- Beranda
- The Lounge
[Headphone School] Bingung Pilih Headphone? Yuk, kita belajar bersama :)
...
TS
headfonia
[Headphone School] Bingung Pilih Headphone? Yuk, kita belajar bersama :)
Supaya mudah mencari thread ini, silahkan "Subscribe" atau CTRL + D
dan kalau berkenan tolong bantu Ratethread ini
Selamat datang di Headphone School
Quote:
Seringkali ketika kita hendak melihat bungkus dus Headphone, selalu ada istilah-istilah yang membuat kita bertanya-tanya, apa maksud dari rumus-rumus yang tertera di bungkus Headphone tersebut.
Misalnya ada Impedance, Frekuensi Range, Circum aural, dll.
Nah disini, gw pengen share tentang istilah-istilah spesifikasi dari Headphone yang akhir-akhir ini jadi salah satu gadget wajib juga untuk menemani kita sehari-hari dengan musik.
Ikuti terus infonya dibawah
Misalnya ada Impedance, Frekuensi Range, Circum aural, dll.
Nah disini, gw pengen share tentang istilah-istilah spesifikasi dari Headphone yang akhir-akhir ini jadi salah satu gadget wajib juga untuk menemani kita sehari-hari dengan musik.
Ikuti terus infonya dibawah
Belajar Membaca Spesifikasi Headphone
Quote:
Rata rata headphone yang lumayan keatas selalu memiliki spesifikasi berupa angka-angka yang mungkin agak sulit untuk dimengerti. Disini saya akan mencoba untuk membantu menjelaskan…
Misalnya ini spesifikasi dari headphone Sennheiser PX100-II
4 Baris pertama (Colour, Article Number, EAN, UPC No.) adalah spesifikasi umum produk untuk memudahkan pencatatan di gudang. Misalnya disini Colour adalah variasi warna, article number kode produk Sennheiser, EAN dan UPC adalah kode barcode yang dipakai untuk keperluan inventory dan logistic (pengiriman barang, transfer barang dsb).
Mulai baris ke-5 kita mulai dengan spesifikasi yang menjelaskan driver unit yang ada di headphone tersebut. Mari kita telusuri satu satu:
Quote:
Transducer principle: Dynamic, Open
Teknologi apa yang dipakai untuk menghasilkan suara. Yang paling umum untuk headphone adalah Dynamic. Jika untuk Earphone atau In Ear Headphone, dynamic juga adalah tipe yang paling umum, tetapi belakangan teknologi Balanced Armature (sering disingkat BA) adalah tipe kedua yang mulai populer. Disamping dua teknologi ini, ada juga teknologi yang lebih tidak umum seperti Planar — mencakup Orthodynamic dan Electrostatic.Secara umum, dynamic driver adalah tipe driver yang paling banyak dan paling populer. Ini tipe driver yang ditemukan di rata2 earphone murah/gratisan, tapi jangan salah karena banyak headphone high-end seperti Sennheiser HD800 juga menggunakan dynamic driver.
Open berarti housing atau rumah headphone ini tidak tertutup. Artinya suara dari luar tetap bocor ke kuping anda, dan suara yang dihasilkan driver headphone juga bocor keluar. Selain open, tipe housing Closed berarti tertutup — suara tidak keluar dan tidak masuk; yang anda dengarkan hanya suara yang dihasilkan driver headphone.
Open driver biasanya menghasilkan suara yang lebih natural, tetapi untuk penggunaan di outdoor kurang praktis karna suara bocor. Closed housing lebih sulit menghasilkan suara yang natural, tetapi lebih mudah mendapatkan bass yang kuat dan juga isolasi dari keributan suara luar.
Teknologi apa yang dipakai untuk menghasilkan suara. Yang paling umum untuk headphone adalah Dynamic. Jika untuk Earphone atau In Ear Headphone, dynamic juga adalah tipe yang paling umum, tetapi belakangan teknologi Balanced Armature (sering disingkat BA) adalah tipe kedua yang mulai populer. Disamping dua teknologi ini, ada juga teknologi yang lebih tidak umum seperti Planar — mencakup Orthodynamic dan Electrostatic.Secara umum, dynamic driver adalah tipe driver yang paling banyak dan paling populer. Ini tipe driver yang ditemukan di rata2 earphone murah/gratisan, tapi jangan salah karena banyak headphone high-end seperti Sennheiser HD800 juga menggunakan dynamic driver.
Open berarti housing atau rumah headphone ini tidak tertutup. Artinya suara dari luar tetap bocor ke kuping anda, dan suara yang dihasilkan driver headphone juga bocor keluar. Selain open, tipe housing Closed berarti tertutup — suara tidak keluar dan tidak masuk; yang anda dengarkan hanya suara yang dihasilkan driver headphone.
Open driver biasanya menghasilkan suara yang lebih natural, tetapi untuk penggunaan di outdoor kurang praktis karna suara bocor. Closed housing lebih sulit menghasilkan suara yang natural, tetapi lebih mudah mendapatkan bass yang kuat dan juga isolasi dari keributan suara luar.
Quote:
Ear coupling: Supra-aural
Bagian ini menjelaskan bagaimana posisi headphone ini duduk di kuping anda. Kebanyakan headphone kecil adalah Supra-aural atau sering juga dibilang On-Ear. Maksudnya headphone tersebut “duduk” persis diatas telinga kuping. Karena persis diatas kuping, seringkali kurang nyaman, tapi nilai plusnya adalah headphone tipe ini rata2 kecil/compact ukurannya.
Kebalikan dari Supra-aural adalah Circum-aural atau Over-Ear. Headphone tipe Circum-aural atao Over-Ear adalah bantalan headphone akan “duduk” diluar telinga kuping. Biasanya model over-ear ini lebih nyaman dipakai karena tidak persis di telinga kuping, tetapi rata2 headphone agak besar ukurannya.
Bagian ini menjelaskan bagaimana posisi headphone ini duduk di kuping anda. Kebanyakan headphone kecil adalah Supra-aural atau sering juga dibilang On-Ear. Maksudnya headphone tersebut “duduk” persis diatas telinga kuping. Karena persis diatas kuping, seringkali kurang nyaman, tapi nilai plusnya adalah headphone tipe ini rata2 kecil/compact ukurannya.
Kebalikan dari Supra-aural adalah Circum-aural atau Over-Ear. Headphone tipe Circum-aural atao Over-Ear adalah bantalan headphone akan “duduk” diluar telinga kuping. Biasanya model over-ear ini lebih nyaman dipakai karena tidak persis di telinga kuping, tetapi rata2 headphone agak besar ukurannya.
Quote:
Frequency-response: 15-27,000 Hz
Ini adalah seberapa luas driver headphone dapat memproduksi frekuensi suara. Angka yang kecil (15 Hz) adalah bass, dimana makin rendah berarti lengkap frekuensi bass. Angka yang kecil (27,000 Hz) adalah treble, dimana makin tinggi adalah berarti makin lengkap frekuensi treble. Bila kita perhatikan, headphone kecil Sennheiser ini meng-claim memiliki range frekuensi yang lebih luas dari pendengaran manusia. Apakah benar seperti itu? Kebanyakan angka ini tidak dapat dibuktikan secara empiris, dan dari pengalaman saya mencoba bermacam-macam headphone, banyak sekali false-claim di angka ini. Maksudnya, angka yang ditulis seringkali tidak terbukti waktu kita coba mendengarkan. Cara terbaik untuk mengetahui frequency response adalah dengan mencoba langsung headphone tersebut.
Ini adalah seberapa luas driver headphone dapat memproduksi frekuensi suara. Angka yang kecil (15 Hz) adalah bass, dimana makin rendah berarti lengkap frekuensi bass. Angka yang kecil (27,000 Hz) adalah treble, dimana makin tinggi adalah berarti makin lengkap frekuensi treble. Bila kita perhatikan, headphone kecil Sennheiser ini meng-claim memiliki range frekuensi yang lebih luas dari pendengaran manusia. Apakah benar seperti itu? Kebanyakan angka ini tidak dapat dibuktikan secara empiris, dan dari pengalaman saya mencoba bermacam-macam headphone, banyak sekali false-claim di angka ini. Maksudnya, angka yang ditulis seringkali tidak terbukti waktu kita coba mendengarkan. Cara terbaik untuk mengetahui frequency response adalah dengan mencoba langsung headphone tersebut.
Quote:
Impedance: 32 Ω
Angka impedance, atau impedansi menggambarkan karakter tahanan dari driver headphone. Menerjemahkan angka ini agak rumit, karena ada faktor2 lain yang perlu kita ketahui sebelum kita dapat menggunakan informasi angka impedansi.Umumnya headphone kelas consumer, yang mudah di drive dari Ipod atau Smartphone anda, memiliki impedansi sekitar 32 Ω. Tapi bukan berarti semua headphone 32 Ω mudah di drive dari smartphone atau Ipod.
Disisi lain, headphone kelas professional sering kali memiliki impedansi yang tinggi diatas 100 Ω. Mulai dari 100 Ω sampai 600 Ω rata-rata akan memerlukan Headphone Amplifier. Beberapa headphone di angka 55 – 70Ω masih dapat di “angkat” oleh Ipod/Smartphone, tapi di level volume hampir maximum.
Dari pengalaman saya, lebih mudah menentukan keperluan amplifier sebuah headphone dari ukuran fisik headphone tersebut. Rata-rata headphone yang over-ear berukuran besar, memiliki driver yang relatif besar (40mm s/d 58mm), dan memerlukan daya yang lebih kuat untuk dapat mendapatkan suara yang baik. Jadi rata2 headphone over-ear akan lebih baik jika ditambah headphone amplifier. Diantara headphone-headphone “besar” ini ada lagi tingkatan kesulitan yang berbeda-beda, dimana headphone tertentu dapat diangkat dengan amplifier headphone yang relatif kecil, tetapi ada juga tipe headphone yang memerlukan amplifier dengan daya lebih besar.
Angka impedance, atau impedansi menggambarkan karakter tahanan dari driver headphone. Menerjemahkan angka ini agak rumit, karena ada faktor2 lain yang perlu kita ketahui sebelum kita dapat menggunakan informasi angka impedansi.Umumnya headphone kelas consumer, yang mudah di drive dari Ipod atau Smartphone anda, memiliki impedansi sekitar 32 Ω. Tapi bukan berarti semua headphone 32 Ω mudah di drive dari smartphone atau Ipod.
Disisi lain, headphone kelas professional sering kali memiliki impedansi yang tinggi diatas 100 Ω. Mulai dari 100 Ω sampai 600 Ω rata-rata akan memerlukan Headphone Amplifier. Beberapa headphone di angka 55 – 70Ω masih dapat di “angkat” oleh Ipod/Smartphone, tapi di level volume hampir maximum.
Dari pengalaman saya, lebih mudah menentukan keperluan amplifier sebuah headphone dari ukuran fisik headphone tersebut. Rata-rata headphone yang over-ear berukuran besar, memiliki driver yang relatif besar (40mm s/d 58mm), dan memerlukan daya yang lebih kuat untuk dapat mendapatkan suara yang baik. Jadi rata2 headphone over-ear akan lebih baik jika ditambah headphone amplifier. Diantara headphone-headphone “besar” ini ada lagi tingkatan kesulitan yang berbeda-beda, dimana headphone tertentu dapat diangkat dengan amplifier headphone yang relatif kecil, tetapi ada juga tipe headphone yang memerlukan amplifier dengan daya lebih besar.
Quote:
THD < 0.1 % (1 khz/100dB)
Angka distorsi ini juga agak sulit untuk di terjemahkan. Secara prinsip, makin rendah angka distorsi makin baik, tetapi mirip dengan angka frequency response, agak sulit membuktikan seberapa akurat angka distorsi yang ditulis oleh pabrikan di kardus headphone.
Angka distorsi ini juga agak sulit untuk di terjemahkan. Secara prinsip, makin rendah angka distorsi makin baik, tetapi mirip dengan angka frequency response, agak sulit membuktikan seberapa akurat angka distorsi yang ditulis oleh pabrikan di kardus headphone.
