Melanjtkan atau untuk Menjawab Thread Ane Sebelumnya:
BBM NAIK DI AWAL PEMERINTAHAN JOKOWI




Harga saat ini:
Premium (bensin subsidi) RON 88 Rp 6.500 (akan naik menjadi Rp 8 - 9 ribu)
Pertamax RON 92 Rp 11.300/liter
Pertamax Plus RON 95 Rp 12.700/liter

Amerika:
RON 97 Rp 10.750/liter

Malaysia:
RON 95 Rp 7.350/Liter

Singapura:
RON 92 Rp 8.754/liter

*Singapura dengan populasi 5 juta jiwa ternyata menjadi negara dengan konsumsi BBM tertinggi di ASEAN (http://www.tempo.co/read/news/2014/0...inggi-di-ASEAN)

Tanpa disadari khalayak banyak, pertamina sudah menaikkan harga pertamax dan pertamax plus pada bulan juli 2014 (http://bisnis.liputan6.com/read/2071...-jadi-rp-11300)

Apa alasan pertamina menaikkan harga pertamax? Sudah untung 32 Triliun, apa masih defisit juga? Ingat pertamina itu BUMN milik rakyat bukan waralaba "franchise"! Bagaimana masyarakat mau beralih ke pertamax jika harganya sudah terlebih dahulu dinaikkan, setelah itu pemerintah dan pertamina dengan entengnya mengkampanyekan pengalihan premium ke pertamax.

Pemerintah sudah membodohi masyarakat tentang istilah "subsidi", bensin dengan RON 88 yang sejatinya tidak layak konsumsi, namun masih dipertahankan. Dari jaman Soeharto pemerintah terus tarik subsidi, tapi kenapa subsidinya tidak hilang-hilang sampai sekarang, dan selalu ada anggaran ratusan trilyun tiap tahun untuk subsidi bbm? Jika sudah tahu anggaran itu akan membuat defisit tiap tahunnya, lalu kenapa masih dianggarkan juga

Dan selalu dengan alasan yang sama; bbm subsidi salah sasaran, kok salah sasarannya terus menerus? apa tidak ada solusi lain, atau ada udang di balik bensin?



Bensin Rp 11.550/liter itu bensin dengan RON berapa? Premium RON 88 yang bahkan tidak masuk standar internasional, masa mau disamakan bensin dengan RON 95/97/99, gila!!

Bagi yang belum familiar istilah RON:
http://id.wikipedia.org/wiki/Campura...ar_etanol_umum

Ternyata pada tahun 2011 hanya ada tiga negara yang masih menggunakan bensin RON 88 (sekarang sudah 2014, apa jangan-jangan tinggal Indonesia saja ):
http://internasional.kompas.com/read...M.Oktan.Rendah

Yang jadi pertanyaan terbesar adalah, mengapa pertamina harus mendiversifikasi bensinnya menjadi:
1. Premium (bensin subsidi)
2. Pertamax
3. Pertamax plus

Kenapa tidak hanya pertamax dan pertamax plus, selesai urusan!

Kalau menurut logika konsumen, kalau bisa beli yang lebih murah kenapa harus beli yang lebih mahal? Padahal produk yang murah tersebut adalah produk kadaluarsa yang dipermanis dengan kata "subsidi". Dengan diversifikasi tersebut tujuannya jelas untuk menarik keuntungan sebesar-besarnya! Sehingga masyarakat hanya tahu kalau yang namanya bensin itu disubsidi, tanpa perlu tahu kualitas bensin tersebut. Jika premium dihilangkan, maka dengan mudahnya kita tahu berapa sebenarnya harga bensin di indonesia dengan negara lain, jelas lebih mahal!

Pertamina mengklaim pemakaian pertamax itu jauh lebih hemat BBM 20-30%, maka sudah jelas untuk mengatasi polemik bbm beserta subsidinya, premium (bbm subsidi) harus dihilangkan! Dengan begitu andai pemerintah masih mau menganggarkan subsidi bbm, subsidi tersebut bisa dialihkan ke pertamax, negara bisa berhemat dan rakyat mendapatkan bbm kualitas baik dengan harga yang terbaik. Masalahnya, akankah kebijakan ini dijalankan? Adakah permainan di balik subsidi bbm ratusan trilyun?

Faktanya setelah kenaikan bbm 2012 (alasan yang sama; salah sasaran dan defisit anggaran):



Bagi yang otaknya bebal dan masih demam pilpres, ane bukan membahas tentang jokowi-prabowo. Di sini ane hanya mau share pembodohan pemerintah terhadap rakyat, yang tampaknya pembodohan tersebut akan dilanjutkan oleh pemerintahan selanjutnya.