JAKARTA - Selangkah lagi, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) akan menjadi Gubernur DKI Jakarta menggantikan Joko Widodo yang menduduki kursi Presiden RI.

Lantas, akankah pembangunan DKI Jakarta akan tetap seirama dengan dengan pola yang diterapkan oleh Jokowi yang kerap melakukan blusukan di masa kepemimpinannya?

"Akan berbeda (dengan Jokowi), setiap karakter pemimpin pasti berbeda.
Punya style dalam memimpin," ujar pengamat perkotaan Yayat Supriyatna, kepada Okezone, di Jakarta, Minggu (24/8/2014) malam.

Dikatakan Yayat, yang dibutuhkan saat ini adalah pememimpin Jakarta yang ingin membangun sistem yang mengedepankan efisiensi dalam tiap program yang dijalankan.
"Jangan bangun asal-asalan seperti di Dinas Pendidikan (yang akhirnya anggarannya dipangkas oleh Ahok). Sekarang harus ada efesiensi di mana-mana," terangnya.

Selain itu, Yayat juga menyinggung mentalitas para birokrat yang ada di Pemprov DKI yang terlanjur dicap sebagai birokrasi korup yang kerap menempati posisi teratas dalam lansiran pengeluaran anggaran yang terindikasi korupsi oleh PPATK.

"Mentalitas korupsi ini harus dihilangkan, buktikan yang harus lakakukan. Kemana uang (APBD) selama ini? Uang Rp72 triliun sekarang digunakan untuk apa? Pejabat DKI dapat tunjangan fasilitas besar masa kinerjanya jelek," sindirnya.

Karenanya, dengan karakter keras yang dimiliki mantan Bupati Melitung Timur itu, Yayat meyakini pembangunan DKI Jakarta akan jauh lebih cepat ketika ditangan Ahok.

"Akan lebih cepat lagi (di tangan Ahok), akan ada jarak antara pimpinan dengan atasan yang menimbulkan dampak positif pada Jakarta," tandasnya.

http://jakarta.okezone.com/read/2014...di-tangan-ahok

mantap!! jakarta emang harus dipegang oleh orang yang tidak suka beretorika dan terkonsep kerjanya sehingga membuat hasil yang didapat maksimal karena kemajuan jakarta bukan hanya sekedar natain taman taman doang