Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

andikasutoroAvatar border
TS
andikasutoro
Menjadi kaya raya sambil tidur ? Apa mungkin ?
Hallo teman-teman semua.
Ini adalah postingan saya yang pertama dikaskus. Postingan ini berisi tentang berinvestasi di pasar saham yang baik dan benar, dan juga disajikan wawancara dengan investor yang sudah berhasil. Tidak ada jualan disini ataupun hal lainnya yang bersifat transaksional, hanya bermaksud untuk share saja informasi untuk teman-teman semua. Semoga bermanfaat ..

Jika teman-teman sudah pernah berinvestasi di pasar saham kurang lebih 3 tahun, Anda pasti mengenal sosok investor yang dijuluki sebagai Warren Buffett Indonesia. Filosofi 'Menjadi kaya sambil tidur' diberikan kepadanya, Karena beliau tidak bekerja, tidak mempunyai perusahaan, tidak punya pelanggan seorang pun, tidak punya karyawan seorang pun dan juga tidak mempunyai bos. Sembari ongkang-ongkang kaki, lenggang kangkung, dan tidur pulas, Beliau bisa menjadi miliarder di pasar saham dan mengeduk gain hingga 150.000%. Asetnya di pasar saham disebut-sebut bernilai triliunan rupiah. Beliau mengoleksi saham yang mampu mencetak keuntungan investasi hingga ratusan, ribuan, bahkan ratusan ribu persen. Tapi, jangan bayangkan pria berusia 52 tahun ini punya karakter dan penampilan glamour, agresif, dinamis, meledak- ledak, atau beradrenalin tinggi. Beliau adalah pribadi yang bersahaja, sabar, rendah hati, kalem, bahkan terkesan dingin. Boleh jadi, pembawaannya inilah yang menjadikan Ia sukses sebagai investor di pasar saham. Penulis yakin teman-teman mengenal investor yang satu ini, Beliau adalah Lo Kheng Hong.

Lo kheng hong mempunyai aset berupa saham bernilai 2,5 Triliun pada tahun 2012, Versi Wikipedia. Teman-teman mungkin berpikir bahwa beliau sebelum terjun dipasar saham mempunyai modal yang sangat besar, sehingga bisa menjadi saat ini. Anda salah besar jika berpikiran seperti itu, He is from nothing to be something, and from zero to hero. Beliau dijuluki sebagai Warren Buffett Indonesia karena memang sangat mirip dengan Warren Buffett yang versi Originalnya. Buka wajahnya yang mirip atau fisik lainnya, Melainkan cara berinvestasinya, Kesederhanaannya, Sabar yang extra, rendah hati, dan juga sama" memulai investasinya dari nol. Lo Kheng Hong semasa kecil merasakan hidup yang susah. Rumahnya di jakarta sempit, hanya selebar empat meter. Yang berbeda adalah Warren Buffett memulai berinvestasi saham pada usia 11 tahun, Sedangkan Lo Kheng Hong memulainya pada usia 30 tahun. Walaupun memulai berinvestasi dipasar saham dari usia 30 tahun, Beliau saat ini di usia 55 tahun sudah mempunyai aset hingga triliunan rupiah. Penulis sangat tertarik berinvestasi di pasar saham karena berinvestasi membutuhkan 'waktu' dan 'uang', Jika kita masih berumur sekitar 20an Tahun dan sudah memulai di pasar saham, mungkin 20 tahun yang akan datang, Banyak Triliuner baru yang bermunculan.

Dan mungkin salah satunya adalah Anda. Tentunya diimbangi dengan prinsip dan cara berinvestasi yang benar. Oke, Banyak sekali yang bisa kita pelajarin dari Investor Besar yang satu ini, Here we go ...
Lo Kheng Hong memang lebih memosisikan diri sebagai investor jangka panjang ketimbang investor jangka pendek atau trader. Mungkin, itulah salah satu sebabnya, kalangan praktisi pasar saham menjulukinya sebagai ‘Warren Buffett Indonesia’. “Investor di pasar saham kebanyakan ikut-ikutan dan tidak mengerti saham apa yang dibeli. Kebanyakan orang panik karena mereka tidak tahu apa yang mereka beli. Semakin cepat panik seorang investor, semakin menunjukkan bahwa ia tidak tahu apa-apa,” kata Lo Kheng Hong. Bagi ayah dua anak ini, lebih menguntungkan menjadi investor jangka panjang dibanding menjadi trader. “Kalau trading, dapatnya receh dan bisa bikin stres. Kalau pegang saham dalam jangka panjang, dapat uangnya besar,” ujarnya.

Berikut wawancara Investor Daily kepada Lo Kheng Hong :

Kenapa Anda tertarik bermain saham?
Saya tertarik bermain saham karena saham dapat memberikan keuntungan yang besar dan tidak capek seperti di sektor riil.

Apa enaknya menjadi investor saham?
Pertama, seorang pemain saham dapat menjadi orang yang terkaya di dunia, seperti Warren Buffett. Banyak orang yang tidak tahu dan tidak percaya. Mereka hanya tahu banyak orang yang rugi, orang kaya jadi miskin karena bermain saham, bahkan ada yang bunuh diri karena saham. Kedua, seorang pemain saham punya banyak waktu, bebas, dan tidak dipusingkan oleh urus-mengurus karyawan, pelanggan, dan lain-lain. Di perusahaan, status investor saham adalah sleeping partner, sehingga waktu luangnya bisa diisi dengan hal-hal yang disukai. Ketiga, semua keuntungan perusahaan menjadi milik pemegang saham, padahal yang bekerja keras adalah direksi, komisaris, manajer, dan seluruh karyawan, tetapi mereka hanya menerima gaji dan bonus. Mereka tidak punya hak untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Memiliki perusahaan yang untung besar seperti memiliki mesin pencetak uang.

Sejak kapan Anda bermain saham?
Saya bermain saham sejak 1989. Saya dilahirkan dari keluarga yang berpenghasilan rendah. Orang tua hanya pegawai kecil. Saat tamat SMA, saya belum punya biaya untuk kuliah. Kemudian saya jadi pegawai tata usaha di bank, waktu itu saya disuruh-suruh untuk fotokopi dan lainnya. Kemudian saya bisa bekerja sambil kuliah. Saya pilih kampus yang murah sesuai kemampuan keuangan. Saat bekerja di bank itulah, saya mulai main saham. Saya sempat menjadi kepala cabang. Saya kemudian keluar dari bank dan fokus main saham.

Anda saat ini punya saham apa saja?
Saya punya saham sekitar 30 emiten, antara lain di Multibreeder Adirama Indonesia Tbk (MBAI), dengan kepemilikan 8,29% lebih. Saham saya banyaknya bukan di LQ45. Kepemilikan saya di saham lain di bawah 5%. Saya tipe investor jangka panjang. Kalau trading, dapatnya receh, kalau jangka panjang dapat uangnya besar. Saya pegang saham ini sudah enam tahun. Saya beli tahun 2005 seharga Rp 250 dan harganya sempat menyentuh Rp 31.500. Belum saya jual, padahal gain-nya sudah 12.600%.

Soal timing, kapan saat yang paling tepat untuk masuk pasar?
Yang paling bagus membeli saham adalah saat sedang krisis seperti di Yunani, Eropa, dan AS. Ada pepatah lama yang tidak perlu dilupakan, buy on weakness. Dan, harus be greedy when others are fearful dan sebaliknya, be fearful when others greedy.

Bukankah itu sulit diterapkan?
Saya banyak baca buku tentang Warren Buffett. Saya belajar dari orang yang sudah terbukti berhasil investasi di pasar saham. Dia sudah membuktikannya, bahkan menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Nggak mungkin kan kalau saya belajar dari Bernard Madoff? Ternyata orang seperti Madoff, mantan Bos Bursa Nasdaq tapi tidak bisa mengelola uang nasabah. Ini menunjukkan bahwa dia hanya tahu semua peraturan di bursa saham, tetapi tidak mengetahui bagaimana cara menjadi kaya di pasar saham.

Berarti, kuncinya ada di mental?
Mental bisa bagus saat kita tahu apa yang kita beli. Kebanyakan orang panik karena mereka tidak tahu apa yang mereka beli. Ini pelajaran penting. Saya berikan ilustrasi. Waktu itu saya ke Harvard University, saya tanya biaya kuliah di sana berapa? Ternyata bisa sampai US$ 40.000, keluar dari sana semua jadi orang pintar. Dengan belajar seharga US$ 40.000, kita bisa menjadi orang pintar. Tapi di pasar saham, kita sudah habiskan puluhan miliar rupiah belum tentu jadi pintar, malah bisa tambah bingung, seperti Madoff yang sudah menghabiskan uang masyarakat sebesar US$ 60 miliar, apakah dia menjadi pintar? Bisa saja di penjara dia berpikir, kenapa saham yang dibeli turun dan yang dijual justru naik. Jadi, intinya pintar saja tidak cukup. Untuk menjadi investor yang kuat, kita harus mengetahui perusahaan satu per satu. Semua orang bisa seperti itu, asalkan mau baca. Bacalah laporan keuangan emiten satu per satu.

Jadi, Anda tipe investor fundamental?
Saya 100% fundamental karena lihat manajemennya atau pertumbuhan perusahaan. Kalau teknikal, hanya grafik, semuanya diabaikan. Saya yakin itu tidak benar. Tapi memang harus selektif. Dari 400-an saham yang ada di bursa domestik, cukup banyak yang fundamentalnya bagus.

Anda tidak memantau pergerakan harga saham setiap saat?
Kenapa kita pusing? Karena kita beli saham yang tidak kita ketahui. Ada yang tidak bisa tidur karena PER sahamnya 100 kali atau 200 kali. Lalu, kenapa kita tidak bisa tidur kalau PER-nya hanya lima kali?

Bukankah investor sering terbawa arus karena faktor nonfundamental?
Saya lihat investor di pasar modal kebanyakan ikut-ikutan. Saat market mengalami booming, semua masuk. Saat market buang-buang saham, mereka ikut-ikutan. Mayoritas hanya ikut-ikutan dan tidak mengerti apa yang dibeli. Jadi, belajarlah dari orang yang memang sudah berhasil dan ikuti langkahnya. Jangan percaya saat ada iklan yang bilang dapat untung besar saat indeks turun. Kalau bisa seperti itu, hebat sekali. Bahkan, orang sekelas Warren Buffett saja, saat pasar saham AS turun, dia juga mengalami kerugian.

Anda berinvestasi pada instrument selain saham?
Tidak, hanya saham. Hampir semua uang saya ada di pasar modal. Dana tunai saya hanya 15%, sisanya portofolio saham. Kenapa saya sisakan segitu? Itu untuk antisipasi kalau pasar modal kita jatuh, sehingga saya masih bisa beli saham lagi.

Apa filosofi hidup Anda?
Filosofi hidup saya adalah bagaimana saya bisa menjadi kaya sambil tidur. Karena di perusahaan status saya adalah sleeping partner, saya tidur tetapi saham-saham perusahaan saya bekerja buat saya secara dahsyat. Getting rich while sleeping. Saya pakai waktu saya delapan jam untuk tidur, selebihnya saya pakai untuk bersenang-senang dan mengerjakan apa yang saya sukai.

Penulis sering sekali bertemu dengan teman-teman yang mengatakan bahwa berinvestasi di pasar saham sangatlah menyenangkan. Jika teman-teman membaca hasil wawancara diatas, Anda pasti akan berpikiran bahwa enak sekali menjadi seorang Lo Kheng Hong, Beliau tidak bekerja, tidak dipusingkan oleh urusan perusahaan, Meeting ini itu dan sebagainya tetapi bisa menjadi bebas finansial dari pasar saham. Dan memang benar enak sekali, Karena uang kita yang bekerja untuk kita, bukan kita sendiri yang bekerja untuk mendapatkan uang. Tetapi ingat teman-teman, untuk menuju kesana dan menjadi seorang Lo Kheng Hong atau Warren Buffett yang oringal, tidak semudah yang kita bayangkan. Pada tahun 1997-1998 saat krisis besar-besaran, Uang beliau hanya sisa 15% saja. Itu berarti rugi sebesar 85%. Mungkin bagi investor pemula yang mengalami kerugian hingga 85%, Pasti sudah kabur dari pasar saham dan mengatakan kepada semua orang bahwa pasar saham sangat menakutkan bahkan bisa membunuh orang karena jantungan dengan pergerakannya yang sangat cepat dalam hitungan detik. Tetapi Lo Kheng Hong justru dengan santai menyikapinya dan percaya bahwa suatu hari pasar saham akan naik lagi. Dan ternyata benar, Setelah krisis besar tersebut, Beliau mampu mencetak keuntungan hingga 150,000%!!! Uang satu juta rupiah anda akan menjadi 1,5 Miliar Rupiah di tangan Lo Kheng Hong.

Intinya adalah bagaimana kita menyikapinya dan memposisikan diri kita. Benar kata Lo Kheng Hong, Untuk apa takut dengan pergerakan pasar saham yang naik turun, Jika kita mengetahui perusahaan tersebut dengan sangat baik dan memang kualitas perusahaan yang jempolan. Oke, Inilah akhir dari artikel ini. Semoga teman-teman pembaca belajar banyak dari Investor Besar ini, dan menjadi sangat sukses juga di kemudian hari, Amin.

Semoga bermanfaat..
Salam Dahsyat dan Selamat Berinvestasi..

Http://Andikasutoroputra.com
0
3.5K
14
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.