Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

eCIPUTRA.comAvatar border
TS
eCIPUTRA.com
5 Tolok Ukur Untuk Melihat Apakah Anda Wirausaha Sejati Atau Tidak
Makin hari persaingan bisnis makin ketat. Akhirnya beberapa
businessman yang merasa terjepit, mulai melakukan kecurangan-kecurangan.
Penipuan, manipulasi mutu dan harga serta banyak lagi tindakan-tindakan
tidak terpuji.

Gejala seperti itu berkembang terus, makin lama keculasan para
pedagang makin tidak terkendali. Etika seakan sudah tidak diindahkan
lagi, setiap orang berebut rejeki untuk kepentingan diri sendiri. Semua
cara dihalalkan, kalau perlu dengan menyikut orang lain. Atau menjual
barang terlarang sekali pun.

Melihat dunia usaha yang sudah demikian ambur-adul, masyarakat banyak
akhirnya mengasosiasikan bisnis sebagai kegiatan kotor, lambang
keserakahan yang menjijikkan. Timbul semacam perasaan skeptis di
kalangan awam.

Pada dasarnya bisnis itu sebenarnya mengandung nilai-nilai yang
luhur. Seharusnya dengan bisnis, martabat manusia menjadi ditinggikan
dan termuliakan. Oleh karenanya, sifat serta tindakan buruk harus
dilenyapkan dari dunia usaha.

Ada beberapa tolok ukur yang digunakan untuk melihat apakah
seseorang benar-benar seorang entrepreneur sejati atau bukan. Di
antaranya adalah:

1. Seorang wirausahawan tulen tidak hanya fokus kepada profit semata.
Ia akan memikirkan lingkungan sekitarnya misalnya dengan melestarikan
lingkungan dan menyejahterakan masyarakat sekitar. Ia sadar bahwa
tindakan itu bukan sekadar tindakan bersifat sosial semata, tapi juga
mengandung benefit yang mendukung kemajuan perusahaannya.

2. Entrepreneur sejati tidak menganggap para pesaing sebagai ganjalan yang akan menghambat pertumbuhan usahanya.
Sebaliknya, mereka lebih merasakan manfaat dari kehadiran para pesaing.
Dengan demikian setiap saat ia dapat mengukur kualitas produk serta
peningkatan kinerja perusahaannya.

3. Wirausahawan menggunakan pendekatan “kualitatif”.
Artinya, seorang pebisnis sejati tidak melihat usahanya dari besaran
modal yang dipakai. Rata-rata mereka memulai usaha dengan modal kecil,
bahkan ada yang mulai dengan modal nekat. Dalam hal ini, wirausahawan
lebih mengandal pada keuletan pribadinya, bukan kepada kekuatan uang.

4. Para entrepreneus sejati tidak hanya melihat hasil akhir, melainkan juga cara memperoleh hasil tersebut.
Mereka lebih menggunakan pendekatan saling menguntungkan. Tidak jarang
dalam suatu program pembebasan tanah yang dilaksanakan seorang
wirausahawan, warga yang tergusur justru berubah menjadi orang-orang
kaya baru (OKB), bahkan tidak sedikit yang kemudian pergi naik haji
dengan istilah mereka sendiri “Haji Gusuran”. Ciputra adalah salah
seorang yang menunjukkan kualitasnya sebagai wirausahawan seperti itu.

5. Wirausahawan berkeinginan untuk “menghidupi orang lain” dan bukan membunuh atau merampas hak orang lain.
Walau sebuah bisnis sudah menjadi besar, mereka tidak mematikan
usaha-usaha rumahan yang merupakan pesaing mereka, bahkan melakukan
sinergi dengan kompetitor. Contohnya, Astra, perusahaan raksasa nasional
ini melakukan pendekatan kemitraan, dengan jalan memberikan pembinaan
modal dan manjemen kepada perusahaan-perusahaan yang lebih kecil.

sumber
0
4.2K
8
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Entrepreneur Corner
Entrepreneur CornerKASKUS Official
22KThread4.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.