- Beranda
- The Lounge
KONFLIK TERHEBOH YANG ADA DI INDONESIA
...
TS
mishka.
KONFLIK TERHEBOH YANG ADA DI INDONESIA
PENGERTIAN KONFLIK
Pengertian konflik yang paling sederhana adalah saling memukul(configere),secara lebih luas konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih yang berusaha bersaing dengan cara menyingkirkan atau menghancurkan pihak lawan.Sebagai proses sosial konflik dilatar belakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa oleh individu yang terlibat dalam suatu interaksi.
Konflik sosial dapat diartikan menjadii dua hal,yaitu: 1.Perspektif/sudut pandang yang menganggap konflik selalu ada dan mewarnai segenap aspek interaksi manusia dan struktur sosial ; 2.Konflik sosial merupakan pertikaian terbuka seperti perang,revolusi,pemogokan,dan gerakan perlawanan.
Bentuk-bentuk konflik mmenurut Lewis A.Coser: 1.Konflik realistis adalah konflik yang berasal dari kekecewaan individu atau kelompok terhadap sistem dan tuntunan yang terdapat dalam hubungan sosial,misalnya adanya pemogokan buruh tmelawan majikanya ; 2.Konflik non realstis adalah konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan persaingan yang antagonis melainkan dari kebutuhan pihak-pihak tertentu untuk meredakan tegangan,misalnya upaya mencari kambing hitam yang sering terjadi dalam masyarakat atau balas dendam menggunakan ilmu ghoib.
Faktor-faktor yang menyebabkan konflik:
1.Perbedaan individu
2.Perbedaan latar balakang kebudayaan
3.Perbedaan kepentingan
4.Perubahan nilai yang cepat
Menurut Ursula Lehrn(1980)kemungkinan-kemungkinan yang dapat menimbulakan konflik antara lain:konflik dengan orang tau sendiri,konflik dengan anak-ank sendiri,konflik dengan sanak keluarga,konflik dengan orang lain,konflik antara suami dengan isteri,konflik disekolah,konflik dalam pemilihan pekerjaan,konflik agama,dan konflik pribadi.
1.Konflik Indonesia VS Malaysia
Spoiler for :
Terdengar suatu yang biasa jika kita melihat kata dari judul diatas, entah karena ulah si Indonesia atau si Malaysia, namun sebagai warga Negara Kesatuan Republik Indonesia, saya belum pernah merasakan suatu pemicu perang dingin yang dibuat oleh Indonesia, semua berasal dari Malaysia. Mulai dari perebutan ambalat, malaysia meng-klaim kesenian reog ponorogo sebagai kesenian asli malaysia, malaysia memasukkan tari pendet dalam iklan pariwisatanya, penganiayaan dan pembunuhan TKI, kasus manohara, dan pencurian sumber daya alam baik itu pulau maupun lautan merupakan penyebab konflik kedua negara ini. Penghadangan dinas kelautan yang baru kali ini terjadipun telah membuat panas hubungan kedua negara, ditambah lagi pelemparan tahi (kotoran manusia) ke gedung Kedutaan Besar Malaysia di Indonesia.
Merupakan topik yang panas di forum-forum yakni perdebatan antara warga Indonesia dengan warga Malaysia, mereka saling ejek mengejek menjunjung tinggi negaranya masing-masing. Beberapa ejekan yang sangat menyayat hari adalah ditemukannya blog asal Malaysia yang menghina secara dalam warga Indonesia. Blog ini saya temukan di blognya mas Bunglon yang beralamatkan di :http://indonbodoh.blogspot.com
Saya harap seluruh blogger maupun warga Indonesia khususnya untuk mengunjungi dan membaca seluruh tulisan yang ada dalam blog tersebut. Saya pribadi sama sekali tidak terima dengan semua kata-kata yang ada didalamnya. Dalam chatting dengan warga Malaysia, teman saya pernah diejek bahwasanya “Indonesia adalah warga buruh dan akan menjadi buruh untuk selama-lamanya” Para warga di Kalimantan utara merasa bahwa mereka dianak tirikan dan tidak diperhatikan oleh pemerintah Indonesia sehingga kebanyakan mereka menyekolahkan anaknya dan berbelanja kebutuhan sehari-hari di negara tetangga. Mereka berjanji tidak akan pernah ikut pemilu untuk selama-lamanya karena siapapun pemimpin yang mereka pilih tidak pernah peduli akan kemakmuran rakyat di daerah tersebut. Siapa yang salah kali ini? Saya tidak ingin memperpanas suatu keadaan yang sudah panas karena saya bukanlah orang yang bijak. Saya hanya ingin mengajak kedua belah pihak untuk berpikir. Kita ini manusia diciptakan lengkap dengan akal dan pikiran, bisakah kita menghargai Negara lain, kita sama-sama hidup di dunia ini dan kita bukanlah zat yang terkuat di dunia ini. Tidak semua masalah dapat diselesaikan dengan perang dan perang, adu senjata, bunuh membunuh, menyiksa satu sama lain ataupun salah satu pihak masih banyak cara yang mulia yang dapat kita gunakan. Gunakanlah Otakmu!
