SELAMAT DATANG DI THREAD ANE
The Fault in Our Stars menjadi salah satu film paling ditunggu tahun ini, dan agan-agan mesti tahu rating film ini tinggi banget (iMDB 8,5). Sebelum nonton akhir bulan Juni ini, bisa baca dulu review nya.
Quote:
Judul: The Fault in Our Stars | Genre: Drama, romance | Sutradara: Josh Boone | Pemain: Shailene Woodley, Ansel Elgort, Nat Wolff | Tahun: 2014 | Produksi: 20th Century Fox
Hazel Grace (Shailene Woodley) dan Augustus Waters (Ansel Elgort) adalah dua remaja yang tidak biasa. Mereka saling melempar lelucon, memandang sinis hal-hal umum, dan timbul perasaan cinta yang membawa mereka—dan kita—ke dalam perjalanan yang tak kan terlupakan. Hubungan mereka lebih dari menakjubkan, terlepas bahwa mereka bertemu dan jatuh cinta di sebuah Cancer Support Group.
Film adaptasi dari sebuah novel New York Times Bestseller berjudul sama “The Fault in Our Stars” karya John Green ini merupakan sebuah bentuk “kegilaan”. Departemen akting yang disajikan memiliki chemistry kuat satu sama lain. Terutama Shai dan Ansel yang secara kebetulan juga pernah bertemu pada satu set yang sama untuk film Divergent (2014). Kedekatan hubungan yang mereka bangun di layar terlihat sangat natural dan tidak biasa, meskipun kalau dilihat dari sinopsisnya cerita semacam ini berpotensi besar menjadi klise. Kedua tokoh utama berhasil memberikan porsi yang seimbang, tidak hanya bagi mereka, namun juga bagi tokoh lain sehingga tidak terlihat berlebihan (kemunculan Nat Wolff juga mencuri perhatian).
Sinematografi dan editing yang dilakukan bisa disebut “menyenangkan”. Pengambilan gambarnya pas pun perpindahan gambar tidak terlihat terburu-buru. Apalagi ditambah dengan kualitas editing yang terlihat “mahal” meskipun hanya dengan budget sekitar US$ 12 juta. Sebagai sebuah bentuk adaptasi novel, film ini tampil prima dan tidak mengecewakan, bisa dibilang memenuhi ekspektasi para pembacanya.
John Green pantas berbangga karena film pertama yang diangkat dari novelnya ini berhasil dieksekusi dengan sangat baik oleh Josh Boone. Hal tersebut tidak bisa lepas dari fakta, banyak film adaptasi yang ternyata kurang bisa menyamai ekspektasi pembaca bukunya. Mengejutkan lagi ketika melihat rating TFiOS di iMDB dan Rottentomatoes sangatlah tinggi, pun pendapatan di pemutaran weekend perdananya cukup besar. Kalau sebelumnya saya menganggap A Walk to Remember (2002) adalah kandidat kuat untuk memuncaki genre drama—romance yang sakit, maka sejak TFiOS keluar posisi itu resmi tergantikan. Film ini membuka musim liburan dengan sangat baik.
tersapa.com memberikan 9 dari 10 bintang.
Ada tambahan dari ane, trailer interaktif untuk TFiOS (bagus banget gan)