Ini unek-unek ane gan, sebel banget ane

Jero Wacik masih bisa senyum-senyum menjelaskan akan kenaikan BBM, benar-benar tidak punya sensitivitas.



Rakyat bayar pajak, yang kaya bayarnya lebih besar wajar menikmati subsidi lebih besar, yang kecil bayarnya lebih kecil wajar menikmati subsidi lebih kecil, jadi proposional.



Hanya subsidi BBM yang bisa dirasakan manfaatnya oleh rakyat secara langsung baik kaya maupun miskin.



Dengan subsidi BBM, harga sembako lebih terjangkau, mie instant lebih murah.

Kalau BBM naik, semua harga pasti naik. Kita jangan mau di bodohin pemerintah dengan mengatakan subsidi BBM hanya menguntungkan orang kaya.

Nyatanya dengan subsidi BBM harga sembako masih terjangkau bagi orang miskin.

Kalau BBM naik, apa ada jaminan harga sembako tidak akan naik jadi mahal? TDL pun akan ikut naik. Dampaknya orang kaya paling hanya mengurangi penggunaan mobil pribadi dan pemakaian AC, sedangkan orang miskin harus mengurangi makan dan lampu di rumahnya yang digunakan untuk belajar anaknya.



Jangan mau di bodohi, ini sama saja pemerintah mengadu domba orang kaya dengan orang miskin, dengan mengatakan bahwa selama ini hanya orang kaya yang paling menikmati subsidi BBM. Padahal tidak demikian, semua orang menikmati subsidi BBM yang uangnya dari pajak rakyat juga, yang di ambil secara proporsional.



Orang kaya di bebani pajak yang lebih besar, pajak mobil mahal, pajak pengasilan, pajak PBB, PPH, PPN, dll. Orang miskin pajaknya lebih kecil, tidak punya kendaraan tidak bayar pajak, tidak punya rumah tidak bayar PBB, dll.

Jadi subsidi BBM merupakan salah satu bukti nyata negara mensejahterakan rakyatnya yang sudah bela-belain bayar pajak. Sekali lagi jangan mau di bodohi pemerintah !

Perlu di ketahui, pemerintah justru yang tidak mandiri dalam mengatur produksi BBM, sangat tergantung kepada pihak asing. Minyak mentah di jual, setelah diolah asing, pemerintah membelinya. Jelas saja mahal !



BLT hanya pencitraan, tidak bisa menyentuh akar masalah !

Silahkan agan-agan menambahkan, apakah agan setuju dengan pengurangan subsidi BBM (harga BBM naik) atau mempertahankan harga BBM yang bisa langsung di nikmati oleh rakyat namun mengefisiensi hal-hal yang berkaitan dengan produksi BBM, kalau perlu pake politik dumping