s4ba4rAvatar border
TS
s4ba4r
Honor Ditunggak, Ratusan Relawan Hatta Rajasa Kecewa
JEMBER, KOMPAS.com - Ratusan relawan calon Wakil Presiden Hatta Rajasa yang tergabung dalam Perhimpunan Kebangkitan Suara Indonesia (PKSI) di Kabupaten Jember, Jawa Timur, mengaku kecewa dengan ketua umum Partai Amanah Nasional (PAN) itu.

Kekecewaan itu karena Hatta Rajasa masih memiliki tunggakan berupa honorarium untuk ratusan relawannya di Jember.

“Kami ini menjadi relawan PKSI di bulan Januari- Februari tahun 2012 silam. Kami bertugas untuk melakukan sosialisasi sosok Hatta Rajasa dalam gerakan mendengar amanah rakyat,” terang Roni Nuryahya, koordinator PKSI Jember, Minggu (6/7/2014).

Di Jember, kata dia, relawan PKSI berjumlah sebanyak 257 orang, dan tersebar di seluruh desa di Kabupaten Jember.

“Jumlahnya di masing- masing desa tidak sama, antara satu hingga dua orang relawan, tergantung luas wilayah desanya,” ujar dia.

Masing- masing relawan bertugas untuk menyosialisasikan Hatta Rajasa dengan target 400 rumah di setiap wilayahnya.

“Kami mendata rumah tangga dengan memberikan profile (Hatta Rajasa), kalender, dan menempelkan stiker di setiap rumah yang sudah kami kunjungi,” ungkapnya.

Sesuai dengan kontrak kerja, setiap relawan akan diberi honor sebesar Rp 400.000 dan akan dibayar dalam dua tahap.

“Tahap pertama kami memang sudah dibayar sebesar Rp 125.000, namun sisanya sebanyak Rp 275.000 belum dibayar. Padahal kami sudah bekerja dan menyetor seluruh data sesuai dengan tugas kami. Kami sudah komplain ke pusat, tetapi tidak ada respons. Akhirnya kami ke wilayah, juga tidak ada jawaban. Kami sudah lupa berapa kali menagih hak kami itu, tetapi tidak ada jawaban pasti,” keluh Roni.

Roni dan seluruh relawan PKSI mengaku kecewa terhadap Hatta Rajasa, karena tidak segera membayar hak mereka.

“Kami sudah melakukan tugas, artinya kewajiban kami sudah selesai. Sekarang wajar dong jika kami nagih hak kami. Tentu kami sangat kecewa dengan pak Hatta, karena tidak segera membayar hak kami,” ucapnya dengan nada kecewa.

http://regional.kompas.com/read/2014....Rajasa.Kecewa

Tambahan lagi

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Perhimpunan Kebangkitan Suara Indonesia (PKSI) wilayah Lumajang-Jember, Rendi Wasianto membantah belum membayar honor para relawan yang mendukung Hatta Rajasa.

Menurut Rendi, mantan Koordinator PKSI Jember, Roni Nuryahya, telah memberi informasi palsu untuk tujuan tertentu. Rendi menjelaskan, pihaknya tak pernah ingkar untuk membayar honor seluruh relawan yang bekerja menyosialisasikan figur Hatta Rajasa pada masyarakat. Masalah justru terjadi saat Roni bekerja tak sesuai ketentuan dan dituduh membawa kabur uang untuk relawan sebesar Rp 37 juta pada 2012 silam.

"Informasi dari Roni menyenangkan sekaligus menyakitkan. Saya senang karena ternyata dia masih ada, tapi sakit membaca pernyataannya di media yang isinya bohong semua," kata Rendi, kepada Kompas.com, Minggu (6/7/2014) malam.

Ia mengungkapkan, PKSI terbentuk di awal 2012 dan fokus utamanya untuk mengenalkan figur sekaligus menyebarkan visi dan misi kebangsaan Ketua Umum Partai Manat Nasional (PAN) itu pada masyarakat.

Seluruh biaya operasional PKSI di seluruh Indonesia tidak berasal dari Hatta Rajasa, akan tetapi berasal dari donatur dengan latar belakang berbeda yang didominasi oleh kalangan pengusaha.

Saat ini PKSI masih berjalan tapi lebih banyak bergerak di bidang sosial. Setelah PKSI dibentuk, seluruh koordinator diberi pelatihan. Dalam pelatihan itu, kata Rendi, Roni hadir dan diberikan dana Rp 37 juta untuk honor awal sekitar 257 relawan di seluruh Jember.

Angka 257 relawan merupakan angka yang diambil dari laporan Roni. Tapi kemudian Roni tak pernah memberi laporan jelas dan selalu menghindar saat ingin ditemui. "Relawan yang didata Roni ini fiktif semua. Seharusnya door to door, tapi dia malah minta data warga ke Pak RT. Jadi enggak ada sosialisasi ke warga," ujarnya.

Dengan alasan itu, maka posisi Roni sebagai koordinator PKSI wilayah Jember dicopot dan diganti secara sepihak. Lalu semua tugas dilimpahkan pada koordinator yang baru, termasuk distribusi anggaran untuk relawan yang bekerja.

"Saya siap dipertemukan dengan Roni supaya semuanya jelas. Malah enak, saya bisa tagih uang yang dia bawa lari," pungkasnya.

Secara terpisah, Koordinator PKSI Provinsi Jawa Timur, Daud Pradana, juga kecewa dengan pernyataan palsu yang disampaikan Roni. Ia menduga ada motivasi politik untuk mendiskreditkan Hatta yang maju sebagai calon wakil presiden di tahun ini.

"Mungkin sekarang Roni bekerja untuk pihak tertentu. Kalau ada masalah di 2012, kenapa baru sekarang dimunculkan? Saya siap untuk dipertemukan dengan dia," tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, Roni Nuryahya menyatakan kekecewaanya pada PKSI. Ia kecewa karena honor yang dijanjikan untuknya dan ratusan relawan lain di Jember, Jawa Timur, tak dibayarkan. “Kami ini menjadi relawan PKSI di bulan Januari- Februari tahun 2012 silam. Kami bertugas untuk melakukan sosialisasi sosok Hatta Rajasa dalam gerakan mendengar amanah rakyat,” kata Roni, Minggu siang.

Di Jember, kata dia, relawan PKSI berjumlah sebanyak 257 orang, dan tersebar di seluruh desa di Kabupaten Jember. Masing- masing relawan bertugas untuk menyosialisasikan Hatta Rajasa dengan target 400 rumah di setiap wilayahnya. Sesuai dengan kontrak kerja, setiap relawan akan diberi honor sebesar Rp 400.000 dan akan dibayar dalam dua tahap.

Tahap pertama honor dibayar Rp 125.000, dan sisanya dibayar setelah ada laporan mengenai pekerjan yang dilakukan. “Kami mendata rumah tangga dengan memberikan profile (Hatta Rajasa), kalender, dan menempelkan stiker di setiap rumah yang sudah kami kunjungi,” ungkap Roni.

Roni mengaku kecewa karena koordinator pusat dan daerah tak pernah menggubris saat ditagih sisa honor yang dijanjikan.

Sumber:
http://nasional.kompas.com/read/2014....Honor.Relawan

Waduh Menurut agan gmn tuh?
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
5K
85
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Pilih Capres & Caleg
Pilih Capres & CalegKASKUS Official
22.5KThread3.1KAnggota
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.