Sesuatu yang patut dipertimbangkan bagi kedua belah pihak adalah :1.Setiap perselisihan antar negara hendaknya diupayakan dengan jalan negosiasi; 2.Bila negosiasi bilateral menjadi buntu, maka perlu dilibatkan pihak ketiga, apakah itu PBB, negara perantara, dsb; 3.Perlunya kekuatan militer yang signifikan agar menjadi daya penggetar bagi negara tetangga maupun negara manapun untuk tidak memulai konflik dengan negara kita.
2.KONFLIK AHMADIYAH DI INDONESIA
Spoiler for :
Peristiwa yang baru terjadi adalah konflik antara umat Ahmadiyah sebagai salah satu bentuk aliran/ ajaran agama baru dengan umat muslim Indonesia. Yang berakibat besar pada keamanan dan kesejahteraan masyarakat di Indonesia. Ahmadiyyah atau sering juga ditulis dengan Ahmadiyah, merupakan salah satu gerakan Islam yang didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad (1835-1908). Ajaran ini lahir pada tahun 1889 disebuah kota kecil yang bernama Qadian di Negara bagian Punjab, India. Para pengikut Ahmadiyah yang disebut dengan Ahamadi atau Muslim Ahmadi, terbagi menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama ialah “Ahmadiyah Muslim Jamaat” (jamaat Qadian). Pengikut kelompok ini di Indonesia membentuk organisasi bernama Jamaat Ahmadiyah Indonesia, yang berbadan hukum sejak 1953 (SK Menteri Kehakiman RI No. JA 5/23/13 Tgl. 13-3-1953). Kelompok kedua ialah “Ahmadiyah Anjuman Isha'at-e-Islam Lahore" (Ahmadiyah Lahore). Pengikut kelompok ini di Indonesia membentuk organisasi bernama Gerakan Ahmadiyah Indonesia yang berbadan hukum Nomor I x tanggal 30 April 1930. Jemaat Muslim Ahmadiyah adalah satu organisasi keagamaan internasional yang telah tersebar ke lebih dari 185 negara di dunia. Pergerakan Jemaat Ahmadiyah dalam Islam adalah suatu organisasi keagamaan dengan ruang lingkup internasional yang memiliki cabang di 174 negara tersebar di Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, Asia, Australia dan Eropa. Saat ini jumlah keanggotaannya di seluruh dunia lebih dari 150 juta orang. Ajaran Ahmadiyah telah masuk ke Indonesia sejak tahun 1925 di mulai dari provinsi Sumatra Utara. Yaitu adanya pemuda muslim Indonesia yang menuntut ilmu di India, tepatnya di daerah di mana ajaran Ahmadiyah berkembang. Dengan adanya hal tersebut, banyak pemuda Indonesia yang di ajak bergabung dan ikut ke dalam ajaran tersebut. Namun, sejak tahun 1980 Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan bahwa ajaran Ahmadiyah adalah sesat. Dan ditegaskan kembali pada tahun 2005 oleh MUI bahwa “ ajaran Ahmadiyah baik golongan Qodiyani maupun Lohore keluar dari ajaran Islam, sebagai ajaran sesat dan menyesatkan”. Hal ini terjadi karena ajaran Ahmadiyah tersebut memiliki bentuk ajaran yang sangat bertentangan dengan ajaran yang terkandung dalam Al-Quran. Yaitu adanya pengakuan Mirza Ghulam Ahmad sebagai seorang mujaddid (pembaharu) dan seorang nabi yang tidak membawa syariat baru. Mengimani bahwa “Tadzkirah” yang merupakan kumpulan sajak buatan Mirza Ghulam Ahmad adalah kitab sucinya dan berkedudukan sederajat dengan Al-Quran sebagai kitab suci dari nabi Muhammad SAW. Dan mengimani bahwa Rabwah dan Qadian di India adalah tempat suci sebagaimana Mekah dan Madinah. Serta bentuk-bentuk ajaran lainnya