Gopek Kota Tarakan Tolak Kenaikan Tarif Listrik 59 persen
Kamis, 28 Agustus 2014 16:55

TARAKAN,tribunkaltim.co.id- Sebanyak 15 orang perwakilan Gabungan Organisasi Peduli Listrik (Gopek) Kota Tarakan, melakukan hearing dengan anggota DPRD Kota Tarakan, Kamis (28/8) di Ruang Rapat DPRD Kota Tarakan.
Dalam hearing ini Gopek menyatakan menolak kenaikan tarif listrik atau Penyesuaian Tarif Listrik Berkala (PTLB) Kota Tarakan sebesar 59 persen yang dilakukan Pemkot Tarakan dan disetujui oleh DPRD Kota Tarakan.
"Jelas sekali PTLB 59 persen sangat besar sekali dan tidak wajar. Padahal berdasarkan kajian dari Universitas Hasanuddin PTLB hanya 27 persen, tapi kenapa ini sampai 59 persen. Jadi percuma saja kajian Unhas dilakukan. tegas Koordinator Lapangan (Korlap) Gopek Kota Tarakan, Yudi Hamdani.
Yudi mengatakan, pihaknya menginginkan sebaiknya PT PLN Tarakan dikembalikan ke PLN pusat. Pasalnya berdasarkan pertemuan 6 Maret 2013 lalu, pihaknya telah meminta kepada DPRD dan Pemkot Tarakan untuk melakukan kajian agar PT PLN Tarakan dikembalikan ke pusat.
"Tapi ternyata apa yang kami inginkan tidak dilakukan oleh DPRD dan Pemkot Tarakan. Malahan DPRD dan Pemkot Tarakan melakukan kajian untuk PTLB yang akhirnya disetujui DPRD dan Pemkot Tarakan sebesar 59 persen. Oleh karena itu kami menolak PTLB sebesar 59 persen, dan meminta agar DPRD dan Pemkot Tarakan untuk segera mengembalikan PLN Tarakan ke pusat," ungkapnya.

http://kaltim.tribunnews.com/2014/08/28/gopek-kota-tarakan-tolak-kenaikan-tarif-listrik-59-persen

Tarif listrik ter tinggi dan termahal se Indonesia raya yang tidak berbanding lurus dengan kualitas pelayanannya, byarpet udah makanan sehari hari, alat elektronik byk yg rusak,menyebabkan bbrp rumah korsleting kebakaran, dan yg paling parah tentu tarifnya yg paling mahal dan beda sendiri se Indonesia raya, sekedar info pln tarakan dulunya ikut pln pusat mulai tahun 2001 berubah menjadi PT pln tarakan yg mayoritas sahamannya di kuasai pln pusat melalui koperasi, yayasan karyawan, dan badan usaha yg di bentuk pln pusat, dengan berubahx status menjadi pt swasta maka hilanglah subsidi negara kepada rakyat Tarakan, sebenarnya pada Pada tahun 2003 -2006 setelah kenaikan Tarif Dasar Listrik PT. PLN meraup keuntungan yang cukup besar kurang lebih 27 milyar, sayangnya keuntungan tersebut bukan untuk diinvestasikan dalam rangka meningkatkan kapaistas daya listrik PLN kota Tarakan , tetapi keuntungan itu malah di Investasikan ke Jayapura di Papua dan pulau Bintan di Sumatra, sungguh sebuah keputusan dan tindakan yang ironi dan merugikan Rakyat Tarakan. Sempat juga ada kasus pembunuhan bendahara yg misterius di bontang, ditemukan tewas di jalanan, entah siapa pelakunya, yg jelas org" yg berkepentingan di seputar pln tarakan, tentunya yg selalu berkilah kalau pln tarakan dikembalikan ke pln pusat belum tentu lebih baik, siapa itu? Yg jelas mereka sama sekali mementingkan isi perut kelompok mereka, perlu diusut ini, supaya istri dan anak mereka di rumah perutnya tidak kembung makan uang rakyat, listrik naik 59% bbm naik, bbm naik pom bensin selalu kehabisan bensin, klo di jawa kan mau siang mau malam dak ad tuh yg namanya bbm kehabisan kecuali baru2 ini itupun hebohnya bukan maen, lebih2 klo ad pemadaman listrik bbrp jam atau seharian, pasti masuk tv, lebayyyy, wkwkwkwk

Oi pln tarakan lu dak belajar dari kesalahan yg terdahulu ya kantornya minta di renovasi lagi ama kantor walikota ya