Quote:
Sound Pressure Level: 114dB (1kHz / 1 Vrms)
Sering juga disebut “Sensitivity”, ini adalah nilai yang menggambarkan keperluan daya yang diperlukan headphone ini untuk menghasilkan suara. Biasanya angka ini dapat dipakai untuk menjadi ukuran yang lebih reliable untuk menentukan apakah kita memerlukan Headphone amplifier.Secara umum, angka ini bisa di artikan sebagai berikut:
– dibawah 100dB (1Hz / 1 Vrms) memerlukan amplifier yang lumayan kuat.
– antara 100dB s/d 110dB memerlukan amplifier, tapi amplifier kecil juga sudah cukup.
– diatas 110dB, sangat ringan dan tidak memerlukan amplifier.
Sering juga disebut “Sensitivity”, ini adalah nilai yang menggambarkan keperluan daya yang diperlukan headphone ini untuk menghasilkan suara. Biasanya angka ini dapat dipakai untuk menjadi ukuran yang lebih reliable untuk menentukan apakah kita memerlukan Headphone amplifier.Secara umum, angka ini bisa di artikan sebagai berikut:
– dibawah 100dB (1Hz / 1 Vrms) memerlukan amplifier yang lumayan kuat.
– antara 100dB s/d 110dB memerlukan amplifier, tapi amplifier kecil juga sudah cukup.
– diatas 110dB, sangat ringan dan tidak memerlukan amplifier.
Quote:
Sisanya adalah penjelasan yang lebih umum mengenai aksesoris, packaging, panjang kabel, yang saya relatif mudah untuk dimengerti, tetapi saya akan tambahkan dua hal lagi dari bagian akhir ini
Cable Length: 1.2mm single-sided OFC copper cable.
Disini maksudnya panjang kabel headphone adalah 1.2 meter. Single-sided berarti kabel hanya keluar dari satu sisi (biasanya dari sisi headphone sebelah kiri). Single-sided lebih ringkas dan praktis, tetapi headphone yang serius dengan kualitas suara biasanya menggunakan double-sided dimana kabel keluar dari sisi kiri dan sisi kanan headphone. OFC copper cable berarti “Oxygen-Free-Copper” yang menunjukan tipe (Copper) dan kualitas (Oxygen-Free) kabel yang dipakai. Ada beberapa macam tipe kabel yang dapat dipakai, mulai dari Copper, Silver, dan Silver Plated Copper (SPC), dimana tiap-tiap tipe tadi memiliki kadar kualitas yang berbeda-beda.
Cable Length: 1.2mm single-sided OFC copper cable.
Disini maksudnya panjang kabel headphone adalah 1.2 meter. Single-sided berarti kabel hanya keluar dari satu sisi (biasanya dari sisi headphone sebelah kiri). Single-sided lebih ringkas dan praktis, tetapi headphone yang serius dengan kualitas suara biasanya menggunakan double-sided dimana kabel keluar dari sisi kiri dan sisi kanan headphone. OFC copper cable berarti “Oxygen-Free-Copper” yang menunjukan tipe (Copper) dan kualitas (Oxygen-Free) kabel yang dipakai. Ada beberapa macam tipe kabel yang dapat dipakai, mulai dari Copper, Silver, dan Silver Plated Copper (SPC), dimana tiap-tiap tipe tadi memiliki kadar kualitas yang berbeda-beda.
Quote:
Kesimpulan
Sebetulnya mencoba menilai headphone dari tabel spesifikasi adalah seperti mencoba memilih mobil dari angka-angka spesifikasi mesin, suspensi, chasis, dimensi mobil dan sebagainya. Misalnya di brosur mobil tertulis tipe mesin yang dipakai adalah “Four-cylinder, 2.000cc”, itu hanya memberikan gambaran kecil dari mobil tersebut. Begitu juga dengan angka-angka lain di brosur mobil, semua itu tidak dapat memberikan penjelasan yang cukup untuk mengambil keputusan kita membeli mobil.
