- Beranda
- Berita dan Politik
[Munafiq Of The Year] Dua Wajah AKBP Idha Endri Prastiono, Polisi Bandar Narkoba
...
TS
2go
[Munafiq Of The Year] Dua Wajah AKBP Idha Endri Prastiono, Polisi Bandar Narkoba
Quote:
Dua Wajah AKBP Idha Endri Prastiono
Metrotvnews.com, Jakarta: Dua polisi Indonesia ditangkap di Malaysia. Mereka, Kepala Subdirektorat Narkoba Polda Kalbar Ajun Komisaris Besar Idha Endri Prastiono dan anggota Polsek Entikong Polres Sanggau Bripka M.P. Harahap, kedapatan terlibat kepemilikan shabu tak kurang dari 6 kilogram. Keduanya kini ditahan di markas Kepolisian Diraja Malaysia.
Benar, Endri dan M.P. Harahap belum dinyatakan bersalah atau tidak. Tapi, kalau benar keduanya bersalah, Kapolri Jenderal Sutarman mau keduanya dihukum seberat-beratnya. "Saya mau mereka dihukum seberat-beratnya," kata Sutarman di Metro TV, Senin (1/9/2014) siang. Hukum di Negeri Jiran, siapa pun yang terlibat narkoba terancam hukuman mati.
Jumat, 29 Agustus 2014, Endri tergopoh check in di Bandar Udara Supadio, Pontianak, Kalbar. Pesawat MASWings yang akan membawanya ke Kuching, Malaysia, tak lama lagi bakal mengudara. Di tengah gopoh, Endri sibuk menelepon M.P. Harahap agar menjemput setiba dirinya di Bandara Kuching, Serawak.
Kurang dari satu jam, Endri dan Harahap sudah bertemu di Bandara Kuching. Mereka lalu menyewa sebuah kamar di salah satu hotel yang ada di Ibu Kota Serawak. Mereka menunggu....
Jumat, 29 Agustus 2014, pukul 07.35 waktu setempat, Polis Diraja Malaysia (PDRM) menciduk seorang wanita Filipina, di Balai Ketibaan Lapangan Terbang Antarabangsa Kuala Lumpur (KLIA). Dia kedapatan menyembunyikan lima bungkus sabu seberat 3,1 kilogram bernilai RM620.000.
Perempuan itu tak sadar telah diincar. Jabatan Siasatan Jenayah Narkotik (JSJN) Bukit Aman berhasil menciduk perempuan itu setelah berkoordinasi dengan pihak Office of the Narcotics Control Board (ONCB) Thailand. Si perempuan mengaku bahwa akan mengirimkan barang ke Kuching.
Jumat, 29 Agustus 2014, pukul 15.15 waktu Kuching, JSJN menangkap Endri dan Harahap. Belakangan JSJN mengetahui keduanya adalah anggota Polri. Empat jam berselang, Kapolda Kalbar Brigadir Jenderal Arief Sulistyono mengaku, menerima laporan dari Liason Officer Polri di Kuching, Komisaris Taufik Noor Isya, tentang penangkapan dua anggotanya terkait narkoba di Malaysia.
+++
Martabat adalah sifat atau keadaan layak, dihormati, atau dihargai. Jadi, martabat manusia menyangkut cara kita memandang diri kita maupun cara orang lain memperlakukan kita. Meskipun ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi perasaan kita terhadap diri sendiri, cara orang lain memandang atau memperlakukan kita sangat berperan untuk menentukan harga diri kita dalam kehidupan sehari-hari.
Rangkaian kata itu diposting Idha Endri di blog pribadinya, http://endriprastiono.blogspot.com/,pada 8 Juli 2014. Endri tergolong rajin menulis. Pada 23 Juli 2014, dia memposting pesan, "Jika tidak kau temukan teman duduk yang saleh, pelajarilah buku, sifat, riwayat hidup dan semua perilaku orang-orang yang shaleh."
Pada 24 Juli 2014, Endri kembali mengunggah dua tulisan: Kisah Jenazah yang Disholawati 70 Ribu Malaikan dan Misteri Injil Kuno Pengungkap Kerasulan Muhammad SAW. Tulisan terakhir dia kutip dari http://www.republika.co.id/berita/du...-muhammad-saw.
Tak cuma rangkaian kata dan pesan relegius, Endri juga memposting 11 foto ketika dirinya ibadah Umrah ke Mekah bersama istrinya, Titi Yusnawati. Juga ada tiga foto dirinya dan istri di kolom bertajuk With My Wife.
Sekilas melihat dan membaca postingan di blog Endri, terbangun kesan pemiliknya adalah orang yang rajin dan taat beribadah. Kesan itu makin kuat setelah melihat foto Endri dengan dua tanda hitam di dahi.
+++
Tak ada gading yang tidak retak. Jejak hitam Endri sejatinya sudah terentang, sehingga banyak yang menyebut "dia polisi bermasalah". Jejak itu bahkan sudah ada sejak dia berdinas di Polda Sumatra Utara.
Selama berdinas di Polda Sumut, kasus Endri lebih banyak urusan "perempuan". Dia pernah ditaruh di ruang penempatan pada tempat khusus selama 21 hari karena ketahuan selingkuh dari istri pertamanya, Sandi Wahyu Arifani.
Pada 2002, Endri kembali tersandung masalah setelah menghamili pembantunya. Kasus ini selesai secara kekeluargaan. Dua tahun kemudian, Endri kembali mengulangi perbuatannya. Tapi dengan perempuan lain: Titi Yusniawati. Endri dan Titi akhirnya menikah di Deli Serdang, sesuai akta nikah nomor : 109 / 14 / VII / 2012 tanggal 22 Juli 2012.
Banyak kasus, pada 19 Februari 2013, Endri kemudian "dilempar" ke Polda Kalbar. Pada 7 Juni 2013, Endri diangkat menjadi Kasubdit III Dit Res.Narkoba Polda Kalbar. Tapi jabatan itu tak awet. Endri, pada 18 Desember 2013, dimutasi sebagai Analis Muda Kebijakan Bidbin Biro Rena Polda Kalbar.
Endri, meski belum terbukti sampai sekarang, diduga ikut bermain "menyisihkan barang bukti sabu" dengan tersangka Ajun Komisaris Sunardi Cs. Sunardi sendiri akhirnya dipecat. Pada 22 Juni 2014, Sunardi mengajukan banding dan mengatakan, ketika menjadi Kasubdit III Dit Resnarkoba Polda Kalbar, Endri pernah melakukan penyimpangan dalam penanganan perkara narkoba.
Semua perkara di atas jarang diketahui publik. Kasus terdahulu dan sempat membuat heboh adalah ketika, pada 3 Januari 2014, Endri melapor ke Polres Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, kalau istrinya telah kehilangan sejumlah perhiasan bernilai Rp19 miliar di Bandara Soekarno-Hatta.
Tapi, setelah diproses Dit Reskrimum Polda Kalbar, akhirnya terungkap pelaku beserta barang bukti kasus Endri. Ternyata, menurut saksi ahli, jumlah perhiasan milik Titi hanya bernilai kurang dari Rp180 Juta. Belakangan juga diketahui Endri dan istri terbang ke Jakarta, tanpa izin.
Setali tiga uang, jejak Titi juga tak "bersih". Pada 2006, Titi penah diperiksa sebagai saksi kasus traveller cheque (cek perjalanan) bekas Direktur II Ekonomi Khusus Badan Reserse Kriminal Polri, Brigjen (Pol) Samuel Ismoko. Teti yang mengenal Ismoko dari 1999 mengaku, membeli cek perjalanan itu dari Ismoko senilai Rp300 juta secara tunai pada November 2003.
Pada Februari 2008, Titi juga pernah melaporkan kasus penipuan yang menimpa dirinya sebesar Rp10 miliar oleh bekas bandar sabu berinisial NK. Modusnya adalah jual beli rumah di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, seharga Rp20 miliar. Titi menyerahkan uang muka secara bertahap pada Agustus dan Oktober. Tapi duit belakangan dibawa kabur NK.
Pada Maret 2011, Titi juga pernah melaporkan seorang politikus Kota Pontianak dengan tuduhan penggelapan sebesar Rp1,1 miliar.
(Ich)
SUMBER
kurir2 narkoba yg dijebak mafia, pada dihukum mati
lha ini polisi, udah cabul, bandar narkoba, bikin malu negara, bertopeng agama pula
kalo terbukti bersalah, dihukum apa ya baiknya pemirsa??
PS: jangan pada SARA gays, jidatnya item ada alesan logisnya
Spoiler for jidat:
Diubah oleh 2go 04-09-2014 03:57
0
31.2K
Kutip
264
Balasan
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
671.2KThread•41KAnggota
Terlama
Thread Digembok