- Beranda
- Berita dan Politik
Jika Ditakdirkan Jadi Presiden, SBY Berharap Jokowi Jaga Kedaulatan NKRI
...
TS
fahm4
Jika Ditakdirkan Jadi Presiden, SBY Berharap Jokowi Jaga Kedaulatan NKRI
Quote:
Quote:
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengharapkan, jika Mahkamah Konstitusi sudah memutuskan, dan Joko Widodo (Jokowi) ditakdirkan menjadi pemimpin Republik Indonesia (RI), bisa menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Harapan veteran, harapan rakyat Indonesia, kita ingin kedaulatan dan keutuhan wilayah dijaga. Tidak boleh siapapun dari negara manapun yang mengganggu kedaulatan dan keutuhan wilayah kita,” kata Presiden SBY saat menyampaikan sambutan pada peringatan Hari Veteran Nasional ke-65 tahun 2014, di Gedung Veteran RI, Balai Sarbini, Jakarta, Senin (11/8).
Harapan tersebut disampaikan Presiden SBY yang melihat kehadiran calon presiden terpilih Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jokowi selaku Gubernur DKI Jakarta menghadiri peringatan Hari Veteran Nasional ke-65 tahun 2014 yang mengambil tema "Melalui Hari Veteran Nasional Kita Tingkatkan Semangat Pengabdian Kepada Bangsa dan Negara" itu.
Sebelumnya, Presiden SBY menyampaikan harapannya kepada para pemimpin politik dan anggota parlemen ataupun DPR, jika suatu saat harus mengambil keputusan untuk menyatakan perang maka keputusan itu harus dipikirkan dengan sangat cermat, berhati-hati, dan tidak salah.
“Sekali menyatakan perang, sekali menggunakan kekuatan militer untuk mencapai tujuan politik, apapun tujuan politik itu, maka para politisi dan termasuk para anggota DPR akan mengetahui risiko dan konsekuensi yang ditimbulkan. Ingat jiwa raga dan nyawa para prajurit yang mengemban tugas negara tersebut,” tutur Presiden SBY.
Secara pribadi, SBY yang didampingi Ibu Negara Hj. Ani Yudhoyono berpendapat,pemimpin Indonesia tidak boleh gemar apalagi gila perang, tidak boleh pula mudah sekali mengambil keputusan untuk melakukan peperangan. Ia mengingatkan, ada pepatah dalam bahasa Inggris, “there is no warlike people, there is a warlike leader”, bangsa di dunia ini sebetulnya mencintai perdamaian, tidak suka peperangan, tapi sebagian pemimpin di dunia ini dari generasi ke generasi, ada Hitler, ada Mussolini, dan banyak sekali, mereka memang menyukai peperangan-- warlike leaders.
Untuk itu, Kepala Negara menganjurkan para pemimpin politik di negeri ini, agar rajin berziarah ke taman makam pahlawan, dan sekali-kali berkunjung ke Cilangkap, di pelataran Cilangkap. SBY menyebutkan, di situ diabadikan empat monumen perjuangan bersenjata, yaitu Monumen Seroja yang dibangun pada era kepemimpinan Presiden Megawati, kemudian di era dirinya menjabat sebagai Presiden, ia lengkapi dengan tiga monumen yang tidak kalah pentingnya, yaitu Monumen Operasi Dwikora, Monumen Operasi Trikora, dan Monumen Perjuangan Kemerdekaan pada tahun 1945 hingga tahun 1949.
“Dengan datang ke tempat itu akan sadar keputusan politik yang akan diambil memiliki konsekuensi sebagaimana kita baca deretan nama-nama, ribuan nama-nama, Timtim sendiri 35 ribu yang gugur, ada semua nama di situ,” terang SBY seraya mengingatkan, bahwa keputusan pemimpin politik untuk menyatakan perang itu berkonsekuensi, berisiko jatuhnya korban jiwa dari putra-putri terbaik bangsa.
Meski demikian, menurut SBY, perang adalah jalan terakhir kalau tidak ada cara lain. Ia menegaskan, kalau memang cara politik dan cara diplomasi tidak bisa menyelesaikan masalah, bagi Indonesia perang harus dilaksanakan jika untuk mempertahankan kedaulatan negara.
“Jika untuk menjaga keutuhan wilayah NKRI dari Sabang sampai Merauke, Pulau Miangas sampai Pulau Rote. Kedaulataan dan keutuhan NKRI inilah kapanpun oleh para pemimpin Indonesia, oleh rakyat Indonesia, akan kita namakan sebagai harga mati,” tegas Presiden SBY.
Peringatan Hari Veteran Nasional ke-65 itu juga dihadiri oleh Menko Polhukam Djoko Suyanto, Mensesneg Sudi Silalahi, Sekretaris Kabinet (Seskab) Dipo Alam, Menkeu Chatib Basri, Ketua Umum Legiun Veteran RI Letjen TNI (Purn) Rais Abin, Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsudin, Panglima TNI Jendral Moeldoko, dan Kapolri Jendral Sutarman.
Hari Veteran Nasional sendiri jatuh pada tanggal 10 Agustus. Penetapan tanggal 10 Agustus sebagai Hari Veteran Nasional dilatarbelakangi peristiwa bersejarah pada masa perjuangan kemerdekaan RI yaitu penghentian gencatan senjata antara Indonesia dengan Kerajaan Belanda yang diberlakukan sejak tanggal 10 Agustus 1949 sebagai tindak lanjut dari perjanjian Roem Royen tanggal 7 Mei 1949. (Humas Setkab/ ES).
“Harapan veteran, harapan rakyat Indonesia, kita ingin kedaulatan dan keutuhan wilayah dijaga. Tidak boleh siapapun dari negara manapun yang mengganggu kedaulatan dan keutuhan wilayah kita,” kata Presiden SBY saat menyampaikan sambutan pada peringatan Hari Veteran Nasional ke-65 tahun 2014, di Gedung Veteran RI, Balai Sarbini, Jakarta, Senin (11/8).
Harapan tersebut disampaikan Presiden SBY yang melihat kehadiran calon presiden terpilih Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jokowi selaku Gubernur DKI Jakarta menghadiri peringatan Hari Veteran Nasional ke-65 tahun 2014 yang mengambil tema "Melalui Hari Veteran Nasional Kita Tingkatkan Semangat Pengabdian Kepada Bangsa dan Negara" itu.
Sebelumnya, Presiden SBY menyampaikan harapannya kepada para pemimpin politik dan anggota parlemen ataupun DPR, jika suatu saat harus mengambil keputusan untuk menyatakan perang maka keputusan itu harus dipikirkan dengan sangat cermat, berhati-hati, dan tidak salah.
“Sekali menyatakan perang, sekali menggunakan kekuatan militer untuk mencapai tujuan politik, apapun tujuan politik itu, maka para politisi dan termasuk para anggota DPR akan mengetahui risiko dan konsekuensi yang ditimbulkan. Ingat jiwa raga dan nyawa para prajurit yang mengemban tugas negara tersebut,” tutur Presiden SBY.
Secara pribadi, SBY yang didampingi Ibu Negara Hj. Ani Yudhoyono berpendapat,pemimpin Indonesia tidak boleh gemar apalagi gila perang, tidak boleh pula mudah sekali mengambil keputusan untuk melakukan peperangan. Ia mengingatkan, ada pepatah dalam bahasa Inggris, “there is no warlike people, there is a warlike leader”, bangsa di dunia ini sebetulnya mencintai perdamaian, tidak suka peperangan, tapi sebagian pemimpin di dunia ini dari generasi ke generasi, ada Hitler, ada Mussolini, dan banyak sekali, mereka memang menyukai peperangan-- warlike leaders.
Untuk itu, Kepala Negara menganjurkan para pemimpin politik di negeri ini, agar rajin berziarah ke taman makam pahlawan, dan sekali-kali berkunjung ke Cilangkap, di pelataran Cilangkap. SBY menyebutkan, di situ diabadikan empat monumen perjuangan bersenjata, yaitu Monumen Seroja yang dibangun pada era kepemimpinan Presiden Megawati, kemudian di era dirinya menjabat sebagai Presiden, ia lengkapi dengan tiga monumen yang tidak kalah pentingnya, yaitu Monumen Operasi Dwikora, Monumen Operasi Trikora, dan Monumen Perjuangan Kemerdekaan pada tahun 1945 hingga tahun 1949.
“Dengan datang ke tempat itu akan sadar keputusan politik yang akan diambil memiliki konsekuensi sebagaimana kita baca deretan nama-nama, ribuan nama-nama, Timtim sendiri 35 ribu yang gugur, ada semua nama di situ,” terang SBY seraya mengingatkan, bahwa keputusan pemimpin politik untuk menyatakan perang itu berkonsekuensi, berisiko jatuhnya korban jiwa dari putra-putri terbaik bangsa.
Meski demikian, menurut SBY, perang adalah jalan terakhir kalau tidak ada cara lain. Ia menegaskan, kalau memang cara politik dan cara diplomasi tidak bisa menyelesaikan masalah, bagi Indonesia perang harus dilaksanakan jika untuk mempertahankan kedaulatan negara.
“Jika untuk menjaga keutuhan wilayah NKRI dari Sabang sampai Merauke, Pulau Miangas sampai Pulau Rote. Kedaulataan dan keutuhan NKRI inilah kapanpun oleh para pemimpin Indonesia, oleh rakyat Indonesia, akan kita namakan sebagai harga mati,” tegas Presiden SBY.
Peringatan Hari Veteran Nasional ke-65 itu juga dihadiri oleh Menko Polhukam Djoko Suyanto, Mensesneg Sudi Silalahi, Sekretaris Kabinet (Seskab) Dipo Alam, Menkeu Chatib Basri, Ketua Umum Legiun Veteran RI Letjen TNI (Purn) Rais Abin, Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsudin, Panglima TNI Jendral Moeldoko, dan Kapolri Jendral Sutarman.
Hari Veteran Nasional sendiri jatuh pada tanggal 10 Agustus. Penetapan tanggal 10 Agustus sebagai Hari Veteran Nasional dilatarbelakangi peristiwa bersejarah pada masa perjuangan kemerdekaan RI yaitu penghentian gencatan senjata antara Indonesia dengan Kerajaan Belanda yang diberlakukan sejak tanggal 10 Agustus 1949 sebagai tindak lanjut dari perjanjian Roem Royen tanggal 7 Mei 1949. (Humas Setkab/ ES).
Sumber:
Quote:
Om Wowo dengerin tuh jangan asal tegas tegas sampai maacan asia mengaung aja
0
1.4K
Kutip
14
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
672.3KThread•41.9KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya