Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Mari berpendapat dan membudayakan analisis - Menilai Keluarnya AHok dari Gerindra

king.tradeAvatar border
TS
king.trade
Mari berpendapat dan membudayakan analisis - Menilai Keluarnya AHok dari Gerindra
Selamat sore rekan-rekan kaskuser semua.

Thread ini adalah thread perdana saya, thread ini dibuat hanya utuk berbagi sebuah sudut pandang dari berita yang cukup trending sehingga bisa jadi obrolan kopi saya dan rekan2 secara offline. :beer

Terlepas bagi rekan-rekan yang berasumsi kalau thread ini mengandung muatan sara, politik, atau tidak pada tempatnya, tujuan saya tidak demikian, hanya sebagai sudut pandang ringan seorang yang suka mengamati saja. Karena itu, saya meletakkan nya pada 'the lounge' emoticon-Ngakak

Seperti yang kita ketahui, Ahok adalah orang pro sudut pandang politik modern amerika, bisa dilihat dari sudut pandang politiknya yang mengacu ke sudut pandang yang digunakan Lincoln, dan sebagai individual, bisa dibilang Ahok, juga sedikit dari bagian birokrat yang 'ga bisa disetir2 oleh partai'.

Dan hari ini, berita yang sedang gunjang-ganjing mengenai 'Ahok', menyorot bahwa yang bersangkutan sedang 'perang' dengan partai pengusungnya sendiri. Thread ini dibuat, supaya kita bisa melihat pros-cons langkah ahok mundur dari Gerindra. Sekaligus mencari fakta baru, apabila dari rekan-rekan kaskuser bisa berbagi lebih banyak mengenai berita ini. emoticon-Matabelo

1. Bagi Gerindra, hilangnya Ahok adalah hilangnya Face terbaik Gerindra.

Selepas jatuhnya image Pembina Partai, yakni PS, dan meninggalnya Almarhum Suhardi, berdasarkan kajian terbaik yang bisa saya kumpulkan, Ahok adalah sosok terakhir yang punya nilai jual di partai berlambang Kepala Garuda saat ini.

Mengapa Ahok mendadak berubah menjadi 'aset' terbesar Gerindra sekarang? Menurut saya, sebagai analis ada 3 faktor yang sedikitnya mempengaruhi hal tersebut, antara lain:

-Jatuhnya citra pembina Partai pasca Pilpres.

Ungkapan dari salah satu elite Gerindra yang menyatakan kalau Gerindra besar karena PS, tidak 100% salah, karena Gerindra adalah kendaraan PS, dan PS adalah ujung tombak image politik Gerindra. Hukuman dari sosial, dan media, serta sosial-media, telah menghancurkan, sehancur-hancurnya image yang telah 'dibangun' selama 15 tahun. emoticon-Cape d... (S) emoticon-Berduka (S)

Sebenarnya, kans untuk memperbaiki image partai dan pembinanya masih ada, walau pun pahit. Kans itu melalui another public-profile, yang disebut sebagai 'Ahok'. emoticon-I Love Indonesia (S)

-Tidak adanya 'Image pelapis' atau secondary-profile di Gerindra selain Ahok.

Terkait dengan point di atas, sebenarnya hasil dari image politik yang telah dibangun selama 15 tahun, sudah sangat bagus, PS pun bisa menjual dirinya, juga nama 'ahok' dalam salah satu kesempatan debat pra-pilpres terdahulu. Akibatnya muncul tri-fecta punch yang membatasi 'mata publik' pada partai ini, yakni PS-Ahok-Suhardi. Selain 3 nama tersebut, tidak ada...sayangny...emoticon-Berduka (S)

Sebenarnya, sosok FZ maupun MT yang menjadi elite partai, bisa menjadi nilai jual. Hanya saja, teknik politik mereka yang cenderung elitis, kurang beretika, penuh turn-over/blunder dan selalu bersifat menjatuhkan (aggresif, negatif), malah menjatuhkan nilai jual mereka sebagai orang-orang yang (mungkin) tidak akan dilirik publik, selain oleh fan-atic.emoticon-Najis

-Hukuman Publik tengah menanti pasca keluarnya Ahok

Sebagian pendukung Partai Gerindra, dan PS, telah mulai meninggalkan atau memikirkan ulang kembali pilihannya, dengan melihat dan mengamati sikap partai paska-pemilu presiden kemarin. Gelombang orang-orang yang kecewa ini akan menimbulkan polemik yang lebih besar, dan (mungkin, saat ini) tengah menyiapkan 'hukuman' apa jika para elite partai terus-terusan kontra produktif. Polemik ini mungkin tidak muncul dari kelas politikus, atau pendukung pemerintah, tapi dari golongan kelas menengah, golongan terpelajar (baca: real-mahasiswa bukan 'mahasiswa'), golongan yang pro-perubahan, dan golongan yang selama ini diam...yaitu golongan masayarakat lapis bawah yang paham politik namun menjauh dari wacana politik. emoticon-cystg

2. Bagi Ahok, lepas dari Gerindra, bisa berarti lepasnya satu 'sumber beban pikiran'. emoticon-Matabelo

Sebenarnya, jika dicermati, bukan cuma Ahok, tapi juga Ridwan Kamil, Tri Risma pun adalah 'Elite' yang dilahirkan dari rahim pemilihan langsung. Mencermati keadaan bahwa mungkin ada nya 'tekanan partai' selama masa jabatan mereka, bisa dipastikan sudah pasti ada. emoticon-Sorry

Dengan melepaskan diri dari kepentingan partai, sebenarnya, secara undang-undang, saya belum menemukan bahwa jika proses keluar itu juga harus meletakkan jabatan. Kecuali di DPR/MPR (menilik dari kasus 3 kader Golkar yang dipecat kemarin). Jadi, tuntutan segelintir pihak yang membawa2, 'kalau bernyali','kalau konsisten', 'kalau emang bener' mau mundur, juga harus meletakkan jabatan...dapat dipastikan bahwa mereka adalah kaum oportunis yang berusaha mendapatkan kursi kekuasaan dengan cara yang tidak baik. emoticon-Takut

Orang-orang atau golongan tersebut, sebenarny tidak penting, namun sesekali perlu ditindak / perlu ada tindakan. Mereka tidak peduli dengan 'rakyat', mereka cuma mengatasnamakan 'rakyat' atau 'suatu atribut sensitif' untuk memperoleh potensi kekuasaan dan kekayaan. emoticon-Nohopemewek

3. Bagi Rakyat, terlepas nya Ahok dari Gerindra, akan melengkapi alasan 'penghukuman' rakyat.

Publik, mayoritas, dan media,juga mayoritas, tengah menyorot langkah aksi koalisi oposisi. Diamnya publik, tanpa riak, sesungguhnya bukan tanpa gejolak. Gejolak itu ada, hanya saja, tengah bergulung, entah menjadi gelombang pasang, atau tsunami, yang siap memporak-porandakan 'istana pasir' yang tengah dibangun elite oposisi yang lupa diri. Ya, menurut saya pribadi, ini termasuk lupa diri, karena sesungguhnya lawan mereka, mungkin bukan seorang presiden kurus, jelek, dan nyentrik, tapi 'Idealisme' yang tengah bergerak tapi dipaksa untuk berhenti. emoticon-Cape d... (S)

Penutup:

'Sebenarnya, bukan rakyat yang harus takut pada pemerintah. Tapi pemerintah, sungguh harus sangat takut kepada rakyatnya'.

Salam Minorita yang ternyata Mayor, bukan Mayora, atau Mayori (karena Mayora itu cemilan dan Mayori itu, nama yang cantik)
King Trade

Sumber? Karya ini tulisan sendiri, dengan mengamati berbagai line berita di:
detik.com
kompas.com
0
3.9K
66
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread83.9KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.