Tentu saja cara terbaik untuk mengetahui adalah dengan melakukan test-drive, dan kalau bisa test-drive di medan2 yang berbeda. Ada mobil yang sangat kencang, tapi tidak bisa dipakai untuk antar jemput anak sekolah atau berbelanja. Ada mobil yang sangat mewah, tapi sulit untuk dibawa masuk keluar jalan sempit. Ada mobil yang begitu nyaman, tapi tidak bisa dipakai di medan off-road. Demikian juga dengan headphone, ada bermacam-macam headphone untuk peruntukan berbeda-beda. Ada headphone untuk studio monitoring, ada headphone untuk music listening, ada headphone khusus untuk mendapatkan bass yang besar, ada headphone untuk keakuratan suara, ada headphone untuk gaya, dsb.
Cara terbaik untuk menentukan headphone yang tepat adalah dengan mencobanya sendiri di kuping anda. Itulah yang kami sarankan, oleh sebab itu kami mengundang anda mampir ke Headfonia Store untuk mencoba sendiri macam2 headphone yang kami sudah sediakan demo-unit nya.
Sebetulnya mencoba menilai headphone dari tabel spesifikasi adalah seperti mencoba memilih mobil dari angka-angka spesifikasi mesin, suspensi, chasis, dimensi mobil dan sebagainya. Misalnya di brosur mobil tertulis tipe mesin yang dipakai adalah “Four-cylinder, 2.000cc”, itu hanya memberikan gambaran kecil dari mobil tersebut. Begitu juga dengan angka-angka lain di brosur mobil, semua itu tidak dapat memberikan penjelasan yang cukup untuk mengambil keputusan kita membeli mobil.
Tentu saja cara terbaik untuk mengetahui adalah dengan melakukan test-drive, dan kalau bisa test-drive di medan2 yang berbeda. Ada mobil yang sangat kencang, tapi tidak bisa dipakai untuk antar jemput anak sekolah atau berbelanja. Ada mobil yang sangat mewah, tapi sulit untuk dibawa masuk keluar jalan sempit. Ada mobil yang begitu nyaman, tapi tidak bisa dipakai di medan off-road. Demikian juga dengan headphone, ada bermacam-macam headphone untuk peruntukan berbeda-beda. Ada headphone untuk studio monitoring, ada headphone untuk music listening, ada headphone khusus untuk mendapatkan bass yang besar, ada headphone untuk keakuratan suara, ada headphone untuk gaya, dsb.
Cara terbaik untuk menentukan headphone yang tepat adalah dengan mencobanya sendiri di kuping anda. Itulah yang kami sarankan, oleh sebab itu kami mengundang anda mampir ke Headfonia Store untuk mencoba sendiri macam2 headphone yang kami sudah sediakan demo-unit nya.
Selamat mencoba dan nantikan info Headphone School lainnya
Sumber : Headfoniastore.com
=====Update Apa Kata Kaskuser=====
Spoiler for Update:
Quote:
Original Posted By santanazz►Ane udah punya beberapa jenis headphone dengan bermacam2 spesifikasi, salah satunya Sennheiser PX 100 itu.. Menurut ane, spesifikasi teknis kadang bisa menyesatkan kita..
Contoh untuk frequency response 17 Hz - 24000 Hz.. Kalo kita belajar IPA zaman SMP dulu, ada yg namanya, audiosonik dan ultrasonik, yg di bawah audiosonik ane lupa sebutannya.. Telinga manusia di desain hanya dapat mendengarkan suara dengan range frekuensi 20 - 20000 Hz (audiosonik), jdi meskipun freq response ny jauh lebih lebar, tetep aja kita hanya bisa mendengar di range freq audiosonic..
Kalo impedance itu sebenernya hambatan dalam di headphone dimana makin besar impedance, maka akan makin kecil perbedaan volume suara saat volume dinaikan.. umumnya kalo headphone di studio rekaman itu yg impedance ny gede soalnya perlu pengaturan suara yg sangat detail.. maka jangan heran kalo ad bbrp headphone dgn posisi volume di hp sama tapi pas didengerin trnyata volume nya lebih keras atau lebih rendah satu sama lain, ya itu krn impedance dri headphone..
Just share dari pengalaman ane sih.. Jadi kalo agan-agan pengen beli headphone, jgn liat dri spek teknis nya, tapi LANGSUNG DICOBA DI PAKE krn selera telinga org masing2 berbeda..
Contoh untuk frequency response 17 Hz - 24000 Hz.. Kalo kita belajar IPA zaman SMP dulu, ada yg namanya, audiosonik dan ultrasonik, yg di bawah audiosonik ane lupa sebutannya.. Telinga manusia di desain hanya dapat mendengarkan suara dengan range frekuensi 20 - 20000 Hz (audiosonik), jdi meskipun freq response ny jauh lebih lebar, tetep aja kita hanya bisa mendengar di range freq audiosonic..
Kalo impedance itu sebenernya hambatan dalam di headphone dimana makin besar impedance, maka akan makin kecil perbedaan volume suara saat volume dinaikan.. umumnya kalo headphone di studio rekaman itu yg impedance ny gede soalnya perlu pengaturan suara yg sangat detail.. maka jangan heran kalo ad bbrp headphone dgn posisi volume di hp sama tapi pas didengerin trnyata volume nya lebih keras atau lebih rendah satu sama lain, ya itu krn impedance dri headphone..
Just share dari pengalaman ane sih.. Jadi kalo agan-agan pengen beli headphone, jgn liat dri spek teknis nya, tapi LANGSUNG DICOBA DI PAKE krn selera telinga org masing2 berbeda..
Betul, mantab penjelasan dari agan Santanaz
Quote:
Original Posted By johny2wong►Ane sendiri gk paham soal spek"an gini. Tp udah 2x beli earphone & headphone dan dapat yg cocok ma selera ane .
Caranya milih sih gampang. Bawa mp3 player, isi dengan lagu" favorit. Format lagunya flac ato m4a lossless, kl gk ada, ya terpaksa mp3 320kbps. Lgsg tes drive ear/head phone di tokonya. Dan pilih mana yg karakternya plg demen. Nego harga lalu bungkus pk kantong kresek
nb: cara ini ane pk utk alat" yg tdk memerlukan amp.
Caranya milih sih gampang. Bawa mp3 player, isi dengan lagu" favorit. Format lagunya flac ato m4a lossless, kl gk ada, ya terpaksa mp3 320kbps. Lgsg tes drive ear/head phone di tokonya. Dan pilih mana yg karakternya plg demen. Nego harga lalu bungkus pk kantong kresek
nb: cara ini ane pk utk alat" yg tdk memerlukan amp.
Paling enak memang pakai lagu-lagu favorit kita, jadi lebih mudah menentukan pilihan headphone atau earphonenya, thank tambahan infonya gan
Quote:
Original Posted By wifqydms►mau nanya deh. Cara nentuin bassnya deep sama tight itu apa harus ke kuping dulu?
apa bisa diliat dari spek gan?
terus kalo frek treble tinggi apa gak bikin sibilance?
Btw ini line-up ane gan
Sennheiser CX-400ii
A-Jays Two
dBe WS-10 Rev-ii
Phrodi jimbon
LG Quadbeat 2.
Favorit ane tetep a-jays two. Sumpah deepnya ga ada yg ngalahin, treble masih kedengeran
yg paling buruk Quadbeat, menang kabel pipih sama control talk, bawaan hp, bass ga ada, treble nanggung, untung ketolong sama poweramp
apa bisa diliat dari spek gan?
terus kalo frek treble tinggi apa gak bikin sibilance?
Btw ini line-up ane gan
Sennheiser CX-400ii
A-Jays Two
dBe WS-10 Rev-ii
Phrodi jimbon
LG Quadbeat 2.
Favorit ane tetep a-jays two. Sumpah deepnya ga ada yg ngalahin, treble masih kedengeran
yg paling buruk Quadbeat, menang kabel pipih sama control talk, bawaan hp, bass ga ada, treble nanggung, untung ketolong sama poweramp
buat menentukan bass tight dan bass deep harus dicoba langsung.
dan frekuensi tinggi belum tentu sibilance juga
Quote:
Original Posted By magnumize►iya gan bener kita mesti belajar jga milih headphone yg bagus... kadang temen ane yg berduit mah belinya beats padahal mereka ga ngerti kelebihan dan kekurangan beats tuh apa... belom lagi kan headphone yg buat gaming dan dengerin lagu beda. kadang dgn alesan "bassnya enak bro" mereka lgsg beli. kan dimana-mana mah klo bass ke gedean juga mau denger mid sama highnya gimana coba
mantab gan, memang betul pendapat agan magnumize,
masing-masing mempunyai suara yang berbeda-beda, pemilihan headphone earphone tertentu biasanya mengikuti selera lagu favoritnya.
