Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

sedihjombloAvatar border
TS
sedihjomblo
.Dan Metallica Kembali Untuk Indonesia! #1TahunMetallicaJKT
Jakarta - Tepat setahun yang lalu pada tanggal ini raksasa metal dunia, Metallica, sukses membombardir sekaligus meninggalkan kenangan indah kepada lebih dari 60.000 penonton dalam konser ketiga mereka di Jakarta yang tergolong spekatakuler dan menjadi salah satu yang terbesar pernah digelar dalam sejarah showbiz di Indonesia. Untuk mengenang momen bersejarah tersebut kami turunkan kembali cover story majalah Rolling Stone Indonesia edisi Oktober 2013 tersebut. Gone insane, but the memory remains!

---------------

"Gila, 25 Agustus salah satu hari terbaik dalam hidupku," ujar Stephanus Adjie selang dua hari setelah Metallica kembali sukses besar membakar Jakarta, kali ini tanpa api dan kerusuhan massal seperti 20 tahun lalu, melainkan dengan kedahsyatan performa dan sihir lagu-lagu cadas legendaris mereka.

Tentu selain menjadi salah satu hari terbaik sepanjang hidup Adjie, konser akbar Metallica di Stadion Utama Gelora Bung Karno juga menjadi hari terbaik bagi banyak orang yang datang dari berbagai penjuru mata angin. Mungkin setelah menyimak lebih lanjut kita akan maklum bahwa apa yang dialaminya memang lebih dibanding kebanyakan orang.

Adjie merupakan vokalis band metalcore berbahaya asal Surakarta, Down For Life, yang baru saja merilis album terbaru mereka, Himne Perang Akhir Pekan. Ia juga merupakan aktivis merangkap penggagas The Think Organizer, kolektif panas penggerak kultur metal di Solo yang menggelar salah satu festival musik rock tahunan terbesar di Jawa, Rock In Solo (gelaran berikutnya pada 2 – 3 November 2013 mendatang).

Masih membekas jelas di ingatan Adjie ketika ia bersama 25 teman-teman sekomunitasnya di Solo bergerak menuju Ibu Kota dengan sebuah bus dan mini-van untuk "bersembahyang berjamaah," memberikan penghormatan kepada junjungan metal terbesar di dunia yang ikut mengubah hidupnya dan menjadi salah satu alasan terbesar komunitas mereka menancapkan panji-panji metal di Jawa Tengah.

Sehari menuju berangkat ke Jakarta, dua bendera Merah Putih dengan khilafnya mereka sablon logo Metallica dan dituliskan “Solo – Indonesia” sebagai identitas daerah asal kebanggaan mereka di Senayan nantinya.

Hanya beberapa hari sebelumnya ia ditelepon oleh Arian13, vokalis Seringai, band pembuka konser Metallica dan ditawarkan untuk ikut menyanyikan hit terbesar Motorhead "Ace of Spades" di atas panggung raksasa tersebut bersama bandnya dan Stevie Item, gitaris Deadsquad dan Andra and the Backbone.

"Walau tidak hafal lagu tersebut -hanya chorusnya saja- tapi saya dengan gembira menerima tawaran tersebut, tanpa pikir panjang lagi, sudah gila kalo masih mikir lagi sih," ujarnya antusias seraya tertawa.

Mundur kembali ke hari besar, 25 Agustus 2013. Di belakang panggung raksasa Metallica pada petang itu di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, raut wajah Arian, gitaris Ricky Siahaan, drummer Eddy Khemod, bassist Sammy Bramantyo dan para musisi tamu; gitaris Burgerkill Eben, Stevie Item dan Stephanus Adjie tampak gugup berat.

Padahal semua musisi ini jam terbang manggungnya cukup tinggi dan tak perlu dipertanyakan lagi, namun tetap saja ada yang muntah-muntah, gelisah, cemas, berkeringat dingin hingga termenung seperti hendak berjalan menuju tiang gantungan.

