PUKUL10.00 WIB aktivitas massa di jalanan depan Gedung Mahkamah Konstitusi mulai berdenyut. Sang orator sudah mulai menarik urat menyuarakan maksud aksi mereka di depan sejumlah massanya. Aktivitas itu sempat membuat Jl Merdeka Barat tersendat mulai depan Gedung MK hingga jalan tepat di depan selter busway Monas. Padahal massa yang berunjuk rasa tersebut belum menyemut.

Adalah anggota ormas seperti Pemuda Panca Marga Jakarta, Laskar Merah Putih, FKPPI, dan Serikat Pedagang Pasar Indonesia yang beraksi. Sebagian dari mereka berpakaian loreng. Ada pula yang mengenakan kemeja putih. Mereka semua mewarnai jalanan di depan Gedung MK yang dijaga ketat pihak kepolisian. ''Kami anak-anak veteran pejuang zaman dulu,'' cetus salah seorang peserta aksi.

Dari Pemuda Panca Marga saja ada sekitar 800 orang yang ikut aksi. Sejak pukul 08.00 WIB, mereka sudah dikumpulkan di kawasan Tanah Abang sebelum menuju Gedung MK. Meskipun massa yang diturunkan dalam unjuk rasa itu cukup banyak, semangat mereka tidaklah sebanding. Teriknya matahari saat itu membuat sebagian besar dari mereka lebih memilih berteduh di bawah pohon. Atau mereka lebih memilih mencari minuman untuk mengusir dahaga.

Semakin siang pengunjuk rasa semakin memperlihatkan jumlah mereka. Berbondong-bondong mereka berjalan menuju Gedung MK. Sekitar pukul 11.00, massa tambahan datang dengan sebuah mobil boks di depan barisan, diikuti ratusan orang yang mengibarkan bendera diiringi marching band. Aksi itu berhasil membuat semua mata warga yang berada di Jl Merdeka Barat mengarahkan pandangan ke mereka.

Tak henti-hentinya massa berdatangan. Mereka antara lain dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia dan Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia.

Deni, 30, seorang buruh dari perusahaan yang bergerak di bidang kabel, mengatakan ada sekitar 120 temannya yang ikut dalam aksi itu. Ia mengaku berasal dari PT SIWS yang berkantor di Karawang.

''Kami tadi dua bus,'' ujarnya. Tak hanya dari Karawang, buruh dari Cikarang dan Tangerang pun turut serta dalam aksi kemarin siang.

Mereka ternyata buruh yang mendapat jatah di sif malam. Deni mengutarakan perusahaan tempatnya bekerja mengizinkannya ikut demo.

Namun, tak lama kemudian raut muka Deni tampak kebingungan saat ditanyakan kaitan antara sengketa pilpres yang sedang berlangsung di MK dan kedatangan dia bersama rekan-rekannya dalam aksi tersebut.

''Loh ini sengketa pilpres? Bukannya soal gaji...'' cetus Deni spontan.
Ia pun menggaruk kepalanya seraya meminta penjelasan dari temannya yang berada di belakang. Sembari berbisik-bisik, Deni meminta temannya untuk menjawab.

Yudistira, 24, teman Deni, akhirnya angkat bicara. Ia menjelaskan kedatangan mereka untuk mendukung Prabowo yang sedang mengajukan permohonan sengketa pilpres ke MK. Nah, lo.

www.mediaindonesia.com/hottopic/read/3049/Loh-ini-Sengketa-Pilpres/2014/08/16

Jangan diketawain, ini memang menyangkut gaji buruh.. Kalau seandainya gugatan wowo dikabulin dan diadakan pemilu ulang dan seandainya lagi wowo yang menang, pasti Said Iqbal jadi menteri dan gaji buruh otomatis naik