Seorang wanita jika hanya mengandalkan wajahnya yang cantik, nasib nya akan seperti bola.
Masih muda mulus, pantatnya semok (bokonge cemeblek = rasanya seolah olah pantat memanggil kita untuk menyuruh dipukul) , bibirnya sexy (lambene cemongkot = bibirnya melambai lambai seolah kita ingin menggigit/menciumnya), dan tubuhnya duhai (awake cemekel = rasanya enak untuk dipegang)…itu seperti bola sepak di lapangan bola. Satu bola dibuat rebutan 20 orang, sesial sialnya masih ada dua kipper yang siap menerima.




Saat umurnya semakin bertambah tua sedikit, mulai kelihatan ingin dinikahi (menikah) tidak ingin bermain lagi, nasib nya seperti bola voly. Di buat lempat lemparan 12 orang kesana kemari hanya ingin nye-mash (mukul/nampek) dan megang, tanpa ada yang mau menerima.




Kalau sudah kelewat umur semakin hilang cahaya nya, tinggal kulit yang sedikit keriput dan tidak karuan bentuk nya, hanya seperti bola badminton. Cuma hanya dibuat lempar lemparan, dan kadang dilempar keatas (di uncalke) dan di pukul kesana kemari. Yang depan menerima tetapi Cuma di smash (pukul balik) sekencang kencangnya,




Semakin tua, wajah cantik tinggal sejarahnya. Siapa saja tidak ada yang mau merawat, seperti bola golf. Di ambil, di tata, lalu dipukul sekencang kencangnya, sejauh jaunya di masukkan ke jurang. Setelah itu ambil bola yang lain, yang masih ada banyak di tas keranjang bola. Pukul….buang. pukul…. Buang.




Oleh karena itu, jangan terlalu mengandalkan wajah (cantik/tampan) yang tidak seberapa bisa bertahan lama itu. Semua itu akan hilang tinggal sisa keriput. Jadilah wanita yang perhatian (gemati) dan di cintai (di trisnani) yang sejati, sebab Tuhan itu hanya memberikan wajah cantik tidak untuk selamanya, supaya yang dijaga itu hatinya bukan wajahnya.




Jadi bola bekel, di pantul pantulkan tetapi tetap dipegang, tidak akan dilepaskan.