TEMPO.CO, Pekanbaru - Gubernur Riau Annas Maamun dilaporkan mantan anggota Dewan Perwakilan Daerah, Soemardhi Thaher, ke Markas Besar Kepolisian RI atas dugaan tindak asusila terhadap Wide Wirawaty, anaknya. Kepada wartawan, Wide menceritakan kronologis tindakan asusila yang dia alami.

Semula saat kejadian ia ingin mengajukan permohonan kerja sama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Riau untuk menggelar seminar. Wide juga menjadi tutor Kepala Pelatihan Bahasa Inggris untuk pegawai eselon II dan III di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau. Wide datang ke kediaman Annas pada 30 Mei 2014 sambil membawa proposal untuk meminta persetujuan kegiatan pelatihan dan seminar. Pria yang kini berumur 74 tahun itu menanggapi positif program yang ditawarkan Wide. Bahkan, Soemardhi mengklaim Annas menjanjikan akan mengangkat Wide menjadi staf khusus gubernur. Saat pertemuan selesai, Wide mengaku langsung berdiri dari kursi dan meja bundar di lantai dua rumah pribadi Annas untuk berpamitan. Sambil berdiri Annas menyebutkan ada rumah kosong di belakang rumahnya. Dengan bingung Wide menjawab untuk apa rumah kosong itu.  Lantas Annas mengajak Wide ke sebuah kamar, tanpa curiga Wide mengikuti permintaan Annas untuk mengetahui keadaan rumah kosong tersebut. Namun setibanya di kamar, Annas langsung membuka resleting celananya. "Saya terkejut, tangan kanan saya ditarik dengan paksa, kemudian diarahkan untuk memegang kelaminnya. Saya dipaksa melakukan sesuatu di luar dugaan saya," ujar Wide.

Gubernur Annas belum berhasil dimintai konfirmasi terkait dengan kasus asusila itu. Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Riau Yoserizal pun enggan mengomentari persoalan tersebut. Ia menolak mempertemukan wartawan dengan Annas untuk mendapat konfirmasi. "Jangan dululah," tuturnya. http://m.tempo.co/read/news/2014/08/31/063603450/Tangan-Saya-Dipaksa-Pegang-Kelaminnya

Mentang2 sdh 74th jd ga bisa pegang kelamin sendiri ya