dalam memahami pikiran dan perasaan seseorang. Bahkan, pada saat orang tersebut tidak berkata apa-apa, anda dapat mengenali perangainya secara lebih mudah. Hal itu karena kunci pergaulan terletak dari bagaimana anda memahami lawan bicara anda.
Quote:
Mengapa Harus Memahami Bahasa Tubuh?
Quote:
MENJALIN HUBUNGAN antar-pribadi dalam sehari-hari tidaklah mudah seperti yang kita harapkan. Banyak aspek pendukung yang menjadi kunci keberhasilan seseorang dalam bersosialisasi, di antaranya adalah bagaimana kita berkomunikasi dengan orang lain.
Quote:
Seperti kita maklumi, sifat dan karakter orang per orang sangatlah berbeda dan kadang sulit diprediksi.
Sering kali, kita tersentak pada perilaku seseorang yang selama ini dipersepsikan baik, ternyata mempunyai tabiat yang tidak mengenakkan tanpa diketahui siapa pun.
Begitu juga sebaliknya, orang yang tak pernah kita sangka baik, malah mempunyai pendaran cahaya baik di hatinya. Siapa tahu?
Barangkali, Komunikasilah hal yang paling cocok untuk mengetahui lebih dalam harta karun tersebut. Tapi, komunikasi ideal seperti apa yang mampu memberikan pencerahan kepada kita tentang bagaimana cara memahami orang lain dengan segala kekurangan dan kelebihannya? Mengoptimalkan sisi-sisi kehidupan lawan bicara, menganalisanya secara tajam, dan mempraktikan beberapa eksperimen sehingga reaksinya dapat kita tuai sebagai pelajaran hidup.
Memang, kita akan terkesan seperti seorang detektif yang mengutak-atik dan mengobrak-abrik seluruh data penting seseorang.
Kadang-kadang, hal ini membuat orang lain tak nyaman dengan cara komunikasi kita. Akan tetapi, pelajaran seperti ini yang diharapkan dilakukan sepanjang hayat, mutlak dilakukan sehingga kita mampu menyelami dan memosisikan diri kita jika menjadi lawan bicara. Dengan “menduplikasikan” sedikit perilaku mereka, kita akan lebih bijak menyikapi hidup.
Sering kali, orang memandang bahwa mempelajari lawan bicara hanya cukup dari cara mereka bertutur kata. Orang yang pandai berbicara dan mengumbar janji, lebih dianggap telah mumpuni terhadap segala hal.
Padahal, pendapat ini perlu dipertanyakan keabsahannya karena ada cara lain yang lebih dapat mewakili pribadi seseorang, yaitu komunikasi nonverbal.
Sebenarnya, setiap hari kita telah terbiasa menggunakan bahasa tanpa ucapan, orang mengenalnya sebagai bahasa tubuh atau body language.
Kita sering mengamati rekan kerja di kantor yang acuh tak acuh saat di ajak berbicara, spontan mengalihkan topik pembicaraan, ataupun tanda kegemaran dari raut wajahnya.
Dari situ, kita telah bisa mencoba mengurai sebuah pertanyaan, “mengapa dia bersikap seperti itu?” sehingga dihasilkan jawaban, “sepertinya, aku harus melakukan ini, deh!” namun, yang menjadi kendala adalah kita dengan latihan mempelajari bahasa tubuh secara optimal. Hasilnya kita selalu terjebak pada sebuah rutinitas penguraian masalah yang itu-itu saja dan menjemukan.
Pernahkan anda berpikir ketika mendapat masalah dan bertanya, “kayaknya aku pernah mengalami problem ini dengan si A, deh!” atau “wah, kena masalah dengan si B lagi, nih!” atau “kasus itu lagi....” bahwa semua itu adalah kegagalan kita dalam memahami bahasa tubuh seseorang?
Apabila telah tahu ada perubahan tatapan mata, ekspresi wajah, ataupun gerak-geriknya, kita harus segera melakukan tindakan emergency agar tak mendapatkan “berkah” timpaan masalah.
Tindakan darurat yang mesti dikerjakan adalah koreksi diri sendiri terlebih dahulu, lalu melakukan eksperimen pancingan, dan analisis ulang tindakan kita.
Memang, tidak lah mudah untuk mengawali segala sesuatu yang bukan merupakan sebuah kebiasaan di lingkungan kita. Mempelajari bahasa tubuh orang lain, jangan dikesankan sebagai hal yang membuat kita risih dan menjemukan.
Justru dengan mengetahuinya, kita telah menemukan sebagian dari ilmu tentang psikologi kelakuan manusia secara otodidak.
