Tadi malam, sempat menikmati sajian Mata Nazwa di Metro TV, Temanya menarik, soal Soeharto. (Semoga keluarga aktivis-aktivis Reformasi korban penculikan senantiasa diberi ketabahan).

Mata Nazwa yang dipandu Nazwa Shihab menghadirkan rasa baru dunia talkshow, bagaimana mengungkap masa lalu dengan cara lebih bijak, menghadirkan narasumber secara berimbang.

Tiba-tiba saya tersentak dengan seorang Fadli Zon, siapa dia sebenarnya? kenapa begitu membela Soeharto? bahkan katanya Fadli telah melakukan survey dan hasilnya kebanyakan rakyat merindukan Soeharto. namun sayang Fadli tidak menjelaskan rincian survey tersebut.

Saya coba mencari tau siapa Fadli Zon, dalam sebuah catatan lama tahun 1998. saya menemukan sejarah hubungan antara Prabowo dan Fadli Zon, ini membuat saya benar-benar geram, Wiji Thukul dan teman-teman yang hilang berjuang untuk reformasi, namun yang menikmati adalah orang-orang seperti Prabowo dan Fadli Zon. Berikut informasi yang saya dapat : Karena Tilep Dana Aksi, Fadli Zon dipukul Prabowo

Kalimat Fadli berikut kian membuat geleng-geleng kepala, “Soeharto itu tegas dan tahu apa yang harus dilakukan, meskipun latar belakangnya bukan dari kalangan intelek, Zaman Soeharto, Manajemen kepemimpinan dan manajemen negara baik,”

Kalau di mata Fadli Manajemen kepemimpinan dan manajemen negara baik, lantas utang negara yang puluhan triliun ini dimulai sejak zaman siapa?

Saya akhirnya membuat kesimpulan sendiri, manajemen yang baik menurut Fadli adalah Zamana otiriterian yang setiap orang bersuara besoknya jadi mayat.

Fadli kian menggila dengan statementnya, “Betul kata Pak Prabowo, Kalau Pak Harto masih hidup, 60 Persen rakyat akan memilih dia,” Sebagai seorang terpelajar hendaknya Fadli mengerti soal angka, 60 Persen tersebut dihitung Prabowo dari apa? bukannya dua orang ini (Prabowo-Fadli) adalah orang-orang yang tidak menginginkan reformasi namun turut menikmati reformasi? apa bisa Gerindra berdiri jika ini zaman masih oteriter orde baru?

Ributnya Para Penculik

Dalam sebuah kesempatan Prabowo menjawab bahwa 5 Aktivis yang ia culik sekarang bergabung dengan Gerindra, Sementara Fadli Zon menjawab bahwa 5 Aktivis yang diculik Soeharto bergabung bersama Gerindra. (Betapa Repotnya Bernegara Saat orang-orang bangga sebagai Penculik)

Kian menarik akhirnya saya coba menelurusi siapa Fadli Zon sesungguhnya, karena bagi saya, Perjuangan reformasi dengan nyawa dan darah tidak pantas dinikmati oleh orang-orang seperti ini.

Dalam sebuah artikel lag-lagi saya menemukan Fadli zon yang mengatakan bahwa Habibie lebay, saya berfikir (Bagi Fadli Reformasi dan transisi adalah sesuatu yang lebay, sehingga ia sendiri lebay menikmati).

Selain itu, Fadli Zon juga pernah melontarkan statement bahwa Pelanggar HAM itu Tidak Penting. Bagaimana nasib rakyat bila neagra dikelola oleh orang-orang seperti Fadli yang digadang-gadang akan jadi Menteri Pendidikan bila Prabowo Menang. Fadli mungkin tidak sempat menyaksikan hari-hari Sipon (istri Wiji Thukul) di Rumah Sakit Jiwa, depresi atas diculiknya wiji thukul yang hingga kini belum kembali.

Akhirnya saya menemukan satu kolom lain yang cukup menjawab siapa sebenarnya Fadli Zon. FADLI ZON TUNA SEJARAH

Kali ini tulisan nyai rada subjektif, mohon maaf, karena orang-orang seperti Fadli Zon yang anti reformasi namun menikmati reformasi seenak jidat memang harus diingatkan. bahwa dirinya hanyalah sampah reformasi.

Sumber: http://sejarah.kompasiana.com/2013/1...wa-616690.html