---
Renungan Hari Ini, dunia ikut berduka atas meninggalnya salah 1 aktor komedian senior Hollywood, Robin Williams, sekaligus berpikir kenapa?
Berita pertama mengenai kematian Robin Williams saya dapatkan di
Robin Williams Tewas diduga Bunuh Diri - Kompas. Setelah itu mulai banyak komentar yang membanjiri setiap berita kematian Robin Williams, misal : Kenapa Aktor yang sudah begitu terkenal dan kaya, tapi harus berakhir bunuh diri juga? Berarti Kekayaan dan Kemakmuran tidak menjamin kebahagiaan..? Kenapa Robin Williams tiba-tiba meninggal? Kok Bisa..?
Coba direnungkan
Lalu apa hubungan dengan Penipu Yang Mengakhiri Nyawa Robin Williams?
Quote:
Teman-teman, begini, saya pernah dalam suatu pembicaraan santai dengan teman baik saya, lalu dalam obrolan tersebut dia iseng mengatakan bahwa Pencuri ada 4 tipe (versi dia ya hehe) :
1).
Perampok, nah ini jenis yang paling ditakuti, bisa berkelompok, agresif, sadis, profesional, menggunakan senjata api dan terencana. Biasa mereka mengincar bank, toko emas, tapi malang nya kalo kita menjadi incarannya (entah alasan apapun juga), bisa gawat. Soalnya mereka tidak segan-segan menghabisi nyawa korban perampokan mereka apalagi kalau kita berhasil melihat muka mereka
2).
Pencopet, sebut saja ini kelas kedua, hampir sama seperti Perampok, hanya saja tidak sebegitu bahaya dan belum tentu terencana, apalagi menggunakan senjata api. Contohnya misal malam hari menyusup ke rumah orang dan mencari barang berharga, bisa juga ketemu di jalan/berpapasan dan ketika ada kesempatan datang, mereka beraksi. Pencopet yang dimaksud di sini seperti Perampok, mereka juga terang-terangan mencuri. Fokus mereka yang mencuri barang berharga, tapi jika kita membuatnya marah / salah tingkah, mereka bisa mencopot pisau nya dan menikam ke kita, alhasil bisa fatal juga.
3).
Maling, ini kelas ketiga. Mencuri dalam skala kecil, diam-diam dan jika memang ada kesempatan dalam kesempitan. Tapi mereka suka nya mengutil, mencuri sedikit-sedikit, tapi sering-sering, terpenting jangan ketahuan. Yang bisa dikategorikan ke dalam ini juga pemeras (dari oknum pihak berwenang), yang suka nyuri perlengkapan / fasilitas di tempat kerja, yang suka meminjam tapi jarang kembalikan hehe.
4).
Penipu, nah ini bisa mencuri kita dalam skala kecil / besar, terpenting mereka fokus mempengaruhi kita percaya sama mereka, setelah itu mereka bisa meminta kita melakukan apapun juga.
Quote:
Nah, teman saya lalu bilang 4 pencuri tersebut bisa diartikan 4 Hal yang bisa mengancam nyawa kita, yaitu :
1). Mati Mendadak karena Kecelakaan / Kejadian secara Tiba-Tiba. Memang merupakan hal jarang bisa ketemu apalagi diincar Perampok (kecuali Anda kaya sekali hehe), tapi jika sampai ketemu Perampok, nasib kita bisa mengganaskan, bukan sekadar harta dirampas saja.
2). Penyakit, bisa penyakit ringan (deman, flu, batuk) bisa juga berat (stroke, kanker). Seperti Pencopet, jika kita menghadapi Pencopet, sebaiknya kita berhati-hati, syukur-syukur Pencopet tersebut hanya mencuri harta kita lalu kabur (Penyakit Ringan), jika sampai mencopot pisau nya dan menikam ke kita, maka bisa fatal (Penyakit Berat). Jangan bermain-main dengan Pencuri yang sebenarnya mengincar Harta bisa menjadi Mengincar Nyawa kita ibarat Kita tidak serius menangani Penyakit Ringan berakhir jadi Penyakit Berat kemudian mematikan kita.
3). Tiap Hari Mengalami Penuaan (makin dekat dengan Kematian). Dalam lingkungan hidup kita, pasti ada yang mencuri / mengutil / maling / merugikan kita tanpa kita sadari, sedikit tapi Pasti menguras terus. Kita juga perlahan-lahan pasti tua, sadar atau tanpa kita sadar, proses tersebut berjalan setiap hari, sampai suatu hari ajal menjemput kita. Tanpa Kecelakaan / Penyakit pun juga, jika waktunya tiba, jantung adalah organ pertama kita yang akan berhenti berdetak di akhir usia kita nanti.
4). Penipu diibaratkan orang yang bisa mencuri sepengetahuan kita tapi kita tidak sadar, bahkan kita yang masuk ke penipuan/jebakannya dengan terang-terangan memberikan semua yang kita miliki kepadanya sampai hasilnya bisa lebih fatal daripada dirampok.
Penipu yang mau digaris bawahi di sini adalah Kita (Diri Sendiri)yang membukakan pintu untuk ditipu. Menipu diri kita hingga bisa mengancam nyawa kita seperti kita sudah tahu makan makanan berminyak / terlalu asin/manis tidak baik tapi masih terus dimakan, merokok, minuman keras, narkoba, bergadang, segala macam yang berhubungan pola hidup dan makan yang tidak sehat. Termasuk tidak menjaga diri dengan baik. Dan yang paling parah adalah meracuni pikiran kita setiap hari dengan pikiran Negatif : Tidak Bisa, Tidak Sanggup, Bukan Saya, Siapalah Saya, yang jika sudah ekstrim bisa menyebabkan Depresi, parahnya hingga mengakhiri nyawa seperti yang terjadi di kota-kota maju, anak sekolah atau karyawan yang depresi berakhir bunuh diri.
—
Berhenti sejenak, renungkan sebentar dari obrolan tersebut…
—
Teman-Teman, Tuhan memberikan kita kehidupan adalah untuk kita menjalaninya dan menemukan arti dari hidup yang diberikan-Nya. Dalam kehidupan, suka dan duka sudah seperti air laut yang pasang surut, tidak akan ada orang yang selamanya bahagia, begitu juga yang selamanya menderita. Justru katanya hanya dengan merasakan Pahit lah baru kita menyadari Manis itu apa. Jadi jalani saja sampai dengan waktunya jika kita tetap percaya kepada-Nya, kita akan mengerti arti hidup ini. Yang terpenting jangan menyia-nyiakan apalagi sampai berbuat hal fatal seperti mengakhiri hidup.
Banyak agama / kepercayaan mengatakan mengakhiri hidup dengan sengaja, justru akan menjeremuskan kita ke dalam Neraka. Coba direnungkan, orang yang depresi kemudian bunuh diri, bukankah karena mereka sudah tidak sanggup menjalani hidup di dunia ini lagi? Lalu setelah mati, masih harus lebih menderita lagi karena masuk ke Neraka, buat apa?
Memang banyak permasalahan/hal yang bisa menyudutkan seseorang sehingga dia depresi dan memikirkan ingin mengakhiri hidupnya, tapi Apa Artinya setelah mati malah menderita lagi? Maksud saya, seandainya setelah bunuh diri, kita bisa dilahirkan di dunia lebih bahagia (katakan Surga), baru cari mati itu bisa diterima sebagai sebuah solusi (make sense). Benar tidak? Jadi kalau ingin bunuh diri, sebaiknya pastikan kita akan masuk Surga dulu, gimana caranya?
Begini (bisa disarankan ke orang yang ingin mengakhiri hidup), toh sudah malas dengan hidup ini, anggap saja sudah mati, lalu seluruh jiwa dan raga kita dimanfaatkan untuk mengumpulkan pahala, biar mati nanti kita bisa masuk Surga.
Quote:
Aturan mainnya hanya 2 :
1). Kumpulkan pahala sebanyak-banyaknya, fokus pada pahala besar. Aturan terpenting dalam mengumpulkan pahala adalah Tangan Kanan Memberi, Tangan Kiri Jangan Sampai Tahu (kalo langgar maka pahala tidak dihitung).
2). Sabar ya. Hanya boleh mati kalo tidak disengaja, yaitu diRampok, diCopet atau diMaling. Kapan? Tidak tahu, yang tahu hanya Tuhan. Yang pasti jika mati diTipu maka dianggap direncanakan dan melanggar Aturan Main.
Melanggar Aturan Main siap-siap ke Neraka.
Ok. lalu hal-hal yang bisa mengumpulkan Pahala Besar, misal :
-
Berbakti sama Orang Tua, ini penting, karena betapa berimannya kita, kalau berbakti dan patuh sama orang tua saja tidak, maka hasilnya nol. Anak yang berbakti sama Orang Tua, apalagi Berbakti Besar bisa menyentuh Tuhan.
-
Pergi saja ke tempat ibadah / yayasan sosial dan jadilah aktivis di situ. Membantu orang yang kesusahan jelas menambah pahala banyak bukan? Intinya harus jalankan dengan Tulus Ikhlas tanpa Pamrih.
-
Bekerja keras dan Sukses, setelah itu bagi lah hasil kesuksesan ke orang-orang yang membutuhkan. Sebaiknya bukan cuman Harga/Uang, tapi pengalaman dan ilmu kesuksesan juga, ibarat jangan memberi ikan, tapi berikan kail dan ajari cara memancing lebih efektif. Tentu ini butuh waktu lama, karena harus sukses dulu baru bisa mengajarkan orang lain sukses. Tetapi jika berhasil, orang yang tertolong tersebut akan melakukan hal sama ke orang lain, jadi pahala yang ditanamkan berbuah pahala lainnya lagi (seperti multi level marketing hehe).
-
Jadi lah Guru. Di mana saja, tapi paling bagus di tempat-tempat yang Guru pun tidak mau pergi, karena terpencil, kumuh atau mungkin murid-muridnya terkenal nakal dan prestasi rendah sekali. Situ salah 1 sumber pahala terbesar kalau kita bisa menakhlukkannya.
- Dan masih banyak lagi,
Quote:
Saya percaya dengan teman saya tersebut, karena saya sudah mempraktekkan saran dia sejak tahun 2005 sampai sekarang, dan saya menjadi lebih bergairah untuk hidup apapun kondisi situasi yang saya hadapi. Karena teman baik saya tersebut datang dari Hati Nurani saya. Dia mengobrol ke saya ketika saya bermimpi di suatu malam, sebelum itu sore nya saya berdoa meminta solusi atas semua permasalahan saya yang sepertinya tidak ada jalan keluar lagi, sebelum saya mengambil solusi mengakhiri semua ini dengan diTipu, untungnya malamnya dia datang.
Terima Kasih Teman Baikku
Renungkan lah
---
Pasti ada hikmah lain yang bisa dipetik dari cerita di atas, mari sharing-khan dan mudah-mudahan bisa bermanfaat untuk kita semua
Sumber
Quote: