- Beranda
- The Lounge
HUKUM HUKUM YANG BERKAITAN DENGAN PUASA
...
TS
azharfwew
HUKUM HUKUM YANG BERKAITAN DENGAN PUASA
Sebelumnya, dimohon untuk
Spoiler for No Repsol:
Hukum Hukum yang Berkaitan dengan Puasa
A. Seputar Masalah Niat
Spoiler for niat:
Seharusnya bagi setiap Muslim untuk meniatkan puasa yang wajib pada malam harinya sebelum terbit fajarjika masuknya bulan ramadhan telah dipastikan, baik melalui rukyah hilal (melihat bulan sabit) maupun pengumuman dari pihak pemerintah. Hal ini berdasarkan firman Allah -ta’ala-:
إنما الأعمال بالنيات, وإنما لكل امرئ ما نوى
“Sesungguhnya setiap amal perbuatan itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang itu akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR Al-Bukhori 9/1 Muslim 1907). Beliau -shallallahu ‘alaihi wasallam- juga menyampaikan:
من لم يبيت الصيام من الليل فلا صيام له
“Barang siapa yang belum meniatkan puasa pada malam harinya, maka tiada puasa baginya.” (HR An-Nasai dan Al-Baihaqi/hadits shahih).
Meniatkan puasa pada malam hari dikhususkan untuk puasa fardhu. Adapun puasa sunnah maka boleh meniatkannnya pada siang hari. Hal ini karena Nabi -shallallahu ‘alaihi wasallam- pernah mendatangi Aisyah -semoga Allah meridhainya- diluar Ramadhan, beliau berkata:
هل عندكم غداء ؟ وإلا فإني صائم
“Apakah kalian memiliki makan siang? Jika tidak ada maka saya akan berpuasa.” (HR Muslim 1154).
B. Menahan Diri dari Hal Hal yang Membatalkan Puasa
Spoiler for tahan:
Menahan ini dimulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari. Berdasarkan firman Allah -ta’ala-:
فالآن باشروهن وابتغوا ما كتب الله لكم وكلوا واشربوا حتى يتبين لكم الخيط الأبيض من الخيط الأسود من الفجر ثم أتموا الصيام إلي الليل
“Maka sekarang pergauilah istri-istrimu dan carilah apa yang telah Allah tetapkan bagimu, makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam ketika fajar, kemudian sempurnakanlah puasa sampai (datang) waktu malam.”(Al-Baqarah :187)
Allah membolehkan makan dan minum sampai terbit fajar yang kedua (fajar shadiq), kemudian memerintahkan untuk menyempurnakan puasa sampai datangnya malam. Yang dimaksud dengan makan dan minum disini mencakup makan dan minum lewat mulut maupun hidung. Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وبالغ في الاستنشاق إلا أن تكون صائماً
“Bersungguh-sungguhlah dalam beristinsyaq (menghirup air dengan hidung ketika wudhu) kecuali engkau sedang berpuasa.” (Shahih Abu Daud oleh Al-Albani 450/2)
C. Jika Seseorang Berpuasa Tanpa Sahur
Spoiler for sahur:
Puasanya tetap sahkarena sahur bukanlah syarat sahnya puasa. Makan sahur hanyalah mustahab (dianjurkan atau sunnah). Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Makan sahurlah karena di dalama makan sahur terdapat keberkahan” (HR. Bukhari no. 1923 dan Muslim no. 1095)
[Majmu’ Fatawa Ibnu Baz, 15/321]
D. Berbicara Kotor saat Puasa
Spoiler for kotor:
Kita tahu, bahwa hikmah kewajiban puasa adalah agar bertakwa dan menyembah Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah meninggalkan apa yang diharamkan. Secara mutlak takwa adalah menjalankan apa yang diperintahkan dan meninggalkan apa yang dilarang. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta, selalu mengerjakannya dan tidak meninggalkan kebodohan, maka Allah tidak akan memberikan pahala atas puasanya.” (HR. al-Bukhari)
Dari sini jelaslah bahwa orang yang berpuasa hendaknya menjauhi hal-hal yang diharamkan, baik dalam bentuk perkataan maupun perbuatan, sehingga dia tidak mencela manusia, tidak berdusta, tidak mengadu domba di antara mereka, tidak menjual barang haram, dan menjauhi semua perbuatan haram. Jika manusia mengerjakan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa-apa yang dilarang selama sebulan penuh, maka jiwanya akan lurus pada bulan-bulan berikutnya.
E. Jika Seseorang Meninggal di Bulan Puasa
Spoiler for meninggal:
Tanya :
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, “Apabila bulan Ramadhan tiba, maka akan dibukalah pintu-pintu Surga dan ditutuplah pintu-pintu Neraka.” Apakah itu artinya bahwa barangsiapa yang meningal pada bulan Ramadhan akan masuk Surga tanpa dihisab?
Jawab :
Artinya tidak demikian. Makna hadits ini, bahwa pintu-pintu Surga dibuka adalah sebagai motivator bagi orang-orang yang melakukan amal kebaikan agar mereka dapat masuk. Dan ditutup-nya pintu-pintu Neraka adalah sebagai pencegah bagi para ahli iman dari kemaksiatan agar mereka dapat selamat dari pintu-pintu itu. Bukan berarti bahwa yang meninggal pada bulan Ramadhan akan masuk Surga tanpa dihisab, sebab orang-orang yang masuk Surga tanpa dihisab telah disebutkan ciri-cirinya oleh Rasul Shalallaahu alaihi wasalam dalam sabdanya:
هُمُ الذِيْنَ لاَ يَسْتَرْقُوْنَ وَلاَ يَكْتَووْنَ وَلاَ يَتَطَيرُوْنَ وَعَلَى رَبهِمْ يَتَوَكلُوْنَ.
“Yaitu mereka yang tidak meminta diruqyah, tidak merajah, tidak tathayyur dan kepada Rabbnya mereka bertawakkal.”, yang disertai dengan melaksanakan amal-amal sholeh yang diwajibkan atas mereka.
( “Fatawa Ash-Shiyam” karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin )
F. Sunnah Sunnah Puasa
Spoiler for sunnah:
1. Mengakhirkan sahur. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Makan sahurlah karena sesungguhnya pada sahur itu terdapat berkah.”[8] Dari Anas, dari Zaid bin Tsabit, ia berkata, “Kami pernah makan sahur bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian kami pun berdiri untuk menunaikan shalat. Kemudian Anas bertanya pada Zaid, ”Berapa lama jarak antara adzan Shubuh[9] dan sahur kalian?” Zaid menjawab, ”Sekitar membaca 50 ayat”.
2. Menyegerakan berbuka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.”
3. Berdo’a ketika berbuka. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada tiga orang yang do’anya tidak ditolak : (1) Pemimpin yang adil, (2) Orang yang berpuasa ketika dia berbuka, (3) Do’a orang yang terdzolimi.” Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berbuka beliau membaca do’a, “Dzahabazh zhoma’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah (artinya: Rasa haus telah hilang dan urat-urat telah basah, dan pahala telah ditetapkan insya Allah)”
4.Adapun do’a berbuka, “Allahumma laka shumtu wa bika aamantu wa ‘ala rizqika afthortu” (Ya Allah, kepada-Mu aku berpuasa dan kepada-Mu aku beriman, dan dengan rizki-Mu aku berbuka); Mula ‘Ali Al Qori mengatakan, “Tambahan “wa bika aamantu” adalah tambahan yang tidak diketahui sanadnya, walaupun makna do’a tersebut shahih. Sehingga cukup do’a shahih yang kami sebutkan di atas (dzahabazh zhomau …) yang hendaknya jadi pegangan dalam amalan.
5. Memberi makan pada orang yang berbuka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.”
6. Lebih banyak berderma dan beribadah di bulan Ramadhan. Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih banyak lagi melakukan kebaikan di bulan Ramadhan. Beliau memperbanyak sedekah, berbuat baik, membaca Al Qur’an, shalat, dzikir dan i’tikaf.”
2. Menyegerakan berbuka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.”
3. Berdo’a ketika berbuka. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada tiga orang yang do’anya tidak ditolak : (1) Pemimpin yang adil, (2) Orang yang berpuasa ketika dia berbuka, (3) Do’a orang yang terdzolimi.” Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berbuka beliau membaca do’a, “Dzahabazh zhoma’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah (artinya: Rasa haus telah hilang dan urat-urat telah basah, dan pahala telah ditetapkan insya Allah)”
4.Adapun do’a berbuka, “Allahumma laka shumtu wa bika aamantu wa ‘ala rizqika afthortu” (Ya Allah, kepada-Mu aku berpuasa dan kepada-Mu aku beriman, dan dengan rizki-Mu aku berbuka); Mula ‘Ali Al Qori mengatakan, “Tambahan “wa bika aamantu” adalah tambahan yang tidak diketahui sanadnya, walaupun makna do’a tersebut shahih. Sehingga cukup do’a shahih yang kami sebutkan di atas (dzahabazh zhomau …) yang hendaknya jadi pegangan dalam amalan.
5. Memberi makan pada orang yang berbuka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.”
6. Lebih banyak berderma dan beribadah di bulan Ramadhan. Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih banyak lagi melakukan kebaikan di bulan Ramadhan. Beliau memperbanyak sedekah, berbuat baik, membaca Al Qur’an, shalat, dzikir dan i’tikaf.”
Spoiler for SUMBER:
Dari otak ane +++ Mbah Google
Spoiler for harus dibuka:
TS mengharapkan
Bagi yang belum ISO tolong
Dan budayakan komeng
Bagi yang belum ISO tolong
Dan budayakan komeng
Spoiler for please jangan:
Jangankasih TS
0
2K
Kutip
16
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923.4KThread•84.5KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya