Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

aryasembetAvatar border
TS
aryasembet
[SHARE] Keangkuhan Diri

Quote:




Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah Subhanawata’ala, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad sallahu alaihi wassalam , keluarga dan sahabatnya.


“Subhanallah Walhamdulillah Wa Laa ilaha illallah Wallahu Akbar”
(Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar)

“Allahuma sholli wa sallim alaa nabiyyina Muhammad “
(Ya Allah, limpahkanlah sholawat dan salam kepada nabi kami Muhammad Sallahu allaihi wasallam)


Di awal pembahasan kali ini mari kita sama-sama untuk menata niat, menguatkan niat dan melandasi langkah kita dengan niat ikhlas karena Allah Subhanawata’ala.

Pada kesempatan inipun mari kita sama-sama hadirkan hati dan pikiran untuk mencari ilmu, serta sekembalinya dari pembahasan ini senantiasa mendapatkan ilmu yang bermanfaat untuk dibawa pulang ke tempat masing-masing dan bisa menguatkan keimanan dan membuahkan amal shaleh.






Nabi Muhammad Sallahu allaihi wasallam bersabda,
"Mereka yang dalam hatinya ada keangkuhan diri walaupun hanya sebesar biji sawi, tidak akan masuk surga."


Keangkuhan diri merupakan lawan dari kepasrahan. Diriwayatkan oleh Ahmad dan Muslim, yang dimaksud oleh Rasulullah Sallahu allaihi wasallam dengan keangkuhan diri atau kesombongan adalah, menolak kebenaran dan merendahkan orang lain.

Sejalan dengan itu Imam Ghazali berpendapat, keangkuhan diri adalah perasaan superior dalam pikiran, memandang orang lain lebih rendah dari dirinya.

Karena keangkuhan diri inilah Iblis dilaknat Allah Subhanawata’ala, yaitu taktala ia menolak perintah Allah untuk sujud kepada Adam karena semata-mata merasa dirinya yang dibuat dari api, merasa lebih hebat dari adam yang berasal dari tanah.

Banyak orang yang mungkin tanpa disadarinya mengikuti jejak Iblis, yaitu memandang rendah orang lain karena bangga akan asal keturunannya, congkak dengan pangkat atau harta yang dimilikinya, atau bahkan dengan ilmu yang disandangnya.

Sungguh ironis, mengingat manusia itu dulunya adalah setetes air yang hina, mengapa tiba-tiba sebagian besar manusia menjadi makhluk yang sombong dan angkuh?

Astaghfirullahaladzhim.
Semoga Allah Subhanawata'ala mengampuni dosa-dosa kita
.


Sebenarnya keangkuhan diri ini tidak perlu terjadi bila kita meredam mental untuk menyepelekan orang lain. Bukankah Rasulullah Sallahu allaihi wasallam bersabda,


"Bukan umatku, orang yang tidak menghormati yang lebih tua dan tidak menyayangi yang lebih muda."


Hati-hatilah kita dalam hal yang berisiko tinggi ini. Tanamkanlah selalu dalam jiwa kita peringatan Rasulullah Sallahu allaihi wasallam tersebut.


Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.
(Quran Surat Luqman ayat 18).


Manusia, kerapkali dihinggapi rasa angkuh dalam dadanya. Merasa diatas langit, padahal kaki masih menyentuh bumi.

Padahal lemah, itu sifat asli manusia. Manusia tidak akan mampu hidup jika hanya sendiri. Betapapun hebatnya manusia, ia tetap saja butuh uluran tangan orang lain.

Allah Subhanawata'ala tahu, manusia memiliki potensi angkuh dihatinya. Maka, Dia suruh manusia untuk sujud, setidaknya 34 kali dalam sehari.

Logika menyatakan, sujud merendahkan manusia. Itu memang benar. Harga diri kita merasa rendah ketika sujud. Namun jika sujud itu dihadapan sesama kita, manusia.

Dalam shalat, sujud memberi makna yang mendalam. Kita merendah pada Yang Mahakuasa. Pada saat itulah, kita merasa berada dekat dengan-Nya. Bahagia menghinakan diri dihadapan Yang Mahamulia. Tak lupa memanjatkan doa. Memohon kemaslahatan hidup di dunia dan di akhirat.
Keangkuhan banyak menyelimuti diri manusia.

Akalnya yang cerdas, menyebabkan manusia seringkali memandang orang lain sebelah mata. Silau dengan gelar akademik yang demikian panjang. Terlena dengan berada di puncak pendidikan tinggi. Hanyut dalam kekuasaan yang begitu besar dan kekayaan yang melimpah. Orang lain pun diremehkan.

Selalu memandang pendapatnya yang paling benar. Menganggap dirinya yang paling kuat. Padahal manusia dilingkupi kelemahan, kesalahan, dan lupa. Tanpa disadarinya, ia telah menolak kebenaran. Terjebaklah ia dalam keangkuhan.

Tenaga manusia terbatas, demikian juga akalnya. Mengapa manusia harus angkuh. Manusia sangatlah kecil. Tenaga manusia pun tak seberapa. Manusia perlu berhenti sejenak disaat lelah.

Aktivitas begitu padat. Sejak pagi hingga petang, manusia disibukkan dengan pekerjaan. Stamina terkuras sehingga manusia butuh istirahat. Ia perlu tidur. Saat terbangun, manusia kembali angkuh. Padahal dirinya terbatas.






Qarun dikenal sebagai orang yang sangat kaya. Kekayaannya membuat iri orang-orang Bani Israil. Karena kekayaannya itu pula, Qarun senantiasa memamerkan dirinya kepada khalayak ramai.

Bahkan, begitu banyak kekayaan yang dimilikinya, sampai-sampai anak kunci untuk menyimpan harta kekayaannya harus dipikul oleh sejumlah orang-orang yang kuat.

Allah mengubur Qarun dan hartanya ke dalam bumi karena ia angkuh. Merasa dirinya luar biasa, lupa akan karunia dan rahmat Allah. Keangkuhan telah banyak menjerumuskan manusia pada kehancuran.






Begitu pula dengan Fir’aun. Fir’aun ditenggelamkan oleh Allah karena menganggap dirinya sebagai Tuhan yang paling tinggi. Kekuasaan yang luas, dan kekuatan yang besar telah membuat Fir’aun terpedaya. Allah murka, maka Fir’aun dilenyapkan kedalam lautan.






Romawi merupakan imperium yang hampir menguasai mayoritas bumi. Bangsa yang ditakuti. Tentaranya gagah berani. Namun kesombongan telah menghinggapi. Hancurlah Romawi hingga tak tersisa lagi.




Allah Subhana Wata'ala murka pada orang-orang yang angkuh. Keangkuhan menghilangkan penghambaan yang sejati. Penghambaan hanya sempurna jika hati kita dihinggapi perasaan rendah diri. Merasa rendah dihadapan Ilahi. Kesadaran akan lemahnya diri memang sangat penting. Dengan begitu, kesempatan untuk bercokolnya keangkuhan tidak akan terjadi.

Akal kita terbatas, ilmu kita pun sedikit. Kita tidak mungkin menguasai semua ilmu yang ada di dunia ini. Seorang raja pun demikian. Kekuasaan dan kekuatannya terbatas. Manusia harus menyadari bahwa dirinya terbatas.Oleh karena itu, manusia tak pantas untuk angkuh.

Lihatlah akar pohon. Ia tertanam ke dalam tanah dan merupakan sumber segala-galanya bagi pohon. Akar bekerja keras mencari air untuk menghidupi batang dan ranting, daun dan bunga. Ia tidak pernah mengeluh dan protes karena tidak terlihat. Jasanya tidak diketahui orang.

Akar tidak pernah menyombongkan diri dengan tampil ke permukaan. Berkat akarlah, pohon dapat menampilkan daunnya yang indah, bunganya yang menawan. Akar memiliki sifat rendah hati, sehingga semuanya berjalan dengan baik. Semakin dalam akar, semakin kukuh pohon. Semakin dangkal akar, semakin cepat tercerabut. Begitulah perumpamaan orang yang rendah hati. Semakin dalam rendah hatinya, semakin Allah akan angkat derajatnya, semakin minim cadangan rendah hatinya, semakin Allah akan hinakan dirinya.


Allah Subhanawata'ala berfirman dalam sebuah Hadits Qudsi, "Wahai manusia ! Ketahuilah bahwa apa yang engkau bangun itu akhirnya akan hancur. Usiamu akan habis. Ragamu akan ditimbuni tanah. Temanmu hanyalah amal salihmu.


Saudaraku, semoga kita senantiasa dilindungi oleh Allah Subhana wata'ala dari sikap sombong dan angkuh.



Quote:


Quote:



Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Diubah oleh aryasembet 24-06-2013 10:16
tata604
tata604 memberi reputasi
1
4.9K
34
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Spiritual
SpiritualKASKUS Official
6.3KThread2.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.