Pasukan perdamaian PBB asal Fiji yang disandera kelompok militan Suriah sejak Kamis lalu belum diketahui keberadaannya. Kepala pasukan Fiji, Brigadir Jenderal Mosese Tikoitoga, mengatakan dirinya telah berkomunikasi dengan perwakilan kelompok militan, tapi negosiasi belum mencapai titik akhir.
"Kami masih belum berhasil untuk tahu posisi mereka saat ini," kata dia, seperti yang dikutip dari Reuters, Ahad, 31 Agustus 2014.
Namun, dia memastikan bahwa pasukannya ada dalam kondisi baik dan tidak disakiti oleh kelompok militan Suriah. Fokus negosiasi selanjutnya, kata Mosese, adalah konfirmasi lokasi penyanderaan, karena pemerintah Fiji perlu tahu apakah mereka masih di Suriah atau di luar negara Suriah.
Sejumlah 44 personel perdamaian PBB asal Fiji ini juga ditempatkan untuk bertugas di kota yang sama (Golan) dengan 40 pasukan Filipina, yang dini hari tadi berhasil kabur dari kepungan kelompok militan Suriah. Lokasi pasukan Fiji dikepung sekitar 8 kilometer jauhnya dari lokasi 40 pasukan Filipina.
Sebelumnya, 40 pasukan perdamaian PBB asal Filipina dikepung militan Suriah Sabtu malam. Mereka berhasil kabur lewat jalur udara dari Kamp Rwihana dan bertemu dengan pasukan perdamaian PBB lainnya, Minggu dini hari, setelah hampir dua jam terbang melewati daerah konflik antara Suriah dengan para pemberontak.
Salah satu petinggi kelompok Islam ekstrimis yang erat hubungannya dengan al Qaeda, al-Nusra Front, mengatakan bahwa alasan penyanderaan pasukan Fiji adalah UNDOF memihak pada Presiden Suriah, Bashar al-Assad, dan tak menghiraukan penderitaan rakyat Suriah. Pasukan kiriman PBB ini, kata dia, seharusnya menjaga keamanan daerah perbatasan Suriah dan Israel.
"Yang mereka lakukan malah membiarkan pertumpahan darah umat Muslim tetap terjadi di balik perbatasan itu. Karena itu, penyanderaan ini sebagai peringatan," kata dia melalui pesan Twitter organisasinya.
SUMBER