Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

radendasAvatar border
TS
radendas
Khilafah Islam Diproklamirkan, Dimana Posisi Kita?
Sahabat Voa Islam,

Khilafah Islam telah didirikan. Alhamdulillah.
Segala puji bagi Allah dengan hadirnya berita
gembira di awal Ramadan 1435 H atau akhir Juni
2014 ini. Sebagaimana menunggu sesuatu atau
seseorang yang dirindu, rasa ini buncah semalam
saat mengikuti detik-detik munculnya informasi
tersebut. Sujud syukur dan deraian airmata yang
terus mengalir menggenapkan rasa rindu yang
sekian lama menunggu muaranya. Dan meskipun
nun jauh di sana, ada secercah harapan kita
nantinya tidak mati dalam keadaan jahiliyah
tanpa ada baiat di pundah kita. Insya Allah.
Tentang baiat ini, ada konsekuensi logis yang
melekat padanya. Taat pada pimpinan itu yang
utama. Apapun yang diperintahkan dan dilarang
oleh Khalifah, maka sebagai rakyat harus nurut.
Tapi kita juga memunyai hak sebagai timbal
baliknya. Khalifah dan seluruh sistemnya yang
ada harus melindungi orang-orang yang telah
berbaiat kepadanya. Tapi karena Khilafah Islam
ini masih bayi yang berusia satu hari, maka tentu
hal ini masih belum bisa dilakukan. Butuh waktu
untuk menyusun kekuatan supaya bisa sampai ke
tanah yang kita pijak.
Sembari menunggu, tentu kita tak tinggal diam.
Kita tetap melanjutkan aktivitas seperti biasa
sembari terus memperbaiki diri agar ketika saat
itu tiba kita telah siap bergabung menjadi
bagiannya. Salah satu teman yang berdakwah
melalui musik pun juga mulai belajar untuk
mendisiplinkan diri. Ia tak lagi mau
mendengarkan atau memainkan musik yang ada
alat petik atau seruling. Meskipun ada beberapa
ulama yang memubahkan tapi bila kita sudah
memilih untuk taat pada siapa, maka kita harus
nurut pula padanya.
Suara-suara sumbang pasti ada
berkaitan dengan berita gembira
ini. Karena ternyata tak semua
kaum muslimin itu bergembira
dengan hadirnya institusi yang
akan melindungi mereka.
Suara-suara sumbang pasti ada berkaitan
dengan berita gembira ini. Karena ternyata tak
semua kaum muslimin itu bergembira dengan
hadirnya institusi yang akan melindungi mereka.
Bisa jadi penyebabnya karena kejahilan alias
kebodohan yang dilestarikan. Mereka masih tak
paham Islam dengan benar karena malas
mengkaji bab ini. Bisa jadi sebab yang lain yaitu
adanya hasad dalam diri atau organisasi. Mereka
merasa seharusnya dirinya dan organisasinya
yang mendirikan Khilafah Islam itu. Ada rasa tak
terima ketika kelompok lain yang berhasil lebih
dulu mendirikannya. Beragam alasan
dikemukakan yang itu hanya semakin
memperburuk keadaan.
Janganlah buruk muka cermin dibelah. Ketika diri
belum atau tak sanggup mendirikan Khilafah
Islam ini dengan segenap jiwa dan raga
sebagaimana mereka yang telah memperoleh
kemenangan di sana, jangan menjadi
penentangnya. Jangan pula melontarkan tuduhan
yang tak terbukti tentang makar CIA, Amerika
ataupun zionis di balik pendirian Khilafah Islam
ini. Bila kita tak mampu berbuat seperti mereka,
jangan lalu menuduh mereka dengan kata-kata
buruk. Ingat, jihad mereka nyata. Terkadang kita
bisanya hanya cuap-cuap tapi merasa diri paling
hebat. Hingga berani sekali meremehkan para
mujahid yang jelas berkorban dengan jiwa raga
mereka dalam arti sebenarnya bukan lagi kiasan.
Akan ada tipe kelompok atau orang yang terus
bersikap seperti itu. Tapi paling tidak, kita tak
menambah barisan yang menggembosi
perjuangan saudaranya. Apa sih susahnya
menahan mulut untuk berkata sinis atau
menahan tangan untuk menulis kata-kata
menjatuhkan? Berkatalah yang baik atau diam,
bukankah itu yang Rasulullah tercinta ajarkan? Di
sinilah kualitas seseorang atau sekelompok orang
yang menyatakan dirinya berdakwah akan
terlihat. Tujuan sama menegakkan Khilafah Islam
tapi metode mungkin tidak sama. Bilapun ada
yang lebih bisa mendirikan, why not? Tidak usah
memakai banyak dalih untuk menolaknya. Apalagi
tuduhan keji bahwa ini semua adalah rekayasa
dan boneka Amerika. Istighfar!
Ini adalah bulan Ramadan, bulan pengendalian
diri. Banyak di antara kita disebut ustaz atau
ustazah, seyogyanya bisa memberikan teladan
pada umat di banyak kajian yang telah diberikan.
Kemenangan ISIS yang semula
ada kata-kata Iraq dan Syam
dihilangkan menjadi Islamic State
saja, harus kita hormati.
Kemenangan ISIS yang semula ada kata-kata
Iraq dan Syam dihilangkan menjadi Islamic State
saja, harus kita hormati. Bilapun saat ini belum
bisa menyetujui dengan banyak alasan, tak usah
menambah panjang urusan dengan kata-kata
yang itu semua perintah atasan. Kita diberi akal,
iman dan hati untuk menakar. Coba renungkan di
pertiga malam, berdiskusilah dengan Allah agar
ditunjukkan yang hak adalah hak dan batil adalah
batil. Wallahu alam. (riafariana)


Gimana agan-aganwati tanggapannya?
0
5.4K
35
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar NegeriKASKUS Official
79.3KThread11.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.