Penilaian suatu headphone earphone juga tidak bisa dilihat hanya dari bassnya saja, karena idealnya sebuah irama atau lagu, tidak selalu hanya dinilai dari bass atau nada bawahnya saja
Quote:
Original Posted By okierie►Ane punya KREZT dengan sensitivity 105dB/mW. Tadi kan dijelasin harus pake amplifier. Nah, amplifiernya kayak gimana sih gan?
Quote:
Original Posted By jaaaaahhh►wow ane jadi ngerti sedikit2 lah
btw amplifier itu bentuknya kek apa ya ane baru denger..
dijual terpisah ya?
btw amplifier itu bentuknya kek apa ya ane baru denger..
dijual terpisah ya?
Amplifier sekarang ada beberapa jenis, misalnya amplifier Headphhone, amplifier mobil, amplifier gitar, amplifier desktop, dll.
karena kita sedang membahas headphone earphone, maka salah satu bentuk amplifiernya kira-kira seperti ini:
Quote:
Original Posted By intocats►Yang paling tepat sasaran...
Sekolahin dulu kupingnya, dengan cara cobain Hedpun2 ato IEM2 yang sudah teruji dan diakui kualitasnya (butuh modal muka tebel dikit sih kalo sama sekali ga beli)
Bisa ke Jaben Store atau ke Analog Head atau Headfonia
Dari situ bisa dapet gambaran, bass yang Deep ga mbleber kayak gimana, treble yang extended tanpa jadi sakit telinga kaya gimana.
IMO, Spek di bungkus Hedpun atau earbud atau IEM itu sama sekali ga ada relevansinya buat kita, konsumen awam. Ga akan bisa nebak karakter suatu cans dari tulisan2 itu.
Sekolahin dulu kupingnya, dengan cara cobain Hedpun2 ato IEM2 yang sudah teruji dan diakui kualitasnya (butuh modal muka tebel dikit sih kalo sama sekali ga beli)
Bisa ke Jaben Store atau ke Analog Head atau Headfonia
Dari situ bisa dapet gambaran, bass yang Deep ga mbleber kayak gimana, treble yang extended tanpa jadi sakit telinga kaya gimana.
IMO, Spek di bungkus Hedpun atau earbud atau IEM itu sama sekali ga ada relevansinya buat kita, konsumen awam. Ga akan bisa nebak karakter suatu cans dari tulisan2 itu.
Quote:
Original Posted By santanazz►Tiap jenis headphone ad plus minus nya sih.. ane klasifikasi dlm 2 jenis yaitu around ear dan on ear..
Around ear :
+ Suara nya di dominasi sm bass, jdi cocok untuk yg hobi music dance..
+ Desain nya sangat tahan banting dan di dominasi oleh stainless stell and high plastic.
+ Noise isolation yg berarti suara dari luar bisa di minimalisir atau bahkan tidak terdengar sama sekali.. (atau juga dikenal jenis headphone noise cancelation) umumnya cocok utk agan yg sering berada di tempat yg bising kayak di bus atau bahkan bisa di dlm pesawat sekalipun..
- Umumnya terasa berat di kepala shg kurang nyaman kalo dipake kelamaan..
- Harga headphone jenis ini umumnya lumayan mahal, terutama jenis noise cancelation..
- kabel ny lumayan tebal sehingga terasa berat kalo dibawa kemana2..
On-ear :
+ soundnya umumnya balance antara bass, vocal, treble..
+ ukurannya compact dan portable, cocok utk dibawa berpergian..
+ nyaman di telinga sehingga bisa dipakai dalam waktu yg lama..
- bass nya kurang nendang dibandingkan dengan yg around ear..
- sound leak alias suata bocor.. Artiny kalo volume di setel kegedean, org sebelah agan mungkin bisa musik musik agan juga meskipun sayup2 doank..
Earphone IEM
+ Sangat compact dan bisa dipake buat jogging, gym, jalan2..
+ harga jenis ini luamayan terjangkau..
+ sound nya balance seperti yg on ear..
- bass yg kurang kerasa atau bahkan tidak terasa sama sekali.
- kabel rentan putus karena bisa terlilit.
Menurut ane seperti itu gan kalo untuk jenis2 nya dan plus minus nya..
Around ear :
+ Suara nya di dominasi sm bass, jdi cocok untuk yg hobi music dance..
+ Desain nya sangat tahan banting dan di dominasi oleh stainless stell and high plastic.
+ Noise isolation yg berarti suara dari luar bisa di minimalisir atau bahkan tidak terdengar sama sekali.. (atau juga dikenal jenis headphone noise cancelation) umumnya cocok utk agan yg sering berada di tempat yg bising kayak di bus atau bahkan bisa di dlm pesawat sekalipun..
- Umumnya terasa berat di kepala shg kurang nyaman kalo dipake kelamaan..
- Harga headphone jenis ini umumnya lumayan mahal, terutama jenis noise cancelation..
- kabel ny lumayan tebal sehingga terasa berat kalo dibawa kemana2..
On-ear :
+ soundnya umumnya balance antara bass, vocal, treble..
+ ukurannya compact dan portable, cocok utk dibawa berpergian..
+ nyaman di telinga sehingga bisa dipakai dalam waktu yg lama..
- bass nya kurang nendang dibandingkan dengan yg around ear..
- sound leak alias suata bocor.. Artiny kalo volume di setel kegedean, org sebelah agan mungkin bisa musik musik agan juga meskipun sayup2 doank..
Earphone IEM
+ Sangat compact dan bisa dipake buat jogging, gym, jalan2..
+ harga jenis ini luamayan terjangkau..
+ sound nya balance seperti yg on ear..
- bass yg kurang kerasa atau bahkan tidak terasa sama sekali.
- kabel rentan putus karena bisa terlilit.
Menurut ane seperti itu gan kalo untuk jenis2 nya dan plus minus nya..
Mantab penjelasannya gan
Terima kasih buat yang udah bantu rate, nimpuk cendol dan abu gosoknya
Quote:
Tema kuliah di Headphone School
[Headphone School] Bingung Pilih Headphone? Yuk, kita belajar bersama
[Headphone School] Apakah bedanya Headphone Open atau Headphone Closed?
[Headphone School] Jenis-jenis earphone yang bikin bingung.
[Headphone School] Apa ya Headphone yang cocok buat gw?
[Review] Zero Audio Carbo Tenore dan Carbo Basso
[Review] Sennheiser HD7 DJ
[Review] Audio Technica M20x - M30x - M40x - M50x
[Review] Earphone Shure 112 - Shure 215 dan Shure 215 Special Edition
[Review] MP3 Player SanDIsk Clip Sport
[Review] The Living Legend Headphone - Koss Portapro
[FR]Ultimate Sound Festival, Ritz Carlton, Jakarta 2014
[Headphone School] Bingung Pilih Headphone? Yuk, kita belajar bersama
[Headphone School] Apakah bedanya Headphone Open atau Headphone Closed?
[Headphone School] Jenis-jenis earphone yang bikin bingung.
[Headphone School] Apa ya Headphone yang cocok buat gw?
[Review] Zero Audio Carbo Tenore dan Carbo Basso
[Review] Sennheiser HD7 DJ
[Review] Audio Technica M20x - M30x - M40x - M50x
[Review] Earphone Shure 112 - Shure 215 dan Shure 215 Special Edition
[Review] MP3 Player SanDIsk Clip Sport
[Review] The Living Legend Headphone - Koss Portapro
[FR]Ultimate Sound Festival, Ritz Carlton, Jakarta 2014
cilbow dan doctoRdraculea memberi reputasi
2
177.3K
Kutip
1.2K
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
925.2KThread•91.1KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya