GALANG 10.000 LAPORAN ANTI SINETRON GGS KE KPI (BANTU YO+Sinetron Lain)
TS
Vandativa
GALANG 10.000 LAPORAN ANTI SINETRON GGS KE KPI (BANTU YO+Sinetron Lain)
Assalamualakum
Salam Ultra bagi kita semua.
Gimana gan kabarnya ? sehat? Apa pjnak jamanku to?
Ok yo gan langsung ke point nya saja
Disini saya hanya seorang WNI yang melihat banyak hal-hal yang tidak sesuai dengan budaya bangsa kita di dalam persintronan Indonesia. Khususnya film yang sedikit meremake film Twili*h yg fenomenal itu :3, tapi ni film ngambil sudut pandang dari si Jac*b yaitu GGB (Ganteng ganteng Babi) eh G*S (Ganteng-Ganteng S*rigala).
Hal yang mendasari ane menggalang dukungan ini :
Spoiler for ANTI SINETRON GA MENDIDIK:
1. Tindakan bullying (intimidasi) yang dilakukan anak sekolah.
2. Kekerasan fisik seperti memukul jari dengan kampak, memukul kepala dengan balok kayu, memukul dengan botol beling, menusuk dengan pisau, membanting, mencekik, menyemprot wajah dengan obat serangga, menendang, menampar dan menonjok.
3. Kekerasan verbal seperti melecehkan kaum miskin, menghina anak yang memiliki
kebutuhan khusus (cacat fisik), menghina orang tua dan Guru, penggunaan kata-kata yang
tidak pantas “anak pembawa celaka, muka tembok, rambut besi, badan batako”.
4. Menampilkan percobaan pembunuhan.
5. Menampilkan remaja yang bermesraan di depan khalayak tanpa mempunyai rasa malu
6. Menampilkan seragam sekolah yang tidak sesuai dengan etika pendidikan.
7. Adegan menampilkan kehidupan bebas yang dilakukan anak remaja, seperti merokok,
minum-minuman keras dan kehidupan dunia malam.
Selain itu ada pula sumber yg mengatakan bahwa Sinetron Ganteng-Ganteng Serigala berbau Tahayul, Bid'ah, dan Khurafat (TBC) dari blog SUMBER
Spoiler for TBC:
Takhayul
Secara bahasa, berasal dari kata khayal yang berarti: apa yang tergambar pada seseorang mengenai suatu hal baik dalam keadaan sadar atau sedang bermimpi.
Dari istilah takhayul tersebut ada dua hal yang termasuk dalam kategori talhayul, yaitu:
1. Kekuatan ingatan yang yang terbentuk berdasarkan gambar indrawi dengan segala jenisnya, (seperti: pandangan, pendengaran, pancaroba, penciuman) setelah hilangnya sesuatu yang dapat diindera tersebut dari panca indra kita.
2. Kekuatan ingatan lainnya yang disandarkan pada gambar idrawi, kemudian satu dari unsurnya menjadi sebuah gambar yang baru. Gambar baru tersebut bisa jadi satu hal yang benar-benar terjadi, atau hal yang diluar kebiasaan (kemustahilan). Seperti kisah seribu satu malam, Nyai Roro Kidul dan cerita-cerita khurafat lainnya.
Takhayul diartikan juga: percaya kepada sesuatu yang tidak benar (mustahil). Jadi takhayul merupakan bagian dari khurâfat.
Takhayul menjadikan seorang menyembah kepada pohon, batu atau benda keramat lainnya, mereka beralasan menyembah batu, pohon, keris dan lain sebagainnya untuk mendekatkan diri kepada Allah (Taqarrub) atau karena benda-benda tersebut memiliki ke-digdaya-an (baca: kesaktian) yang mampu menolak suatu bencana atau mampu mendatangkan sebuah kemaslahatan. ini salah satu dampak takhayul. Jika demikian maka Tauhid Rubûbiyyah dan Tauhid Ibadah seorang hamba akan keropos dan hancur. Firman Allah yang artinya,
"Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya"... (QS. 39:3).
Takhayul juga merupakan senjata para ahli bid'ah dalam menguatkan argumennya dengan dalih bahwasanya ini adalah sesuai dengan syari'at yang disandarkan secara dusta kepada salafus shalih.