Membaca literatur yang berkaitan dengan pelajaran bahasa tubuh juga menjadi ladang yang baik untuk memulai kegiatan mengasyikkan ini. Tak jarang, berbagai disiplin ilmu nan padat kata-kata ilmiah bertaburan di sepanjang lembaran buku bagi orang awam, tetapi kita bisa memulainya dari satu macam disiplin ilmu; kinetics (mempelajari komunikasi dan bahasa tubuh), proxemics (kajian antar-jarak individu), ataupun paralinguitics (lebih ke arah komunikasi suara nonverbal), untuk membuka celah rahasia bahasa tubuh.
Tak usah gentar dulu, ya! Kita hanya butuh waktu sepuluh menit. Buka buku, pelajari bagian yang anda suka, dan ... segera praktikkan!
Mari kita mengulik kajian para peneliti yang sangat berkompeten di dunia bahasa tubuh. Telah banyak berbagai hasil penelitian yang mencoba menguak tabir misteri bahasa tubuh.
Para pakar psikologi, sosiologi, antropologi dan linguistik bahu-membahu mencari sebuah simpulan agar aspek laku manusia dapat dengan mudah di mengerti dan lebih komunikatif.
Sering kali, kita tersentak pada perilaku seseorang yang selama ini dipersepsikan baik, ternyata mempunyai tabiat yang tidak mengenakkan tanpa diketahui siapa pun.
Begitu juga sebaliknya, orang yang tak pernah kita sangka baik, malah mempunyai pendaran cahaya baik di hatinya. Siapa tahu?
Barangkali, Komunikasilah hal yang paling cocok untuk mengetahui lebih dalam harta karun tersebut. Tapi, komunikasi ideal seperti apa yang mampu memberikan pencerahan kepada kita tentang bagaimana cara memahami orang lain dengan segala kekurangan dan kelebihannya? Mengoptimalkan sisi-sisi kehidupan lawan bicara, menganalisanya secara tajam, dan mempraktikan beberapa eksperimen sehingga reaksinya dapat kita tuai sebagai pelajaran hidup.
Memang, kita akan terkesan seperti seorang detektif yang mengutak-atik dan mengobrak-abrik seluruh data penting seseorang.
Kadang-kadang, hal ini membuat orang lain tak nyaman dengan cara komunikasi kita. Akan tetapi, pelajaran seperti ini yang diharapkan dilakukan sepanjang hayat, mutlak dilakukan sehingga kita mampu menyelami dan memosisikan diri kita jika menjadi lawan bicara. Dengan “menduplikasikan” sedikit perilaku mereka, kita akan lebih bijak menyikapi hidup.
Sering kali, orang memandang bahwa mempelajari lawan bicara hanya cukup dari cara mereka bertutur kata. Orang yang pandai berbicara dan mengumbar janji, lebih dianggap telah mumpuni terhadap segala hal.
Padahal, pendapat ini perlu dipertanyakan keabsahannya karena ada cara lain yang lebih dapat mewakili pribadi seseorang, yaitu komunikasi nonverbal.
Sebenarnya, setiap hari kita telah terbiasa menggunakan bahasa tanpa ucapan, orang mengenalnya sebagai bahasa tubuh atau body language.
Kita sering mengamati rekan kerja di kantor yang acuh tak acuh saat di ajak berbicara, spontan mengalihkan topik pembicaraan, ataupun tanda kegemaran dari raut wajahnya.
Dari situ, kita telah bisa mencoba mengurai sebuah pertanyaan, “mengapa dia bersikap seperti itu?” sehingga dihasilkan jawaban, “sepertinya, aku harus melakukan ini, deh!” namun, yang menjadi kendala adalah kita dengan latihan mempelajari bahasa tubuh secara optimal. Hasilnya kita selalu terjebak pada sebuah rutinitas penguraian masalah yang itu-itu saja dan menjemukan.
Pernahkan anda berpikir ketika mendapat masalah dan bertanya, “kayaknya aku pernah mengalami problem ini dengan si A, deh!” atau “wah, kena masalah dengan si B lagi, nih!” atau “kasus itu lagi....” bahwa semua itu adalah kegagalan kita dalam memahami bahasa tubuh seseorang?
Apabila telah tahu ada perubahan tatapan mata, ekspresi wajah, ataupun gerak-geriknya, kita harus segera melakukan tindakan emergency agar tak mendapatkan “berkah” timpaan masalah.
Tindakan darurat yang mesti dikerjakan adalah koreksi diri sendiri terlebih dahulu, lalu melakukan eksperimen pancingan, dan analisis ulang tindakan kita.
Memang, tidak lah mudah untuk mengawali segala sesuatu yang bukan merupakan sebuah kebiasaan di lingkungan kita. Mempelajari bahasa tubuh orang lain, jangan dikesankan sebagai hal yang membuat kita risih dan menjemukan.
Justru dengan mengetahuinya, kita telah menemukan sebagian dari ilmu tentang psikologi kelakuan manusia secara otodidak.