yang sangat bertentangan dengan ajaran yang terkandung dalam kitab suci Al-Quran. Pertentangan pun terjadi antara umat muslim (islam) dengan umat jemaat Ahmadiyah. Pelarangan dan pemutusan secara hukum terhadap ajaran Ahmadiyah tidak menjadikan para penganut ajaran Ahmadiyah tersebut menghentikan kegiatan ajaran keagamaan, namun menghiraukan saja kondisi tersebut. Hingga pada akhirnya sering terjadi konflik dan pertikaian antara umat muslim Indonesia yang tergabung dalam front pembela islam Indonesia dengan jemaat Ahmadiyah. Pengrusakan, penghancuran, penganiayaan, perampasan segala bentuk benda dalam kegiatan peribadatan sering kali terjadi. Sampai terjadinya pertumpahan darah didalam konflik tersebut, baik dari pihak Ahmadiyah sebagai pemicu konflik dan juga pihak muslim Indonesia. Ketegangan-ketegangan terus terjadi Karena umat Ahmadiyah tetap saja bersikukuh terhadap pendiriannya, yaitu tetap menjalankan kegiatan keagamaan di dalam masyarakat. Meskipun berdasarkan atas nama Pemerintah Indonesia, Menteri Agama, Menteri Luar Negeri, dan Jaksa Agung Indonesia pada tanggal 9 Juni 2008 telah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama, yang memerintahkan kepada penganut Ahmadiyah untuk menghentikan kegiatannya yang bertentangan dengan islam, dan merujuk para umat jemaat Ahmadiyah untuk kembali ke dalam ajaran Islam yang hakiki dan sejati. Namun, segala bentuk konflik yang terjadi antar umat beragama dapat dicegah dan dihentikan. Yaitu adanya pembinaan baik organisasi dan masyarakatnya agar siap menerima perbedaan dan tidak memaksakan keyakinan. Selalu melakukan menyelesaikan konflik ketegangan dengan jalur hukum secara tuntas. Mengoptimalisasikan SKB (Surat Keputusan Bersama) dengan membuatkan Undang-Undang baru terkait bentuk ajaran-ajaran baru (Ahmadiyah) atau aliran sesat yang kerap kali menjadi pemicu konflik. Dan membuat dialog-dialog untuk kepentingan jangka pendek, menengah, dan jangka panjang bagi kerukaunan beragama. Diutamakan dialog yang difasilitasi oleh pemerintah. Dan dengan kesadaran pribadi tidak melakukan tindakan anarkis terhadap sesama dan mematuhi setiap keputusan hukum yang keluarkan oleh pemerintah berkaitan dalam kehidupan bermasyarakat dan beragama.
3.Penusukan Pendeta Bukan Konflik Agama
Spoiler for :
Insiden tentang Pendeta ditusuk yang beredar baru-baru saja ini bukan merupakan konflik agama. Dijelaskan Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Timur Pradopo mengatakan peristiwa penusukan pendeta Hasean Lombantoruan merupakan aksi kriminal murni. Polisi juga sudah berhasil menangkap dua dari delapan pelaku yang melakukan aksi penyerangan terhadap pendeta HKBP tersebut.
Penusukan Pendeta
Seperti yang diberitakan sebelumnya, penusukan terhadap Pdt Sihombing terjadi saat ia sedang berjalan kaki ketika hendak memimpin ibadah di HKBP Ciketing, Bekasi. Beberapa saat sebelum tiba di gereja, pengendara sepeda motor datang dan menusuk perut kanan Sihombing.
Jemaat Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Bekasi menjadi korban penusukan oleh orang yang tidak dikenal di daerah Ciketing Mustika Jaya, Bekasi. Usai penusukan, para pelaku yang menggunakan motor langsung melarikan diri. Namun, dua pelaku berhasil ditangkap.
4.KONFLIK POSO
Spoiler for :
Ada fakta sejarah yg sangat menarik bahwa gerakan kerusuhan yg dimotori oleh umat Kristen di mulai pada awal Nopember 1998 di Ketapang Jakarta Pusat dan pertengahan Nopember 1998 di Kupang Nusa Tenggara Timur kemudian disusul dgn peristiwa penyerengan umat Kristen terhadap umat Islam di Wailete Ambon pada tanggal 13 Desember 1998. Dan 2500 massa Kristen di bawah pimpinan Herman Parino dgn bersenjata tajam dan panah meneror umat Islam di Kota Poso Sulawesi Tengah pada tanggal 28 Desember 1998. Apakah peristiwa ini realisasi dari pidato Jendral Leonardo Benny Murdani di Singapura dan ceramah Mayjend. Theo Syafei di Kupang Nusa Tenggara Timur? Tetapi yg jelas Presiden B.J. Habibie yg menurut L.B. Murdani lbh berbahaya dari gabungan Khomaeni Saddam Husein dan Khadafi baru berkuasa 6 bulan saja sehingga perlu digoyang dan kalau perlu dijatuhkan. Apabila fakta-fakta ini dikembangkan dgn lepasnya Timor-Timur dari Negara Kesatuan Republik Indonesia Gerakan Papua Merdeka dan Gerakan Aceh Merdeka serta tulisan Huntington 1992 setelah Uni Sovyet yg menyatakan bahwa musuh yg paling berbahaya bagi Barat sekarang adl adalah umat Islam; dan tulisan Jhon Naisbit dalam bukunya Megatrend yg menyatakan bahwa Indonesia akan terpecah belah menjadi 28 negara kecil-kecil; maka dapat disimpulkan bahwa peristiwa kerusuhan-kerusuhan tersebut adl suatu rekayasa Barat-Kristen utk menghancurkan umat Islam Indonesia penduduk mayoritas mutlak negeri ini. Kehancuran umat Islam Indonesia berarti kehancuran bangsa Indonesia dan kehancuran bangsa Indonesia berarti kehancuran/kemusnahan Negara Kesatuan Republik Indonesia . Oleh krn itu penyelesaian kerusuhan/konflik Indonesia khususnya Poso tidak sesederhana sebagaimana yg ditempuh oleh Pemerintah RI selama ini sehingga tiga tahun konflik itu berlangsung tidak menunjukkan tanda-tanda selesai malah memendam “bara api dalam sekam”. Hal ini bukan saja ada strategi global di mana kekuatan asing turut bermain tetapi ada juga ikatan agama yg sangat emosional turut berperan. Sebab agama menurut Prof. Tilich “Problem of ultimate Concern” sehingga tiap orang pasti terlibat di mana obyektifitas dan kejujuran sulit dapat diharapkan. Karenanya penyelesaian konflik Poso dgn dialog dan rekonsiliasi bukan saja tidak menyelesaikan konflik tersebut sebagaimana pernah ditempuh tetapi malah memberi peluang kepada masing-masing pihak yg berseteru utk konsolidasi kemudian meledak kembali konflik tersebut dalam skala yg lbh luas dan sadis. Konflik yg dilandasi kepentingan agama ditambah racun dari luar apabila diselesaikan melalui rekonsiliasi seperti kata pribahasa bagaikan membiarkan “bara dalam sekam” yg secara diam-diam tetapi pasti membakar sekam tersebut habis musnah menjadi abu. Pada tanggal 28 Desember 1998 Herman Parino membawa jemaahnya sebanyak 1.000 orang utk memasuki Kota Poso tetapi dicegah oleh Polisi Brimob akibatnya mereka berpencar di luar Kota Poso sebagian dari jemaat gereja meyerang Ummat Islam di desa Buyung Katedo Kecamatan Lage Poso Kabupaten Poso. Penyerangan ini membunuh warga Muslim dan membakar rumah-rumah orang-orang Islam. Jemaat gereja yg masih berkeliaran di luar Kota Poso merasa belum puas terhadap penyerangan desa Buyung Katedo pada tanggal 27 Mei 2000 maka mereka menyerang kembali umat Islam di desa tersebut pada tanggal 3 Juli 2000 dgn jalan membunuh dgn sadis anak-anak wanita-wanita dan orang-orang tua sebanyak 14 orang. Kemudian membakar masjid dan rumah-rumah yg masih tersisa. Dalam peningkatan konsolidasi umat Kristen Gereja Kristen Sulawesi Tengah membentuk Crisis Centre GKST dipimpin oleh Pendeta Renaldy Damanik. Tidak lama setelah Crisis Centre berdiri maka umat Kristen menyerang Pondok Pesantren Walisongo di desa Sintuwu Lemba Poso dgn membantai umat Islam dan membakar pondok Pesantren tersebut. Pada tanggal 6 Agustus 2001 171 orang delegasi Pendeta Kristen yg tergabung dalam Gereja Kristen Sulawesi Tengah mendatangi Pemerintah Daerah Kabupatan Poso utk menuntut supaya Kabupaten Poso dibagi dua 50 % utk umat Kristen dan 50 % utk ummat Islam. Sesuai dgn janji umat Kristen bahwa ummat Islam boleh kembali de daerah-daerah yg dikuasai umat Kristen seperti kecamatan Tentena Poso dgn aman dan selamat; maka Drs. Hanafi Manganti pulang ke daerah Tentena ternyata ia dibunuh dgn sadis; dan bersamanya terbunuh pula seorang wanita muslimah. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 6 Agustus 2001. Pada tanggal 20 Agustus 2001 umat Islam yg sedang memetik cengkeh di kebunnya di desa Lemoro Kecamatan Tojo Kabupaten Poso diserang oleh 50-60 orang umat Kristen yg berpakaian hitam-hitam membunuh dua orang Muslim dan mengobrak-abrik rumah-rumah orang Islam. Pengungsi Laporan US Comitte of Refugees tentang Indonesia yg diterbitkan Januari 2001 menyebutkan dalam kerusuhan/konflik Poso yg terjadi selama tiga tahun belakangan ini pihak Muslim telah menderita secara tidak seimbang. Dalam laporan itu disebutkan jumlah pengungsi akibat konflik Poso kini sebanyak hampir 80.000 orang dan diperkirakan 60.000 orang adl Muslim. Para pengungsi ini hidup menderita tanpa kejelasan masa depan mereka; dan mereka kehilangan hak-haknya berupa tanah kebun coklat cengkih kopra rumah harta benda bahkan nyawa sanak-saudaranya. Bantuan makanan obat-obatan sangat terbatas sehingga penyakit senantiasa menghantui mereka. Bantuan hukum umtuk meminta keadilan praktis tidak ada. Bahkan nyawa mereka terancam tiap saat karena diserang pasukan kelelawar Merah .