"Mungkin dipikirnya kami mengajak mereka manggung di konser Metallica karena brotherhood, padahal ingin berbagi tekanan," ujar Arian seraya tertawa di depan tenda dressing room mereka.

Sepertinya saat itu tiada ujian hidup yang lebih berat lagi selain menjadi band pembuka Metallica. Mesti berhadapan dengan puluhan ribu anak metal gahar dari seluruh Indonesia yang sudah lebih dari 20 tahun lalu ereksi menunggu datangnya band idola mereka.

Ditambah lagi pihak promotor pada saat konferensi pers sempat menjawab pertanyaan saya bahwa konser Metallica kali ini tidak akan menampilkan band pembuka apapun. Jika melihat sejarahnya, memang hampir tidak ada band-band cadas lokal yang sukses membuka konser band internasional bernama besar di Tanah Air. Entah karena bandnya tidak siap, terlalu grogi atau sistem tata suara yang buruk, sehingga terkesan akan lebih baik penonton langsung saja disajikan menu utama dan hindari menu hidangan pembuka.

Selain itu tekanan yang dihadapi Seringai setelah diumumkan menjadi band pembuka semakin besar karena di berbagai media sosial seperti Twitter dan Facebook banyak beredar kecaman, tudingan miring, sinisme yang ditujukan kepada Seringai. Tuduhan terparah adalah saat mereka dianggap menyogok sekian banyak uang agar terpilih menjadi band pembuka Metallica. Sang penuduh sepertinya lupa kalau pihak promotor sangat kaya raya, bayangkan saja, honor Metallica senilai 1,25 juta dollar AS saja sanggup mereka bayar, lunas!

Pendeknya, semua pihak yang berkomentar negatif mungkin hanya iri kepada Seringai, karena ditunjuk menjadi band pembuka Metallica itu sama artinya dengan menerima neraka dan surga sekaligus dalam satu genggaman. Mengapa neraka sudah saya jelaskan tersirat sebelumnya. Apabila surga bagai momen ejakulasi di setiap mimpi basah pria, maka membuka konser Metallica mungkin mimpi basah utama bagi banyak band cadas di muka bumi ini, salah satu puncak kenikmatan karir bermusik!

Tentunya untuk mendekati surga, seperti ajaran semua agama, tidak semudah yang kita kira, salah satunya harus berbuat baik terhadap sesama. Tapi bagaimana cara terbaik menebar kebaikan kepada 60 ribu metalhead ganas yang kadung ereksi sejak lama menunggu Metallica? Semua orang pun mencoba mengeluarkan jurus terbaiknya: Bercanda.

Simulasi menghindari timpukan misil berupa botol minuman para penonton pun dilakukan satu persatu oleh para personel Seringai di belakang panggung, seakan bersiap sedia untuk menghadapi adegan yang sebenarnya beberapa saat kemudian. Berbagai candaan untuk menenangkan hati pun telah terlontarkan.

"Anggap saja kita sedang manggung di depan ribuan monyet," celetuk Eben yang disambut gelak tawa yang lainnya.

Agar hati tenang Arian mencoba meyakinkan diri bahwa candaan Eben adalah benar. Namun ketika mendengar gemuruh cemoohan bergema bersamaan saat para kru Seringai mulai mempersiapkan instrumen di atas panggung, sekejap pula semua kecemasan dan kegugupan itu menyengat mereka kembali, kicep berbarengan.

Satu-satunya "penghuni surga" yang tampak sangat tenang luar biasa dan anggun memesona saat itu hanya penyanyi Raisa yang mengenakan kaus hitam Seringai dan bercelana panjang jeans. Padahal tugasnya petang itu terbilang paling berat diantara yang lainnya. Menyanyikan lagu kebangsaan "Indonesia Raya" tanpa iringan band atau musik, hanya dirinya, mikropon dan suaranya, disaksikan 60 ribu pasang mata.

Boim, manajer Raisa mengingatkan saya bahwa artisnya sempat mengalami kegagalan tahun lalu ketika menyanyikan lagu yang sama di konser Stevie Wonder di Java Jazz. Ia tak ingin hal yang sama terulang lagi, apalagi kini di depan massa penonton yang jauh lebih banyak.

Ketika menunggu di samping panggung beberapa menit sebelum tampil, para personel Seringai sempat digoda oleh Tom Mayhue, production manager Guns N' Roses yang merilis reality show King of the Roadies direkrut menjadi konsultan produksi konser Metallica di Asia Tenggara.

"OK, guys, give 'em hell or give us a good laugh," ujarnya sembari menyeringai, seperti sudah terbiasa mengolok-olok mental para band-band pembuka di konser lainnya. Semua orang yang mendengar hanya tersenyum kecut mendengar celetukan Tom tersebut.

Jantung saya pun ikut berdegup keras saat menyaksikan pemandangan di depan panggung yang belum pernah saya saksikan langsung sebelumnya seumur hidup. Puluhan ribu metalhead yang ganas mulai berteriak-teriak tak sabar, terus memanggil nama Metallica, populasinya terbentang luas menghampar dari kelas festival hingga tribun Stadion GBK yang berkapasitas 88 ribu tersebut.

“Edan, Seringai dapat ditelan hidup-hidup, lumat tak tersisa nih,” begitu pikir saya saat menyaksikan kerumunan yang kolosal tersebut.

Ketika akhirnya Tom mempersilakan announcer untuk memanggil nama Seringai, satu persatu para personel pun keluar dari samping panggung, dan sepertinya Tuhan bekerja dengan misteriusnya di momen kritis itu. Diluar dugaan Seringai justru disambut meriahnya tepuk tangan dan teriakan mengelu-elukan yang membahana dari seisi stadion. Apa yang sebelumnya mereka takuti ternyata hanya ilusi.

“Gue sebenarnya sudah sangat siap untuk yang terburuk sekalipun waktu itu, apapun yang terjadi gue tahu hidup gue tidak akan sama lagi setelah ini, tapi anehnya begitu kaki melangkah keluar dan mendengar respon penonton, ‘lho, kok begini?’” kenang gitaris Ricky Siahaan terharu.

Dan seperti kita tahu selanjutnya, the rest are history.

Usai manggung anggota Seringai dan seluruh musisi tamu, termasuk Adjie, dibawa ke belakang panggung untuk bertemu para personel Metallica sebelum mereka tampil. Saat itu Adjie mengaku hanya bisa melongo dan tertegun, tak dapat berbicara apa-apa, semua masih terlalu sureal baginya.

“Saya hanya jawab sedikit saja pas Papa Het nanyain kaos apa yang sedang saya pakai. ‘My rockshop Belukar’ dan Papa Het menjawab ‘Yeah, cool.’ Selebihnya bibir kaku dan lidah ngilu, maklum ketemu para dewa, ” ujarnya seraya tertawa.

Adjie mengaku dikenalkan dengan Metallica oleh kakak sepupunya sewaktu ia masih kelas 1 SMP di Yogyakarta sekitar 1990. Ketika SD ia mendengarkan New Kids On The Block dan dicemooh oleh kakaknya tersebut.

“’Musik banci, nih harusnya dengar Judas Priest, Bon Jovi dan sebagainya. Terus dikasih dengar kaset Master of Puppets saya langsung bengong. Apaan nih? Katanya, ‘ini baru musik laki-laki,’” kenangnya seraya menjelaskan kalau ia sempat pula bolos ujian pra-Ebta semasa SMP hanya untuk menyaksikan konser Metallica yang pertama.

http://rollingstone.co.id/read/2014/...unmetallicajkt
0
2.1K
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.4KThread41.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.