Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

shantikemAvatar border
TS
shantikem
Revolusi Mental Jokowi Masuk Program Prioritas. Bentuk Indokrinasi IdeologiGaya Baru?
Ini Tiga Program Prioritas Jokowi-JK
Minggu, 24 Agustus 2014 | 17:58 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Tim Transisi Joko Widodo-Jusuf Kalla, Andi Wijayanto mengatakan, Jokowi telah memilih tiga program yang akan menjadi prioritas di awal-awal pemerintahannya nanti. Program pertama adalah Indonesia sehat dan cerdas yang lebih diutamakan untuk masyarakat Indonesia di pedalaman. Yang kedua adalah pemenahan infrastruktur vital di daerah-daerah yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.

"Yang pertama sesuai yang sering digaungkan Pak Jokowi sewaktu kampanye, yaitu Indonesia sehat dan cerdas. Kedua infratruktur vital, yaitu jalan berada di titik nadi di pulau-pulau," kata Andi di kantor Transisi di Jalan Situbondo No 10 Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (24/8/2014).

Program ketiga adalah revolusi mental. Untum program ini, kata Andi, tidak akan membutuhkan proyek khusus seperti program-program lain. Menurut dia, hal ini akan diterapkan sendiri oleh Jokowi dengan menunjukkan kepibadiannya yang asli sebagai bentuk representasi dari budaya bangsa.

Andi mengakui hingga saat ini Tim Transisi masih dalam pengupayaan agar program-program Jokowi yang tengah dirumuskan oleh Kelompok Kerja (Pokja) bisa dimasukkan ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015.

Bila hal ini masih terhambat, menurut Andi, pemerintahan Jokowi nanti akan berusaha memasukkan program-program unggulan ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) nantinya. "Dengan proses legislasi akan kita upayakan masuk ke APBN. Kalau ini belum optimal maka akan kita akan memunculkan APBN-P, kalau bisa untuk semua program," ucap Andi.
http://nasional.kompas.com/read/2014...campaign=Khlwp

Membaca Arah Revolusi Mental Jokowi
29/05/2014 09:10

Revolusi Mental bagi upaya untuk menyempurnakan karakter bangsa dan budi pekerti yang luhur menjadi perhatian utama Jokowi dalam bidang pendidikan. Karena seluruh permasalahan di negeri Indonesia bersumber pada perilaku mental yang menyimpang dan tidak lagi merujuk pada norma-norma ke-Indonesiaan yang berbudaya sehingga mengabaikan budi pekerti dalam kehidupan sehari- hari.

Menurut Jokowi sistem pendidikan yang diterapkan di Indonesia saat ini masih menerapkan model indoktrinasi sehingga cenderung memberikan pemahaman tertentu yang tidak tepat untuk memenuhi kebutuhan alami siswa sehingga mereka tidak bebas untuk mengasah kemampuan mereka. Kreatifitas siswa sejak dini tertutup oleh sistem pendidikan yang indoktrinasi.

Penerapan kurikulum pendidikan yang berbasis moralitas dan intelektualitas dalam tiap jenjang pendidikan dengan komposisi sebagai berikut :

1. Pada level pendidikan dasar (Sekolah Dasar), kurikulum yang akan diterapkan adalah 80% kurikulum moral, dan 20% kurikulum ilmu pengetahuan. Penerapan komposisi kurikulum moral yang lebih dominan ini untuk membentuk karakter siswa yang memiliki budi pekerti luhur sebagai fondasi untuk berperilaku dalam kehidupan.

2. Pada level menengah (SMP) kurikulum yang akan diterapkan adalah 60% kurikulum moral, dan 40% kurikulum ilmu pengetahuan. Penerapan komposisi antar kurikulum ini hampir seimbang mengingat dalam kondisi ini siswa sedang mengalami masa transisi atau peralihan dari anak menuju remaja dan sedikit-demi sedikit sudah dapat mengambil kesimpulan tentang nilai moral, baik atau buruk. Dengan komposisi ini kemampuan intelektual berbasis pada moralitas yang kuat juga.

3. Pada level pendidikan menengah atas (SMA) dan sederajat, kurikulum yang diterapkan adalah 20% kurikulum moral dan 80% kurikulum ilmu pengetahuan. Pada masa ini seorang anak dianggap sudah dapat memiliki kemampuan moral yang matang dan sudah siap menerima komposisi ilmu penegtahuan yang lebih besar dengan mental yang sudah terfondasi sejak dini.

Dalam pemaparan tentang pendidikan Jokowi mengharapkan dari komposisi kurikulum tersebut sumber daya manusia (SDM ) yang lahir akan semakin bermartabat dan memiliki daya saing di berbagai belahan dunia.

