Bismillahirrahmanirrahim
Di Asia, dimana mobile dan jaringan sosial adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, ledakan pertumbuhan industri game mobile pasti terjadi.
Menurut sebuah laporan dari perusahaan riset berbasis di Belanda, Newzoo, pendapatan game mobile akan berkembang pada tingkat pertumbuhan sebesar 27,3% per tahun hingga 2016.
Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa kawasan Asia Pasifik sejauh ini merupakan pasar terbesar untuk game mobile dengan 48% dari pendapatan global.
Selain itu, survei online terbaru dari Trend Micro yang telah mensurvei lebih dari 2.000 responden di Singapura, Malaysia, Indonesia, Thailand dan Filipina menegaskan bahwa konsumen di Asia sangat menyukai game mobile.
Sebagai akibatnya, dengan penggunaan ponsel yang ekstensif untuk bermain game, banyak konsumen makin rentan terhadap ancaman keamanan mobile.
Berikut beberapa fakta utama yang ditemukan berdasarkan survei online tersebut:
-. Konsumen di Indonesia adalah pemain game yang antusias, menduduki peringkat kedua dalam men-download aplikasi game mobile di Asia Tenggara –78% responden di Indonesia memainkan game mobile setidaknya sekali seminggu, dengan 48% memainkan game mobile setiap hari.
-. Dalam hal mengunduh aplikasi game mobile, 48% konsumen men- download aplikasi game mobile setiap minggu, sementara 18% men- download aplikasi game mobile setiap bulan.
-. Meskipun konsumen di Indonesia menyukai game mobile, banyak yang tidak bersedia untuk berbelanja aplikasi game mobile – 45% responden di Indonesia tidak bersedia membayar aplikasi game mobile, dan hanya 31% responden yang bersedia membayar hingga USD 2 per aplikasi.
-. Rata-rata, kurang dari separuh orang tua yang disurvei terlibat dalam.gaya hidup mobile anak-anak mereka. Hanya 54% responden di Indonesia menyadari apa yang anak- anak mereka mainkan pada perangkat mobile meskipun 45% responden sering bermain dengan anggota keluarga dan teman-temannya.
-. Terdapat aplikasi anti virus yang.tidak menawarkan perlindungan yang memadai – 62% responden di Indonesia menggunakan anti virus pada perangkat mereka, namun 51% responden telah mengalami atau men-download aplikasi tiruan yang berisiko.
-. Kurangnya kesadaran pada aplikasi keamanan – 44% responden di Indonesia tidak memeriksa keaslian aplikasi
sebelum men-download, dengan 27% responden tidak tahu bagaimana cara melakukannya. Sebagian besar konsumen mengandalkan ulasan dan peringkat aplikasi untuk cek keaslian.