Bid'ah
1. Secara bahasa (lughatan/Etimologis).
Bid’ah adalah Ma uhditsa ‘ala ghairi mitsal as sabiq (Sesuatu yang diciptakan tanpa adanya contoh yang mendahuluinya). (Al Munjid fil Lughah wal A’lam, Hal. 29. Al Maktabah Asy Syarqiyah)
Tertulis dalam Lisanul ‘Arab:
وفلان بِدْعٍ في هذا الأَمر أَي أَوّل لم يَسْبِقْه أَحد
“Fulan melakukan bid’ah dalam urusan ini artinya orang pertama yang mengerjakan yang belum ada seorang pun mendahuluinya.” (Syaikh Ibnu Manzhur, Lisanul ‘Arab, 8/6. Dar Shadir)
Salah satu Asma’ul Husna adalah Al Badii’ (Maha Mencipta). Allah Ta’ala berfirman:
بَدِيعُ السمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
“Dialah (Allah) yang menciptakan langit dan bumi.” (QS. Al Baqarah (2): 117)
Disebut ‘Mencipta/to create’ jika melakukan perbuatan yang sama sekali belum ada contohnya. Perbuatan itu disebut ibtida’, pelakunya disebut mubtadi’, hasil akhir perbuatannya disebut bid’ah. Sedangkan, melakukan perbuatan yang sudah ada contohnya, baik sama persis atau tidak, bukanlah disebut ‘mencipta’ melainkan ‘mengikuti, mencontoh, dan meneladani’. Perbuatan itu disebut ittiba’ atau iqtida’, dan pelakunya disebut muttabi’.
2. Secara istilah syariat (terminologis) bid’ah adalah:
الحَدَثُ في الدين بعدَ الإِكْمَالِ، أو ما اسْتُحْدِثَ بعد النبي، صلى الله عليه وسلم، من الأَهْواءِ والأَعْمالِ
"Hal yang baru dalam agama setelah kesempurnaannya, atau apa-apa yang baru diada-adakan setelah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, yang berasal dari hawa nafsu dan perbuatan.” (Syaikh Fairuzabadi, Al Qamus Al Muhith, 2/252. Mawqi’ Al Warraq)
Ibnu Manzhur mengatakan:
إِنما يريد ما خالَف أُصولَ الشريعة ولم يوافق السنة
“Sesungguhnya yang dimaksud hanyalah sesuatu yang bertentangan dengan dasar-dasar syariat dan sesuatu yang tidak sesuai dengan sunah.” (Syaikh Ibnu Manzhur, Lisanul ‘Arab, 8/6. Dar Shadir)
Beliau juga mengatakan:
وقيل أَراد بِدْعَةً حَدثت لم تكون في عهد النبي صلى الله عليه وسلم
“Dikatakan, yang dimaksud dengan bid’ah adalah hal baru yang belum terjadi pada masa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.” (Ibid, 13/331)
Senada dengan Ibnu Manzhur, Imam ‘Izzuddin bin Abdissalam mengatakan:
“Bid’ah adalah melakukan perbuatan yang belum terjadi pada masa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.” (Qawa’idul Ahkam fi Mashalihil Anam, 2/380. Mawqi’ Al Islam)
Jadi, bid’ah menurut syariat adalah ajaran dan amalan baru dalam peribadatan yang tidak ada contohnya pada masa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan bertentangan dasar-dasar agama baik Al Quran, As Sunnah, dan ijma’. Inilah bid’ah sesat yang dimaksud oleh hadits nabi: Kullu bid’atin dhalalah (setiap bid’ah adalah sesat). Oleh karena itu Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan:
“Maka, tidak boleh bagi seorang pun menyembah Allah kecuali dengan apa-apa yang telah disyariatkan oleh RasulNya Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, baik berupa kewajiban atau sunah, serta tidak menyembahNya dengan perkara-perkara yang baru (Al Umur Al Mubtadi’ah) .” (Majmu’ Fatawa, 1/12. Mawqi’ Al Islam)
Khurafat
Khurâfat secara bahasa berarti takhayul, dongeng atau legenda.
Sedangkan khurâfy adalah hal yang berkenaan dengan takhayul atau dongeng.
Dalam kamus munawir khurafat diartikan dengan: hal yang berkenaan dengan kepercayaan yang tidak masuk akal (batil)
Pengertian khurâfat dalam Islam
Khurâfat ialah semua cerita sama ada rekaan atau khayalan, ajaran-ajaran, pantang-larang, adat istiadat, ramalan-ramalan, pemujaan atau kepercayaan yang menyimpang dari ajaran Islam.
Berdasarkan pengertian di atas, khurâfat mencakup cerita dan perbuatan yang direka-reka dan bersifat dusta. Begitu juga dengan pemikiran yang direka-reka merupakan salah satu bentuk khurafat.
Disini ane cuman mau ngingetin aja, kalau bukan kita yg peduli sama generasi muda bangsa kita siapa lagi. apa mau gara2 sinetron ga mendidik gini bangsa kita bisa hancur kedepannya. Ane juga pengen dengan adanya tulisan ane ini ada pihak yang kalau membuat sinetron tuh yang sedikit berbobot dan mengandung pesan moral yang jelas dan bermanfaat.
Salam Ultra bagi penduduk Indonesia