Sumber =
http://www.klik-galamedia.com/2014-0...angkan-pemprov
Quote:
Selasa, 5 Agustus 2014 01:19 WIB
DIPONEGORO,(GM).-
Pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana mengintensifkan dan mematangkan rencana pembangunan jalan Tol Cileunyi-Tasikmalaya. Hal itu sangat penting untuk mengatasi kemacetan yang kerap terjadi di wilayah jalur selatan Jawa Barat saat arus mudik dan balik Lebaran.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, Deddy Taupik mengatakan, pembangunan jalan tol di jalur selatan sangat penting untuk mengatasi kemacetan, khususnya saat arus mudik dan balik Lebaran. Terlebih jalur selatan merupakan jalur lintasan dan tujuan masyarakat.
"Jawa Barat merupakan lintasan dan tujuan, sehingga harus mempunyai konsep ke depan, baik jangka menengah maupun jangka panjang. Harus dicarikan solusi, terutama infrastrukturnya. Apalagi jika melihat perkembangan kendaraan 12%, sementara pertumbuhan jalan hanya 1,2%. Itu tidak seimbang, sehingga selalu macet," jelas Deddy kepada wartawan di Gedung Sate Bandung, Senin (4/8).
Oleh karena itu, lanjutnya, pembangunan jalan Tol Cileunyi-Tasikmalaya merupakan hal yang sangat penting untuk mengatasi kemacetan di jalur selatan. Meski demikian, hal tersebut masih dalam tahap pembicaraan. Pihaknya akan memperdalam pembahasan itu dengan Bappeda Jabar, sehingga pembangunan jalan Tol Cileunyi-Tasikmalaya pun bisa direalisasikan.
"Untuk pertumbuhan di kawasan selatan Jawa Barat, nanti rencananya dari Cisumdawu ditarik ke Wado, Malangbong, baru masuk Tasikmalaya sampai Rajapolah. Nanti akan dilakukan feseability study dan akan dilakukan lalu lintas hariannya. Apakah memungkinkan atau tidak untuk pengembangan jalan tol di selatan Jabar," paparnya.
Menguntungkan
Menurutnya, kajian lalu lintas harian perlu diperhitungkan secara matang. Terutama dari sisi jumlah kendaraan yang melintas di jalur Nagreg menuju Tasik atau Garut.
"Perhitungan itu sangat penting, sehingga nanti investor akan berminat untuk mengembangkan jalan tol ini, terutama jalur menuju Tasik," katanya.
Ia mengungkapkan, itu merupakan hal yang sangat penting, apalagi ada standar dari badan pengelola jalan tol terkait berapa kendaraan yang harus melintas. Menurutnya, investasinya memang jangka panjang dan break event-nya sekitar 15 tahun.
"Itu yang harus kita hitung sama-sama dengan badan pengelola jalan tol atau dari Jasa Marga, apakah itu menguntungkan atau tidak. Tetapi seperti Cipularang ke Bandung, awalnya tidak diharapkan ada keuntungan sehingga hanya stop di Cikampek saja. Tapi pada kenyataannya, dari Cikampek menuju Bandung pada saat long weekend ada 200.000 kendaraan yang melintas," katanya.
(B.99/ferdy.job)**
Kalau bisa sih dari Tasimalaya sampai ke Kroya,Cilacap juga sih.
Secara Cilacap itu daerah industri dan pelabuhan
jadi dari terminal petikemas Gedebage bisa langsung diekspor ke Cilacap kalau target ekspor ke Australia atau kalau mau berani langsung ke Samudera Hindia
(n kalau Bisa Kroya-Gombong-Kutoarjo-Sleman-Surakarta)
Jadi Jalur Utara-Selatan punya Bypass di Clieunyi sampai ke Surakarta