Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

inuyazaqAvatar border
TS
inuyazaq
Manfaat khitan atau sunat
Neh gan ane share manfaat khitan atau sunat buat khususnya kaum laki laki...

Sebagai salah satu ajaran yang telah diterapkan dalam Islam, baik bagi laki-laki maupun perempuan, khitan memiliki fungsi dan manfaat yang sangat penting bagi kepentingan syiar Islam. Sebab, khitan bertujuan untuk kesehatan jasmani dan rohani. Selain itu, khitan juga dianggap sebagai salah satu media penyucian diri dan bukti ketundukan seseorang kepada ajaran agamanya. Rasulullah SAW bersabda, “Kesucian (fitrah) itu ada lima: khitan, mencukur bulu kemaluan, mencabut bulu ketiak, memendekkan kumis, dan memotong kuku.” (HR Bukhari Muslim).
Melalui khitan, seorang anak sejak dini diajarkan mengenai pentingnya kesehatan dan kebersihan badan, terutama alat kelaminnya. Bagi laki-laki, khitan berfungsi untuk mempermudah dan mempercepat proses pembersihan fisik sebagai salah satu syarat sahnya ibadah, khususnya yang berkaitan dengan kotoran air kencing. Dari sudut pandang medis, seperti yang diungkapkan para ahli kedokteran, khitan mempunyai faedah bagi kesehatan karena membuang anggota tubuh yang menjadi tempat persembunyian kotoran, virus, bakteri, dan bau yang tidak sedap. Air kencing mengandung semua unsur tersebut. Ketika air seni keluar melewati kulit yang menutupi alat kelamin, endapan kotoran yang biasa disebut smegma ini sebagian tertahan oleh kulit tersebut. Semakin lama, endapan tersebut akan semakin banyak. Bisa dibayangkan berapa lama seseorang membuang air kencingnya dalam sehari dan berapa banyak endapan yang disimpan oleh kulit penutup kelamin dalam setahun. Karena itu, bila tidak dibersihkan, endapan kotoran yang tertahan itu dapat menyebabkan infeksi pada penis serta kanker leher rahim pada perempuan yang disetubuhinya.

Penyakit kelamin

Beberapa penelitian medis membuktikan bahwa penderita penyakit kelamin lebih banyak dari kalangan yang tidak dikhitan. Begitu juga penderita AIDS, kanker alat kelamin, bahkan kanker rahim juga banyak diderita oleh pasangan yang tidak dikhitan. Ini juga yang menjadi salah satu alasan orang-orang non-Muslim di Eropa dan Amerika Serikat melakukan khitan. Mengutip tulisan Abdul Hamid Mahmud Thahmaz berjudul “Al-Arbaun Al-Ilmiyah”, sebuah majalah medis terkenal di Inggris, BMG, pernah menurunkan makalah tentang kanker kelamin dan penyebab-penyebabnya pada tahun 1986. Dalam artikel yang diturunkannya ini, Abdul Hamid menulis bahwa sesungguhnya kanker kelamin sangat kecil sekali terjadi di kalangan Yahudi dan negeri-negeri Muslim, sebab mereka melakukan khitan semenjak usia anak-anak. Dan data statistik medis juga menunjukkan bahwa kanker kemaluan yang terjadi pada kalangan Yahudi tidak terjadi, kecuali hanya terhadap sembilan penderita dalam setahun. Khitan adalah menyempurnakan thaharah (bersuci) dalam beribadah. Karena itu, khitan disunahkan dilakukan saat bayi berumur tujuh hari, karena Rasulullah telah melaksanakan aqiqah dan khitan untuk kedua cucunya Hasan dan Husein di hari ketujuh, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Baihaqi. Pendapat lain menyatakan khitan dilakukan ketika berumur tujuh hingga 10 tahun karena pada saat itu seorang anak mulai diperintahkan menjalankan shalat. Secara psikologis, sebaiknya khitan dilakukan saat anak sudah memahami sisi positif dan negatif sehingga trauma psikis lebih minimal. Sementara itu, majalah Al-Ma'had Al-Wathaniy Li Al-Sarthan pernah menurunkan tulisan tentang hasil penelitian yang menegaskan bahwa kanker kelamin bisa berpindah pada saat melakukan hubungan seks. Menurut hasil penelitian tersebut, melakukan hubungan seks dengan banyak pasangan bebas juga akan menyebabkan terjadinya kanker kelamin. Selain baik untuk kesehatan, khitan diyakini juga bisa meningkatkan kualitas syahwat. Secara medis telah dibuktikan bahwa bagian kepala penis peka terhadap rangsangan karena banyak mengandung syaraf erotis sehingga kepala penis yang tidak disunat lebih sensitif daripada yang disunat. Dan sunat membantu mencegah ejakulasi dini. Secara medis, khitan bagi perempuan belum ditemukan keuntungannya. Namun, sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Abu Dawud dari Ummu Atiah, bahwa perempuan yang dikhitan akan lebih dicintai oleh suaminya dan mempunyai kedudukan yang mulia dibandingkan perempuan lainnya (yang tidak dikhitan). Ajaran Islam menganjurkan agar setiap anak sebaiknya dikhitan pada saat usia masih kecil (sampai batas usia mumayiz). Hal ini berdasarkan perbuatan Rasulullah SAW yang mengkhitan kedua cucunya pada saat masing-masing baru berusia tujuh hari. Alasannya, karena pada usia demikian anak-anak sedang dipersiapkan fisiknya untuk menjalankan tugas-tugas keagamaan kelak setelah mereka mencapai usia dewasa. Sementara dari sudut mental anak, pada saat anak itu dikhitan, ia mulai diperkenalkan kepada aturan-aturan agama agar muncul kesadaran bahwa dirinya adalah makhluk Allah SWT yang harus tunduk kepada-Nya dan berkorban atas perintah-Nya.