Selain itu terkait platform (visi-misi) yang mengarah pada ketahanan pangan dan energi, maka perbanyakan infrastruktur pendidikan yang mengarah ke sektor pangan dan energi seperti sekolah-sekolah kejuruan pertanian, politekhnik-politeknik pertanian, dan jurusan-jurusan terkait untuk menunjang SDM dibidang pangan dan energi bahkan dapat mulai dibangun di desa-desa sehingga persebaran SDM bisa lebih merata.

Pembangunan infrastruktur pendidikan pangan tersebut harus dilakukan dengan tujuan untuk menyesuaikan antara kebutuhan dan harapan masyarakat dengan SDM yang tersedia dari dunia pendidikan sehingga semuanya dapat bejalan dengan sinergi antara ekonomi, sosial, budaya, dan ilmu pengetahuan.

Dengan adanya Revolusi Mental dan prosesi pendidikan yang berbasis pad abudi bekerti yang luhur Indonesia akan kembali sebagai bangsa cerdas dan berbudi luhur. Orientasi pendidikan ini dapat diaplikasi konsepsi dengan pendidikan yang berbasis pada moralitas dan budi pekerti yang luhur untuk mencapai esensi perubahan dalam pendidikan nasional.
http://www.tempokini.com/2014/05/mem...volusi-mental/


Revolusi Mental Jokowi Dipertanyakan...
Selasa, 13 Mei 2014 | 07:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -- Direktur Eksekutif Polcomm Institute Heri Budianto menilai, visi misi revolusi mental yang ditawarkan bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo, sudah sangat baik. Hanya, Heri mempertanyakan implementasi dari revolusi mental itu.

Dia menilai, sosok Jokowi belum tercermin penuh dalam visi misinya yang dia tulis di halaman opini Kompas pada 10 Mei 2014 lalu. Oleh karena itu, dia meminta agar Jokowi terlebih dahulu mempraktikkan revolusi mental itu, baru kemudian mengampanyekan kepada publik. "Jokowi harus memberi komitmen, dia harus memberi contoh teladan bahwa pembangunan karakter dan mental yang ditulisnya itu dimulai dari dirinya sendiri," kata Heri saat dihubungi Kompas.com, Senin (12/5/2014) malam.

Heri menilai, sebagai kepala daerah, Jokowi memang telah memberikan komitmen terbaik untuk menyelesaikan masalah di daerah yang dipimpinnya. Namun, untuk kapasitas sebagai calon presiden, menurutnya, blusukan yang dilakukan Jokowi belum cukup. Ini sebab, Indonesia merupakan negara besar dengan permasalahan yang juga tak kalah besar. "Betul jokowi sudah melaksanakan di Surakarta, di Jakarta. Untuk skup lokal cukup, tapi ini kan bicara dalam skala nasional," ujar akademisi Universitas Mercubuana itu.

Salah satu contoh permasalahan bangsa yang masif, menurut dia, adalah soal pemberantasan korupsi yang semakin merajalela. Heri menilai, Jokowi masih mempunyai komitmen yang minim dalam hal pemberantasan korupsi. "Kalau dia berani mengatakan seperti di China, saya korupsi silakan gantung saya. Teladan dan komitmennya harusnya seperti itu," tambah Heri. "Itu korupsi cuma salah satu contoh saja. Untuk masalah lain juga begitu. Perlu implementasi. Perlu ada platform yang jelas, supaya tidak jadi retorika belaka," pungkasnya.
http://nasional.kompas.com/read/2014...Dipertanyakan.


Mengenang Berbagai Bentuk Indokrinasi Ideologi di Zaman Soeharto ....
Quote:


------------------------------------

Idea 'Revolusi Mental' sendiri, itu idea Jokowi asli atau [URL="http://nasional.inilah..com/read/detail/2099832/salahkah-kalau-romo-benny-otak-ide-ide-jokowi#.U_oDNahi7-s"]idea Romo Beny?[/URL] Menurut seorang pakar dari UI, konsep 'revolusi mental' itu, bukanlah sebuah barang baruyang sangat eksklusif sehingga harus dijadikan dokrin baru semacam P4 di zaman Soeharto dulu. Makanya karena bukan barang baru, daripada buang-buang duit APBN untuk penataran "Revolusi Mental' di rezim Jokowi kelak seperti musim penataran P4 dulu, apa tak lebih baik dananya dialokasikan untuk hal yang lebih penting seperti memberikan pelatihan skill untuk TKI yang akan bekerja di luar negeri dan mengajarkan bagaimana caranya agar mahasiswa Indonesia bisa menjadi pengusaha atau wiraswastawan yang tagguh kelak? Sebab menghadapi 'Free Trade Area' tahun depan itu, yang dibutuhkan Indonesia adalah SDM yang siap bersaing melawan pekerja asing di negeri ini dan di kawasan ini.


emoticon-Matabelo
Diubah oleh shantikem 24-08-2014 15:36
0
3.7K
40
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.1KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.