Membaca literatur yang berkaitan dengan pelajaran bahasa tubuh juga menjadi ladang yang baik untuk memulai kegiatan mengasyikkan ini. Tak jarang, berbagai disiplin ilmu nan padat kata-kata ilmiah bertaburan di sepanjang lembaran buku bagi orang awam, tetapi kita bisa memulainya dari satu macam disiplin ilmu; kinetics (mempelajari komunikasi dan bahasa tubuh), proxemics (kajian antar-jarak individu), ataupun paralinguitics (lebih ke arah komunikasi suara nonverbal), untuk membuka celah rahasia bahasa tubuh.
Tak usah gentar dulu, ya! Kita hanya butuh waktu sepuluh menit. Buka buku, pelajari bagian yang anda suka, dan ... segera praktikkan!
Mari kita mengulik kajian para peneliti yang sangat berkompeten di dunia bahasa tubuh. Telah banyak berbagai hasil penelitian yang mencoba menguak tabir misteri bahasa tubuh.
Para pakar psikologi, sosiologi, antropologi dan linguistik bahu-membahu mencari sebuah simpulan agar aspek laku manusia dapat dengan mudah di mengerti dan lebih komunikatif.
Quote:
Manfaat Memahami Bahasa Tubuh
Quote:
Sebetulnya apa, sih, pelajaran yang bisa kita ambil dari ilmu dari body language?
Apa kah kita seketika akan kaya, mendapatkan letak harta karun berada, atau menemukan seorang pasangan hidup yang sesuai dengan harapan kita?
Memang tak sejauh itu, sih. Akan tetapi, nilai yang didapat akan menjadikan kita lebih bijaksana dalam hidup. Kita simak uraian berikut ini.
Apa kah kita seketika akan kaya, mendapatkan letak harta karun berada, atau menemukan seorang pasangan hidup yang sesuai dengan harapan kita?
Memang tak sejauh itu, sih. Akan tetapi, nilai yang didapat akan menjadikan kita lebih bijaksana dalam hidup. Kita simak uraian berikut ini.
Quote:
1. menyelamatkan hubungan
Memahami seseorang tidak cukup dengan mengenalnya dalam jangka waktu yang lama. Mengenal seseorang juga bukan berarti kita mengetahui apa yang sedang dipikirkannya.
Kadang, persahabatan atau pernikahan yang sudah terjalin lama bisa saja kandas hanya karena terjadi sedikit kesalahpahaman.
Sebelum hal itu terjadi, alangkah baiknya kalau kita belajar memahami komunikasi nonverbal, sesuatu yang tidak diucapkan oleh lawan bicara. Komunikasi yang sudah terjalin, jika diimbangi dengan pemahaman bahasa tubuh yang baik, tentu akan menumbuhkan hubungan yang lebih baik dan harmonis. Dengan memahami bahasa tubuh, bukan hanya hubungan yang sudah terjalin lama yang akan dapat diselamatkan, tetapi juga dalam beberapa detik, hubungan itu bisa menjadi hubungan sehidup semati.
2. Menyelamatkan Diri Dari Bahaya
Bahasa tubuh amat berguna untuk menyelamatkan diri kita dari berbagai bahaya. Salah satunya adalah menghindari tindak penipuan. Kalau anda menyangka bahwa seseorang kenalan lama ataupun kenalan baru anda adalah mutlak sebagai orang baik, berhati-hatilah.
Sering kali kita diperdaya oleh orang “baik” yang bermaksud menipu. Jika kita tidak dapat mengenali tanda-tanda tipuan melalui bahasa tubuhnya, ujung-ujungnya kita akan masuk dalam daftar “korban empuk” yang dikoleksi si penjahat. Sebaliknya, jika kita dapat meresapi bahasa tubuh mereka, bahwa orang tersebut berkata bohong atau bertindak mencurigakan, tentunya hal yang tak kita inginkan akan tereduksi.
3. Mendatangkan Rezeki dan Kebahagiaan
Kemampuan membaca bahasa tubuh ternyata bisa membawa berbagai rezeki dan kebahagiaan. Contohnya, Anda bertemu dengan seseorang yang baru dikenal dan orang tersebut terlihat sangat tertarik kepada anda. Tetapi, karena anda kurang cakap dalam menangkap bahasa tubuhnya, peristiwa tersebut berakhir begitu saja tanpa kesan dan pesan yang berkelanjutan. Padahal, sesuatu kesempatan berharga yang hadir beberapa saat saja itu, jika dapat anda manfaatkan dengan baik, bisa memberikan dampak yang begitu luas terhadap hidup anda.
Ada sebuah cerita menarik yang terjadi di sebuah bandara. Di sebuah ruang tunggu, seorang wanita duduk sambil sesekali menoleh ke seorang pria yang sedang berdiri tidak jauh darinya. Sambil memainkan gantungan kunci dengan tangan kanannya, wanita itu sesekali menggerakkan kakinya ke depan dan ke belakang dengan gelisah. Sementara, tangan kirinya beberapa kali membetulkan rambutnya yang sebenarnya sudah rapih.
