Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

the.statsAvatar border
TS
the.stats
BANYAK ANAK BANYAK REJEKi ternyata HOAX


Salah satu mitos yang paling aneh yang pernah ane denger adalah banyak anak banyak rejeki.

karena mitos itu penuh pertanyaan.


mitos itu bertentangan dengan kenyataan yang saya lihat disekeliling saya.

saya setuju kalo anak disebut sebagai sebuah karunia atau rizki, tetapi tidak serta merta banyak anak bisa disebut sebagai banyak rizki.

sama halnya ketika orang tua memperoleh menantu, saya setuju kalo menantu disebut sebagai rizki, tetapi tidak serta merta banyak menantu bisa disebut sebagai banyak rizki. saya rasa sangat sedikit orang tua yang menyuruh anaknya untuk mencari menantu sebanyak-banyaknya.

apakah tepat banyak anak disebut sebagai banyak rizki ?


mari kita uji mitos tersebut dalam kehidupan di desa dan kota.

di sebuah desa hidup sepasang suami istri yang memiliki ladang luas, mereka tidak sanggup mengolah ladang mereka sendirian, maka sudah tentu mereka membutuhkan tenaga kerja untuk mengolah tanah, dikarenakan penduduk desa masih sangat sedikit, sehingga kedua orang tua tersebut tidak bisa mencari tenaga kerja yang menanggur, semua penduduk desa mengolah ladang milik mereka masing-masing. sehingga akan lebih baik bagi kedua orang tua tersebut untuk memiliki banyak anak. diharapkan anak-anak mereka nantinya bisa membantu mereka mengolah tanah.

akan tetapi didesa yang lain ada sepasang suami istri , mereka tidak memiliki ladang yang luas bahkan ladang mereka bisa dibilang sangat kecil sehingga hasil dari ladang mereka tidak mampu mencukupi kebutuhan mereka, untuk itu mereka menjadi buruh yang mengelola ladang milik orang lain. sepsang suami istri tersebut ternyata memiliki anak yang banyak, sayangnya karena mereka tidak memiliki ladang yang luas untuk diolah oleh anak-anak mereka. terpaksa anak-anak mereka menjadi buruh yang mengolah ladang milik orang lain.

Sayangnya berdasarkan fakta sejarah , yang terjadi sejak jaman kerajaan, zaman kolonial , zaman kemerdekaan sampai saat ini tidak ada buruh tani yang hidupnya sejahtera.

Di sebuah kota , pendidikan tinggi diperlukan, dengan pendidikan tinggi seseorang bisa mendapatkan pekerjaan yang bagus dengan penghasilan yang tinggi yang menjanjikan kehidupan yang baik, sayangnya pendidikan tinggi memerlukan biaya yang cukup besar.

Pak Mahmud seorang pengusaha kaya raya , dia memiliki 5 orang anak, sebagai seorang pengusaha dengan penghasilan yang besar, tidak sulit bagi pak mahmud untuk merawat serta membiayai pendidikan anaknya sampai jenjang pendidikan tinggi.

Pak Rahmat tetangga pak mahmud, adalah seorang karyawan, dia tidak memiliki penghasilan sebesar penghasilan pak mahmud, Pak Rahmat mengetahui bahwa dia harus membiayai pendidikan anaknya sampai pendidikan tinggi. dia telah berhitung bahwa biaya pendidikan anaknya bisa mencapai puluhan juta rupiah, untuk itu dia menabung setiap bulan. Pak Rahmat tahu dia tidak bisa memiliki banyak anak seperti pak mahmud karena tabungan pak rahmat hanya cukup untuk membiayai 2 orang anak.
akhirnya pak rahmat memutuskan untuk memiliki 2 orang anak, dan pak rahmat pun sukses membiayai pendidikan anaknya sampai pendidikan tinggi.

Dilain pihak Pak Jeki seorang sopir, penghasilan dia tidak jauh beda dengan Pak Rahmat, pak Jeki kurang memahami bahwa hidup dikota harus memiliki pendidikan tinggi, dan biaya pendidikan itu mahal. sehingga pak Jeki tidak berpikir untuk menabung dan membiayai pendidikan anaknya sampai jenjang pendidikan tinggi. karena tidak perlu menabung untuk pendidikan anaknya , maka penghasilan pak Jeki masih banyak sisanya, sehingga pak Jeki pun merasa bahwa dia bisa memiliki banyak anak seperti Pak Mahmud.

Akhirnya karena biaya hidup semakin lama semakin mahal , dan biaya pendidikan semakin lama semakin mahal, sedangkan gaji tidak banyak mengalami kenaikan. membuat Pak Jeki kewalahan merawat dan membiayai pendidikan anaknya, sehingga Pak Jeki memutuskan agar anaknya sekolah sampai tingkat SMU saja.

Sebagaimana nasib penduduk kota dengan ijazah SMU, anak-anak pak Jeki tidak bisa memperoleh pekerjaan yang baik karena syarat administrasi. dan nasib keluarga pak Jeki pun tidak mengalami perbaikan. bahkan nasib keluarga pak Jeki semakin lama semakin buruk. mereka tersisih karena persaingan kehidupan kota yang semakin keras dan rumit.

Diubah oleh the.stats 23-08-2014 10:21
0
2.8K
26
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.1KThread83.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.