Metode Khitan
Sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, metode khitan juga mengalami perkembangan. Bila dulu menggunakan bilah bambu tajam untuk memotongnya sampai metode sekarang paling canggih menggunakan laser.Banyak teknik khitan dan pemberian nama setiap teknik didasarkan pada alat dan teknik penyunatan yang dilakukan. Teknik paling tua adalah guilotine atau sayatan pancung. Lalu, ada teknik dorsumsisi (sayatan melingkar), metode cincin (zhenxi circumcision ring atau ross circumcision ring) yang mulai diperkenalkan sejak 1942.
Ada pula teknik double circular incision (sleeve resection /freehand circumcision), sheldon, comco clamp, teknik mogen (meningkat penggunaannya di AS), teknik plestible, smart clamp (metode jepit dengan sejenis plastik disposable), tara clamp (metode jepit dengan sejenis plastik disposable), dan laser CO2 (yang sering dipakai sharplan CO2 medical laser), dan lain-lain. Teknik yang umum digunakan di Indonesia adalah dengan cara dipotong menggunakan bistouri (pisau bedah) atau juga dikenal dengan cara konvensional, smart clamp, plestibel, tara clamp, dan cauter. Cara konvensional ini masih dianggap baik dibandingkan electro cauter atau laser.
Pandangan Barat tentang Khitan
Di negara-negara Barat, khitan atau sunat pada bayi telah menjadi bahan diskusi pada beberapa dekade terakhir. Dalam laporan tahunan yang dirilis Asosiasi Dokter Amerika (AMA) tahun 1999 disebutkan bahwa perhimpunan kesehatan di Amerika Serikat (AS), Australia, Kanada, serta negara-negara di Eropa sangat tidak merekomendasikan khitan pada bayi laki-laki. Menurut laporan AMA tersebut, orang tua di AS memilih untuk melakukan khitan pada anaknya terutama disebabkan alasan sosial atau budaya dibandingkan karena alasan kesehatan. Akan tetapi, survei yang dilakukan oleh Center for Interdisciplinary Research on Complex Systems (CIRCS) pada tahun 2001 menunjukkan bahwa 23,5 persen orang tua di AS melakukan khitan pada anaknya dengan alasan kesehatan.

Dalam tulisannya yang bertajuk “Benefits of Newborn Circumcision: is Europe Ignoring Medical Evidence?”, Edgar J Schoen mengungkapkan, para ahli di negara-negara Barat berargumen bahwa khitan bermanfaat bagi kesehatan. Namun, menurut mereka, hal ini hanya berlaku jika pasien terbukti secara klinis mengidap penyakit yang berhubungan dengan alat kelamin. Beberapa penyakit yang kemungkinan besar memerlukan khitan untuk mempercepat penyembuhan, menurut para ahli ini seperti pendarahan dan kanker penis, kedua hal ini jarang terjadi. Penyakit fimosis juga bisa diatasi dengan sunat walaupun sekarang telah berkembang teknik penyembuhan dengan cara yang lainnya. Pentingnya khitan bagi kesehatan pun mendapat pengakuan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan program AIDS PBB sejak 2007 lalu. Dalam pengumuman resmi yang dikeluarkan kedua lembaga ini disebutkan bahwa khitan bagi kaum laki-laki secara signifikan bisa melindungi kaum pria heteroseks dari bahaya HIV. Seperti dilansir BBC edisi 28 Maret 2007, baik WHO maupun program AIDS PBB mengatakan program pengkhitanan bisa menyelamatkan tiga juta jiwa dalam waktu 20 tahun ke depan. Karena itu, sejak tahun 2007 pengkhitanan menjadi bagian penting dari sejumlah program PBB dalam memerangi HIV. Langkah WHO dan program AIDS PBB ini sejalan dengan hasil temuan para pakar kesehatan di negara-negara Barat. Para pakar ini melakukan sebuah penelitian di tahun 2006 lalu dan menemukan fakta bahwa seorang pria yang dikhitan, bisa mengurangi risiko HIV melalui penularan seksual heteroseks sebesar 60 persen. Karena itu, mereka merekomendasikan khitan bisa bermanfaat sekali di negara-negara yang tingkat HIV-nya tinggi dan kaum laki-lakinya tidak disunat. Hasil penelitian tersebut pernah dimuat dalam jurnal Pediatrics terbitan November 2006.



Btw ane juga menerima jasa khitan di kota malang gan dengan tenaga dokter terlatih memakai metode smartklamp..
Www.griyakhitanmalang.blogspot.com
Twitter: @griyakhitanmlg
0
4.4K
22
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread84.3KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.