Bagi orang yang tidak memahami bahasa tubuh dengan baik, sikap wanita ini tidak akan berarti apa-apa. Kesan yang diterima hanyalah sebuah gerakan wajar dari seseorang karena kesal menunggu. Tetapi, lain halnya dengan pria yang berdiri tadi, Dia memahami dengan baik tingkah laku si wanita tersebut. Dengan tidak membuang waktu lagi, si pria menghampiri wanita itu, lalu terjadilah komunikasi dua arah.
Apa yang terjadi kemudian? Wanita itu memang membutuhkan seorang teman yang dapat diajak ngobrol dan menemani perjalanannya. Dapat di katakan, kita mendapatkan teman baru yang mungkin suatu saat akan berguna. Bukankah ada pepatah yang mengatakan bahwa, menyambung tali silaturahmi akan meluaskan rezeki kita?
Begitu juga dalam hubungan bisnis, Bahasa tubuh menjadi topik yang tidak akan pernah terlewatkan. Pernah suatu kali saya mengikuti seminar selama satu hari penuh dengan topik bernegosiasi. Apa yang terjadi? Hampir 35% waktu yang disediakan hanya membahas interpretasi terhadap bahasa tubuh.
Dalam seni bernegosiasi, bahasa tubuh memainkan peran yang sangat penting. Langkah-langkah negosiasi selalu diawali dengan kemampuan membaca bahasa tubuh lawan negosiasi. Bahasa tubuh menunjukkan minat seseorang dari ekspresinya; menolak, tertarik, bosan, cemas, tegang, buru-buru, atau lainnya.
bahasa tubuh juga menjadi sinyal apakah negosiasi akan mendatangkan kesepakatan atau tidak.
Dalam proses jual-beli yang merupakan bagian dari negosiasi, kemampuan membaca bahasa tubuh menjadi modal yang sangat bermanfaat, baik bagi pembeli maupun penjual. Proses jual-beli adalah pentas sesungguhnya aplikasi bahasa tubuh.
Jane Templeton, seorang psikolog, menulis “How salesman can find out what’s really on customer’s mind” dalam sebuah artikel majalah.
Isinya sebagai berikut. “Jika mata seseorang calon pembeli terlihat putus asa dan wajahnya berpaling, berarti anda diminta untuk diam. Sebaliknya, jika mulutnya tenang, tidak memperlihatkan senyuman dingin dan dagunya agak maju, kemungkinan dia sedang memikirkan penawaran anda. Tetapi, jika mata anda dan matanya bertemu untuk beberapa detik, kemudian senyumnya mengembang sampai batas hidung, dia sedang mempertimbangkan penawaran anda dan belum memutuskannya. Jika kepalanya berubah arah, tersenyum tenang, dan terlihat antusias, sebuah kesepakatan sebenarnya telah tercapai.”
Bahasa tubuh merupakan satu kesatuan yang menjadi bagian tak terpisahkan sejak anda mulai bangun tidur sampai mau tidur lagi, bahkan ketika sedang tidur.
Memahami seseorang tidak cukup dengan mengenalnya dalam jangka waktu yang lama. Mengenal seseorang juga bukan berarti kita mengetahui apa yang sedang dipikirkannya.
Kadang, persahabatan atau pernikahan yang sudah terjalin lama bisa saja kandas hanya karena terjadi sedikit kesalahpahaman.
Sebelum hal itu terjadi, alangkah baiknya kalau kita belajar memahami komunikasi nonverbal, sesuatu yang tidak diucapkan oleh lawan bicara. Komunikasi yang sudah terjalin, jika diimbangi dengan pemahaman bahasa tubuh yang baik, tentu akan menumbuhkan hubungan yang lebih baik dan harmonis. Dengan memahami bahasa tubuh, bukan hanya hubungan yang sudah terjalin lama yang akan dapat diselamatkan, tetapi juga dalam beberapa detik, hubungan itu bisa menjadi hubungan sehidup semati.
2. Menyelamatkan Diri Dari Bahaya
Bahasa tubuh amat berguna untuk menyelamatkan diri kita dari berbagai bahaya. Salah satunya adalah menghindari tindak penipuan. Kalau anda menyangka bahwa seseorang kenalan lama ataupun kenalan baru anda adalah mutlak sebagai orang baik, berhati-hatilah.
Sering kali kita diperdaya oleh orang “baik” yang bermaksud menipu. Jika kita tidak dapat mengenali tanda-tanda tipuan melalui bahasa tubuhnya, ujung-ujungnya kita akan masuk dalam daftar “korban empuk” yang dikoleksi si penjahat. Sebaliknya, jika kita dapat meresapi bahasa tubuh mereka, bahwa orang tersebut berkata bohong atau bertindak mencurigakan, tentunya hal yang tak kita inginkan akan tereduksi.
3. Mendatangkan Rezeki dan Kebahagiaan
Kemampuan membaca bahasa tubuh ternyata bisa membawa berbagai rezeki dan kebahagiaan. Contohnya, Anda bertemu dengan seseorang yang baru dikenal dan orang tersebut terlihat sangat tertarik kepada anda. Tetapi, karena anda kurang cakap dalam menangkap bahasa tubuhnya, peristiwa tersebut berakhir begitu saja tanpa kesan dan pesan yang berkelanjutan. Padahal, sesuatu kesempatan berharga yang hadir beberapa saat saja itu, jika dapat anda manfaatkan dengan baik, bisa memberikan dampak yang begitu luas terhadap hidup anda.
Ada sebuah cerita menarik yang terjadi di sebuah bandara. Di sebuah ruang tunggu, seorang wanita duduk sambil sesekali menoleh ke seorang pria yang sedang berdiri tidak jauh darinya. Sambil memainkan gantungan kunci dengan tangan kanannya, wanita itu sesekali menggerakkan kakinya ke depan dan ke belakang dengan gelisah. Sementara, tangan kirinya beberapa kali membetulkan rambutnya yang sebenarnya sudah rapih.
Bagi orang yang tidak memahami bahasa tubuh dengan baik, sikap wanita ini tidak akan berarti apa-apa. Kesan yang diterima hanyalah sebuah gerakan wajar dari seseorang karena kesal menunggu. Tetapi, lain halnya dengan pria yang berdiri tadi, Dia memahami dengan baik tingkah laku si wanita tersebut. Dengan tidak membuang waktu lagi, si pria menghampiri wanita itu, lalu terjadilah komunikasi dua arah.
Apa yang terjadi kemudian? Wanita itu memang membutuhkan seorang teman yang dapat diajak ngobrol dan menemani perjalanannya. Dapat di katakan, kita mendapatkan teman baru yang mungkin suatu saat akan berguna. Bukankah ada pepatah yang mengatakan bahwa, menyambung tali silaturahmi akan meluaskan rezeki kita?
Begitu juga dalam hubungan bisnis, Bahasa tubuh menjadi topik yang tidak akan pernah terlewatkan. Pernah suatu kali saya mengikuti seminar selama satu hari penuh dengan topik bernegosiasi. Apa yang terjadi? Hampir 35% waktu yang disediakan hanya membahas interpretasi terhadap bahasa tubuh.
Dalam seni bernegosiasi, bahasa tubuh memainkan peran yang sangat penting. Langkah-langkah negosiasi selalu diawali dengan kemampuan membaca bahasa tubuh lawan negosiasi. Bahasa tubuh menunjukkan minat seseorang dari ekspresinya; menolak, tertarik, bosan, cemas, tegang, buru-buru, atau lainnya.
bahasa tubuh juga menjadi sinyal apakah negosiasi akan mendatangkan kesepakatan atau tidak.
Dalam proses jual-beli yang merupakan bagian dari negosiasi, kemampuan membaca bahasa tubuh menjadi modal yang sangat bermanfaat, baik bagi pembeli maupun penjual. Proses jual-beli adalah pentas sesungguhnya aplikasi bahasa tubuh.
Jane Templeton, seorang psikolog, menulis “How salesman can find out what’s really on customer’s mind” dalam sebuah artikel majalah.
Isinya sebagai berikut. “Jika mata seseorang calon pembeli terlihat putus asa dan wajahnya berpaling, berarti anda diminta untuk diam. Sebaliknya, jika mulutnya tenang, tidak memperlihatkan senyuman dingin dan dagunya agak maju, kemungkinan dia sedang memikirkan penawaran anda. Tetapi, jika mata anda dan matanya bertemu untuk beberapa detik, kemudian senyumnya mengembang sampai batas hidung, dia sedang mempertimbangkan penawaran anda dan belum memutuskannya. Jika kepalanya berubah arah, tersenyum tenang, dan terlihat antusias, sebuah kesepakatan sebenarnya telah tercapai.”
Bahasa tubuh merupakan satu kesatuan yang menjadi bagian tak terpisahkan sejak anda mulai bangun tidur sampai mau tidur lagi, bahkan ketika sedang tidur.
Quote:
Cara Mempelajari Bahasa Tubuh
Pemahaman tentang bahasa tubuh atau komunikasi nonverbal, pertama kali secara serius ditulis oleh Charles Darwin pada tahun 1872 dalam buku The Expression of emotion in men and animals.
Pada saat itu, masih sangat jarang dilakukan sebuah penelitian tentang bahasa tubuh. Baru pada tahun 1960-an, hasil penelitian mulai gencar dipublikasikan ile L. A. Camras, L. Lambrecht, dan G. F. Michel. Puncaknya pada tahun 1970, Julius Fast menerbitkan buku tentang bahasa tubuh yang merupakan rangkuman hasil penelitian beberapa ahli komunikasi nonverbal kala itu. Sejak saat itu, penelitian tentang body language berkembang pesat.
Mempelajari bahasa tubuhtidaklah sulit. Anda hanya dituntut untuk lebih peka dalam melihat perubahan tubuh seseorang ketika orang itu mendapat masukan atau stimulus, baik dari dalam maupun dari luar tubuhnya. Perubahan emosi seseorang akan terlihat sangat jelas dari perubahan posisi dan gerak tubuhnya. Perubahan mimik muka, cara duduk, serta perubahan-perubahan lain, hampir tidak dapat dimanipulasi.
Secara Otomatis, emosi yang timbul dari gerakan perubahan tersebut direspons oleh alam bawah sadar. Hanya, kadangkala kita kurang dapat menangkap perubahan itu. Kita Cuma menganggapnya sebagai perubahan yang tidak bermakna.
Pemahaman tentang bahasa tubuh atau komunikasi nonverbal, pertama kali secara serius ditulis oleh Charles Darwin pada tahun 1872 dalam buku The Expression of emotion in men and animals.
Pada saat itu, masih sangat jarang dilakukan sebuah penelitian tentang bahasa tubuh. Baru pada tahun 1960-an, hasil penelitian mulai gencar dipublikasikan ile L. A. Camras, L. Lambrecht, dan G. F. Michel. Puncaknya pada tahun 1970, Julius Fast menerbitkan buku tentang bahasa tubuh yang merupakan rangkuman hasil penelitian beberapa ahli komunikasi nonverbal kala itu. Sejak saat itu, penelitian tentang body language berkembang pesat.
Mempelajari bahasa tubuhtidaklah sulit. Anda hanya dituntut untuk lebih peka dalam melihat perubahan tubuh seseorang ketika orang itu mendapat masukan atau stimulus, baik dari dalam maupun dari luar tubuhnya. Perubahan emosi seseorang akan terlihat sangat jelas dari perubahan posisi dan gerak tubuhnya. Perubahan mimik muka, cara duduk, serta perubahan-perubahan lain, hampir tidak dapat dimanipulasi.
Secara Otomatis, emosi yang timbul dari gerakan perubahan tersebut direspons oleh alam bawah sadar. Hanya, kadangkala kita kurang dapat menangkap perubahan itu. Kita Cuma menganggapnya sebagai perubahan yang tidak bermakna.
Quote:
BAHASA TUBUH ORANG
BERBOHONG
BERBOHONG
Quote:
Hampir setiap orangpernah berbohong, baik disadari ataupun tidak, baik direncanakan ataupun spontan.
Pada saat tertentu, mungkin pasangan anda curiga bahwa anda sedang berbohong. Atau sebaliknya, anda curiga bahwa pasangan anda-lah sedang berbohong. Masalahnya, tahukah anda bahwa dia benar-benar sedang berbohong?
Pada saat tertentu, mungkin pasangan anda curiga bahwa anda sedang berbohong. Atau sebaliknya, anda curiga bahwa pasangan anda-lah sedang berbohong. Masalahnya, tahukah anda bahwa dia benar-benar sedang berbohong?
Quote:
Tanda-Tanda Orang Berbohong
Quote:
Dari berbagai penelitian yang dilakukan oleh para pakar komunikasi Nonverbal, terdapat persamaan hasil tentang tanda-tanda orang berbohong. Tanda-tanda tersebut sangat sulit untuk dimanipulasi. Tanda-tanda itu bersifat universal. Artinya, hampir sama untuk semua orang dibelahan dunia mana pun. Namun, ada beberapa pengecualian, tergantung dari budaya. Kali ini hanya akan membahas tanda-tanda yang sifatnya universal, tidak memandang budaya tertentu juga kebiasaan dan kelainan saraf.
Quote:
1. Menutup Mulut dan Terbatuk
Menutup mulut merupakan salah satu gerakan yang paling sering digunakan anak-anak ketika berbohong.
Orang dewasa pun sering melakukannya ketika berbohong. Selain menutup mulutnya, banyak juga orang yang menyamarkan kebohongannya dengan pura-pura batuk. Padahal, dia tidak sedang kena penyakit batuk.
Keinginan untuk menutup mulut merupakan gerak reflek yang terjadi dengan sendirinya. Pada saat itu, tanpa disadari, otak menyuruh tangan untuk menghentikan kata-kata bohong yang diucapkan.
Berbeda jika bukan dia yang bicara tetapi menutup mulut, ini mengindikasikan bahwa lawan bicaranya dianggap sedang berbohong, hal ini terjadi karena dia merasa cemas mengapa anda berbohong, dan biasanya di ikuti dengan gerakan lain di wajah
2. Menyentuh Hidung
Gerakan ini lebih halus dibandingkan dengan menutup mulut, Gerakan ini dilakukan oleh orang yang sedang berbohong dengan mengusap bagian bawah hidung, baik secara lambat ataupun cepat. Jika gerakan ini dilakukan dengan cepat, anda akan kesulitan melihatnya.
Gerakan ini biasanya hanya gerakan ringan dan lembut dibagian bawah hidung, bukan menggosoknya dengan keras atau menggaruk hidung. Tapi, anda harus berhati-hati dengan gerak isyarat ini karena bisa saja hidung lawan bicara anda memang sedang gatal.
3. Memalingkan pandangan, menggosok mata, jumlah kedipan
Mata adalah gerbang jiwa, jendela hati. Mata dapat menceritakan segalanya. Hal ini bukanlah ungkapan yang berlebihan. Ungkapan itu memang be-nar adanya. Mata dapat menceritakan suasana hati, termasuk ketika anda berbohong.
Saat berbohong, mata akan selalu memandang ke arah lain selain arah lawan bicara, biasanya, memalingkan pandangan juga di ikuti dengan gerak menggosok mata, meskipun matanya sedang tidak gatal, dan bisa juga mata melihat ke arah lawan bicara tetapi mata sering merasa gatal.
Gerakan ini tidak harus menggaruk tepat di daerah mata, bisa juga di sekitar mata, seperti di bagian bawah mata dan alis.
Cara lain adalah menghitung kedipan mata, pada saat berbohong syaraf mata menjadi tegang dan bekerja lebih cepat sehingga terjadi perubahan jumlah kedipan yang tidak biasanya.
4. Memalingkan Wajah
Memalingkan wajah bisa di lakukan sebelum atau sesudah menggosok mata, orang yang memalingkan wajahnya ketika sedang berbicara atau mendengarkan sebenarnya sedang mencoba untuk menyembunyikan sesuatu. Tetapi, ada dalam budaya tertentu hal ini tidak berlaku seperti dalam budaya jawa, jika seorang anak muda berbicara dengan orang yang lebih tua, akan lebih sopan jika tidak terlalu sering melihat wajah, ini pun berlaku pada orang yang kurang percaya diri atau pemalu.
5. Menggaruk Leher
Menurut penelitian Dr. Morris gerak isyarat menggaruk leher biasanya di lakukan dengan jari telunjuk, menunjukkan keraguan akan perkataan yang baru di ucapkannya. Gerakan ini dapat dilakukan baik leher sebelah kiri maupun kanan dan di lakukan dengan tangan kanan maupun tangan kiri.
Gerakan ini merupakan respons dari syaraf yang ada di sekitar leher yang terasa gatal pada saat kita berbohong. Sebenarnya, gerakan ini merupakan satu kesatuan dari gerakan menutup mulut dan menggaruk hidung.
6. Perubahan Suara
Perubahan suara, meskipun bukan gerakan nonverbal tapi patut diamati karena pada saat berbohong seseorang cenderung merasa gugup sehingga pada saat berbicara perkataan seseorang pun cenderung terbata-bata dan menunjukkan kegugupannya.
Pada november 2010 Dr. Gabriel menulis artikel, artikel tersebut mendukung pernyataan diatas, menurutnya ketika seseorang berbohong dia mengalami 3 kondisi psikologis;
1. Takut dan Cemas
• Wajah dan telapak tangan berkeringat
• Tarikan nafas dalam, atau menghela nafas dengan dalam
• Bibir menjadi kering dan sering menelan ludah dan membasahkan bibir dengan lidah
• Berdehem atau batuk-batuk kecil
• Muka berangsur-angsur pucat
• Lebih sering memainkan tangan
• Badan menjadi kaku
• Sering memincingkan mata atau melirik tajam
2. Kekuatan untuk menutupi kebohongan
• Berusaha menahan ekspresi wajah
• Tersenyum dengan cepat atau tidak lepas
• Menutupi mulut
• Menyentuh hidung
• Mengusap bagian wajah
• Menghindari kontak mata, atau tidak menatap lawan bicara
3. Internal Konflik
• Sering berkedip
• Menaikan alis, tapi hanya satu sisi
• Bahu gemetar
• Hidung terasa gatal
• Ada perubahan nada suara
• Tangan gemetar
• Wajah menjadi gugup
Menutup mulut merupakan salah satu gerakan yang paling sering digunakan anak-anak ketika berbohong.
Orang dewasa pun sering melakukannya ketika berbohong. Selain menutup mulutnya, banyak juga orang yang menyamarkan kebohongannya dengan pura-pura batuk. Padahal, dia tidak sedang kena penyakit batuk.
Keinginan untuk menutup mulut merupakan gerak reflek yang terjadi dengan sendirinya. Pada saat itu, tanpa disadari, otak menyuruh tangan untuk menghentikan kata-kata bohong yang diucapkan.
Berbeda jika bukan dia yang bicara tetapi menutup mulut, ini mengindikasikan bahwa lawan bicaranya dianggap sedang berbohong, hal ini terjadi karena dia merasa cemas mengapa anda berbohong, dan biasanya di ikuti dengan gerakan lain di wajah
2. Menyentuh Hidung
Gerakan ini lebih halus dibandingkan dengan menutup mulut, Gerakan ini dilakukan oleh orang yang sedang berbohong dengan mengusap bagian bawah hidung, baik secara lambat ataupun cepat. Jika gerakan ini dilakukan dengan cepat, anda akan kesulitan melihatnya.
Gerakan ini biasanya hanya gerakan ringan dan lembut dibagian bawah hidung, bukan menggosoknya dengan keras atau menggaruk hidung. Tapi, anda harus berhati-hati dengan gerak isyarat ini karena bisa saja hidung lawan bicara anda memang sedang gatal.
3. Memalingkan pandangan, menggosok mata, jumlah kedipan
Mata adalah gerbang jiwa, jendela hati. Mata dapat menceritakan segalanya. Hal ini bukanlah ungkapan yang berlebihan. Ungkapan itu memang be-nar adanya. Mata dapat menceritakan suasana hati, termasuk ketika anda berbohong.
Saat berbohong, mata akan selalu memandang ke arah lain selain arah lawan bicara, biasanya, memalingkan pandangan juga di ikuti dengan gerak menggosok mata, meskipun matanya sedang tidak gatal, dan bisa juga mata melihat ke arah lawan bicara tetapi mata sering merasa gatal.
Gerakan ini tidak harus menggaruk tepat di daerah mata, bisa juga di sekitar mata, seperti di bagian bawah mata dan alis.
Cara lain adalah menghitung kedipan mata, pada saat berbohong syaraf mata menjadi tegang dan bekerja lebih cepat sehingga terjadi perubahan jumlah kedipan yang tidak biasanya.
4. Memalingkan Wajah
Memalingkan wajah bisa di lakukan sebelum atau sesudah menggosok mata, orang yang memalingkan wajahnya ketika sedang berbicara atau mendengarkan sebenarnya sedang mencoba untuk menyembunyikan sesuatu. Tetapi, ada dalam budaya tertentu hal ini tidak berlaku seperti dalam budaya jawa, jika seorang anak muda berbicara dengan orang yang lebih tua, akan lebih sopan jika tidak terlalu sering melihat wajah, ini pun berlaku pada orang yang kurang percaya diri atau pemalu.
5. Menggaruk Leher
Menurut penelitian Dr. Morris gerak isyarat menggaruk leher biasanya di lakukan dengan jari telunjuk, menunjukkan keraguan akan perkataan yang baru di ucapkannya. Gerakan ini dapat dilakukan baik leher sebelah kiri maupun kanan dan di lakukan dengan tangan kanan maupun tangan kiri.
Gerakan ini merupakan respons dari syaraf yang ada di sekitar leher yang terasa gatal pada saat kita berbohong. Sebenarnya, gerakan ini merupakan satu kesatuan dari gerakan menutup mulut dan menggaruk hidung.
6. Perubahan Suara
Perubahan suara, meskipun bukan gerakan nonverbal tapi patut diamati karena pada saat berbohong seseorang cenderung merasa gugup sehingga pada saat berbicara perkataan seseorang pun cenderung terbata-bata dan menunjukkan kegugupannya.
Pada november 2010 Dr. Gabriel menulis artikel, artikel tersebut mendukung pernyataan diatas, menurutnya ketika seseorang berbohong dia mengalami 3 kondisi psikologis;
1. Takut dan Cemas
• Wajah dan telapak tangan berkeringat
• Tarikan nafas dalam, atau menghela nafas dengan dalam
• Bibir menjadi kering dan sering menelan ludah dan membasahkan bibir dengan lidah
• Berdehem atau batuk-batuk kecil
• Muka berangsur-angsur pucat
• Lebih sering memainkan tangan
• Badan menjadi kaku
• Sering memincingkan mata atau melirik tajam
2. Kekuatan untuk menutupi kebohongan
• Berusaha menahan ekspresi wajah
• Tersenyum dengan cepat atau tidak lepas
• Menutupi mulut
• Menyentuh hidung
• Mengusap bagian wajah
• Menghindari kontak mata, atau tidak menatap lawan bicara
3. Internal Konflik
• Sering berkedip
• Menaikan alis, tapi hanya satu sisi
• Bahu gemetar
• Hidung terasa gatal
• Ada perubahan nada suara
• Tangan gemetar
• Wajah menjadi gugup
0
4.8K
Kutip
11
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923.3KThread•83.9KAnggota
Urutkan
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru