Assalammu'alaikum wr. wb.
Salam buat kaskuser semua yang semoga selalu diliputi kebahagiaan, kali ini ane pengen mengungkapkan beberapa pemikiran ane tentang kehidupan.

Terkadang kita harus berani jahat kepada orang lain, karena dalam beberapa kasus jika bukan kita yang menyakiti maka kita yang akan disakiti. Ya memang untuk sebagian orang rasanya sulit untuk melakukannya, karena menurut salah satu fanspage di fb orang yang memiliki golongan darah O cendrung lebih memilih untuk tersakiti daripada menyakiti. Contoh kasus:

Suatu hari si Anu yang baru aja lulus SMK memutuskan untuk langsung bekerja, karena terkendala biaya jika ingin kuliah.

Seperti job hunter pada umumnya si Anu menyebarkan CV-nya ke berbagai perusahaan, dan akhirnya dia mendapatkan panggilan interview dari perusahaan yang prospeknya lumayan bagus. Di hari H dia sudah menyiapkan segalanya dan dia bisa melewati interview kerja dengan baik, dia pun optimis akan diterima di perusahaan tersebut.

Karena perusahaan tersebut cukup besar tentunya dia tahu bahwa dia harus menunggu sedikit lama. Nah, saat sedang menunggu panggilan kerja ada teman si Anu (sebut saja si Ani) yang menawarkan si Anu untuk melamar ke tempat kerjanya, katanya tempatnya walau kecil tapi asik. Akhirnya karena si Anu gak punya kekuatan untuk menolak dia pun datang untuk memberikan CV ke tempat si Ani bekerja. Karena perusahaannya belum besar dia pun dipanggil interview besoknya, dan ternyata dia langsung diterima. Ya walaupun dalam hati masih mengharapkan perusahaan sebelumnya, tapi karena tidak mau mengecewakan temannya dia ambil saja.

Setelah beberapa hari bekerja ternyata dia dapat panggilan dari perusahaan sebelumnya, tapi karena dia rasa tempat kerjanya sudah cukup nyaman "walau gaji gak seberapa" dan ada temannya juga, dia tetap bekerja disana. Beberapa lama kemudian suasana mulai berubah, banyak kerjaan yang seharusnya gak di kerjakan si Anu dan Ani tapi harus dikerjakannya, pulang ngaret terus, dan si bos mulai galak, sampe akhirnya si Ani muntaber alias mundur tanpa berita. Karena si Anu ngekos (karena memang tempat tinggalnya jauh dari tempat kerja), ditambah uang kosnya modal minjem sama ortunya, dia memaksakan bertahan disana, menanggung beban kerja dan rasa malu dari sifat temannya, dan juga untuk memperbaiki image sekolahnya.

Ada juga contoh lainnya gan, kali ini soal cintrong.

Suatu hari si Anu patah hati karena si Ina yang sudah dekat dengannya selama 4 tahun, yang dia pikir memiliki perasaan sama dengan dia ternyata hanya menganggapnya teman. Selang berapa hari ada adek kelasnya (panggil saja Eni) yang ngechat si Anu, awal2nya sih ya biasa aja basa basi, lama-lama mulai curcol tentang mantannya (yang ternyata temen deket si Anu). Si Eni mulai rutin sms, sampe2 minta kakak adean karena katanya nyaman dan asik. Lama kelamaan si Eni mulai ngomong2in peka, nanyain kenapa belum punya pacar, dsb, sampe pada puncaknya si Eni nanyain hubungan mereka itu apa.

Karena si Anu lagi2 gak mau ngecewain orang lain, dan dia pikir mungkin lama2 juga bisa cinta seutuhnya kaya ke si Ina, akhirnya dia mau pacarin Eni. Walaupun setengah hati takut jadi pelampiasan aja karena dia temen mantannya.

Setelah beberapa lama si Anu bener2 bisa jatuh cinta sama si Eni, dia acuhin semua kekurangannya, sampe2 dia gak ragu buat bangga2in dia di depan temennya dan sampe dikenalin ortunya. Tapi naas, setelah beberapa waktu tiba2 si Eni minta putus, katanya belum bisa cinta seutuhnya dan masih kebayang mantannya, padahal diawal si Eni udah bener2 berusaha ngeyakinin si Anu kalo dia cinta dan udah lupa sama mantannya. Akhirnya patah hati lagi deh si Anu.

Yah begitulah nasib orang yang gak berani jahat, seringnya dijahatin. Memang jadi orang harus baik, tapi kalo terlalu baik juga gak baik. Terkadang kita harus berani patahin tangan orang lain supaya dia gak ngebunuh kita.

Sebenernya masih banyak kisah lainnya, tapi ane cape ngetiknya di hp jadul.

Semoga thread setengah curhat ini bisa memberi manfaat jika benar adanya, tapi jika salah mohon untuk dibenarkan supaya ane gak terjebak didalam kesalahan selamanya.
Wassalammu'alaikum wr. wb.