Orang Tua Murid: Suruh Gurunya Masuk SD Lagi, Biar Saya Ajarin
Seasal, 23 Sep 2014

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tak hanya heboh di media sosial Twitter dan Facebook perdebatan soal pekerjaan rumah (PR) mata pelajaran matematika, tepatnya tentang operasi perkalian yang diposting oleh akun Muhammad Erfas Maulana, juga heboh di kalangan orang tua murid.
Nia Lusiana (32), seorang ibu yang memiliki anak kelas 2 SD di sebuah sekolah swastaa di Jakarta Timur mengaku geram atas penilaian guru yang mengajar adik Erfas.

"Ya namanya matematika kan ilmu pasti mas. Saya ngga terima aja kalau itu sampai terjadi dengan anak saya, cuma gara-gara beda metode kok disalahin," kata Nia kepada Tribunnews.com, Selasa (23/9/2014).

Dirinya juga menuturkan, seorang guru harusnya memiliki analisis yang baik. Nia tak membayangkan betapa sulitnya jika seluruh murid yang diajarkan harus sesuai dengan isi kepala sang guru.

"Gini aja deh, gurunya suruh balik ke SD lagi. Saya yang ajarin," katanya geram.

Diberitakan sebelumnya, persoalan dimulai dari posting Muhammad Erfas Maulana, mahasiswa Teknik Mesin Universitas Diponegoro. Erfas yang membantu adiknya mengerjakan tugas matematika memertanyakan alasan guru menyalahkan jawaban sebuah soal.

Dalam soal tugas itu, guru meminta adik Erfas untuk menyatakan 4+4+4+4+4+4 dalam operasi perkalian.

Adik Erfas menuliskan jawaban bahwa 4+4+4+4+4+4 = 4x6. Jawaban itu, menurut Erfas, seharusnya benar. Namun, ternyata sang guru menyalahkan. Menurut guru, jawaban yang seharusnya adalah 6x4.

Karena posting Erfas, muncullah perdebatan seru di media sosial. Menurut anda, mana yang benar, 4x6 atau 6x4?
https://id.berita.yahoo.com/orang-tu...054415359.html


Balada Perkalian Anak SD yang Bikin Heboh Sampai Menteri
Rabu, 24/09/2014 13:55 WIB

Jakarta - Berawal dari keluhan sang kakak yang melihat pekerjaan rumah adiknya dicorat coret guru Matematika. Dia bingung, perkalian yang secara konteks jumlahnya sama, tapi disalahkan. Perdebatan pun muncul, hingga dikomentari menteri.

Kehebohan terjadi sejak pekan lalu. Mahasiswa teknik mesin Universitas Diponegoro, Muhammad Erfas Maulana, membuat postingan di akun facebook yang berisi komplain terhadap guru Matematika sang adik. Dia memajang buku pekerjaan rumah pelajaran Matematika adiknya yang berisi soal-soal perkalian, namun disalahkan guru.

Dalam soal tugas itu, guru meminta adik Erfas untuk menyatakan 4+4+4+4+4+4 dalam operasi perkalian. Lalu, adiknya menulis jawaban bahwa 4+4+4+4+4+4 = 4x6. Namun rupanya, jawaban disalahkan, karena menurut sang guru, yang benar adalah 6x4. Sementara menurut Erfas, jawaban itu tidak salah, karena toh hasilnya sama saja.




Postingan itu kemudian menyebar luas di facebook dan twitter. Ada yang pro dan kontra terhadap pendapat Erfas. Sebagian hanya sekadar berkomentar ringan, sebagian lagi menjelaskan secara serius dengan sejumlah teori Matematika.

Salah satu yang berkomentar adalah profesor matematika dari Institut Teknologi Bandung, Iwan Pranoto. Dia menyebut 4x6 ataupun 6x4 sebenarnya sama. Namun, bisa saja salah bila dilihat dalam konteks tertentu. Dia juga mengkritik guru masa kini yang tak luwes bernalar.

"Kita sebagai guru, harus mengurangi kata SALAH keluar dr mulut kita. Murid kita yg hrs menyadari sndr jika dia salah," demikian komentarnya
http://news.detik.com/read/2014/09/2...sampai-menteri

---------------------------------

Di Kampus gua, dosen gua kebanyakan tak pernah mengembalikan koreksian hasil paper, mid test atau final test. Bahkan, komposisi nilai yang sebenarnya ada angkanya itu, tak pernah dipublikasikan di situs fakultas, hanya hasil akhirnya saja: A, B, C atau D. Mau protes? Pernah teman gua protes ke dosennya. terus besoknya disuruh menghadap, untuk dilihatkan hasil PR dan nilai ujiannya. Hasilnya semua jelek! Si Dosen malahan tanya, emang eloe minta nilai berapa, kalo hasil tugas dan ujiannya cuma segitu? Nah, teman gua cuma bisa begong!