5.TRAGEDI AMBON-MALUKU BERDARAH
Spoiler for :
Tragedi berdarah di Ambon dan sekitarnya bukanlah sesuatu yang tiba-tiba. Menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI), sebelum peristiwa Iedul Fithri 1419H berdarah, tercatat beberapa peristiwa penting yang dianggap sebagai pra-kondisi, bahkan jauh ke belakang pada tahun 1995. Beberapa peristiwa itu (sebagian) adalah sebagai berikut.1)
15 Juni 1995: Desa berpenduduk Islam, Kelang Asaude (Pulau Manipa), diserang warga Kristen Desa Tomalahu Timur, pada waktu Shubuh. Penyerangan dikoordinasikan oleh empat orang yang nama-namanya dicatat oleh MUI.
21 Pebruari 1996 (Hari Raya Iedul Fithri) : Desa Kelang Asaude diserang lagi. Serangan dilakukan oleh warga Tomahalu Timur dengan menggunakan batu dan panah. Tiga hari sebelumnya, serombongan orang yang dipimpin oleh sersan (namanya tercatat) datang ke Desa Asaude, menangkap raja (kepala desa) berikut istri dan anak-anaknya. Mereka menggeledah isi rumah dan menginjak-injak peralatan keagamaan.
18 Nopember 1998: Korem 174 Pattimura didemo. Sejumlah besar mahasiswa Unpatti (Universitas Pattimura) dan UKIM (Universitas Kristen Indonesia Maluku), yang dimotori oleh organisasi pemuda dan mahasiswanya menghujat Danrem Kolonel Hikayat. Demonstrasi berlangsung dua hari. Mereka membakar beberapa mobil keamanan, melukai tukang becak, dan merusak serta melempari kaca kantor PLN Cabang Ambon. Jatuh korban luka-luka, baik di pihak mahasiswa maupun kalangan ABRI. Beberapa bulan sebelumnya, berlangsung desas-desus dan teror. Isu pengusiran orang-orang Bugis-Buton-Makassar (BBM) sudah beredar di tengah masyarakat yang membuat gelisah banyak orang. Mereka kurang bisa membedakan suku Bugis dan Makassar. Kedua suku ini sebenarnya adalah satu. Orang-orang Muslim suku lain (non-Maluku) juga diisukan untuk diusir. Produksi pesanan senjata tajam ditengarai sangat tinggi. Pesanan dilakukan oleh kelompok tertentu. Isu pengusiran BBM memang berbau SARA, terutama yang menangkut suku dan agama. Entah bagaimana awalnya dari dalam Gereja. yang tepat, isu BBM bertiup dengan kencang dari kalangan Kristen, bahkan kabarnya disuarakan oleh Gereja.
Menjelang akhir Nopember 1998: Sekitar 200 preman Ambon dari Jakarta, yang bekerja sebagai penjaga keamanan tempat judi pulang kampung. Merekalah yang memulai bentrok dengan penduduk Ketapang (Jakarta). Karena umat Islam Jakarta marah, mereka dikepung. Beberapa darinya tewas. Sejumlah besar yang lain diminta masyarakat agar dievakuasi oleh aparat keamanan. Sebagian dari mereka - sekitar 200 orang - inilah yang pulang ke Ambon.
LANJUT KEBAWAH GAN..
0
24.8K
Kutip
28
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
924.9KThread•90KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya