Faktor yang paling jelas dalam menentukan nilai seorang pemain adalah dari performa sebelumnya. Kasarnya, semua klub hanya mau membeli pemain-pemain jika mereka melihat sesuatu yang dapat memukau mereka. Cristiano Ronaldo mencetak hampir 70 gol dan berhasil secara berturut-turut membawa timnya lolos ke final Champions League dalam dua musim terakhir sebelum ia bergabung dengan Real Madrid di tahun 2009, jadi statusnya sebagai pemain paling mahal di bumi tidaklah terlalu mengejutkan, bahkan jika taksiran harganya tidak tertandingi. Sebuah contoh kontemporer lainnya adalah kepindahan Diego Costa ke Chelsea di musim panas tahun ini: mencetak 36 gol untuk mengamankan gelar jawara di liga domestik dan juga mengantarkan klub pada final Champions League, mengartikan bahwa uang yang dibayarkan Chelsea senilai 32 juta Pounds cukup masuk akal.

Variabel tersebut tidak berhenti berdasarkan pada performa saja, ada beberapa faktor lain yang dapat dipertimbangkan. Dari keseluruhan, dan variabel yang paling penting adalah situasi dari kedua klub yang melakukan transaksi jual dan beli.

Jika sebuah klub sedang dalam masa finansial yang buruk dan putus asa untuk menjual pemainnya, sudah dapat dipastikan bahwa klub-klub lain akan tertarik untuk membeli pemainnya dan mereka akan mencoba layangkan penawaran dengan harga yang lebih rendah dari yang ditetapkan. Sama halnya, jika klub yang menjual menghadapi situasi saat klub yang akan membeli sangat ngoto untuk mendatangkan pemain incarannya, yang paling sering terjadi adalah pembelian di waktu mepet lah yang menjadi posisi kunci, mereka akan selalu berusaha menaikkan harga transfer, karena mereka lah yang menguasai sang pemain. Oleh sebab itu kepindahan Andy Carrol ke Liverpool dengan angka yang menggelikan sebesar 35 juta Pounds di tanggal 21 Januari tahun 2011 bisa saja terjadi. Karena Newcastle lihai dalam melihat situasi karena saat itu the Reds ngotot membelinya dalam jangka waktu yang pendek, jelas kekuasaan berada di tangan Newcastle untuk menentukan berbagai hal.

Kewarganegaraan seorang pemain nampaknya memberikan dampak dalam aktivitas transfer pemain khususnya dalam Premier League Inggris. Pemain-pemain Britania Raya yang sama atau kualitasnya lebih rendah dari pemain mana pun secara reguler pindah ke klub-klub top dengan bayaran yang lebih tinggi. Bandingkan 12 juta Pounds yang dibayarkan Sunderland untuk Steven Fletcher dengan 2 juta Pounds yang dibayarkan Swansea untuk Michu. Keduanya didatangkan dari klub-klub yang berstatus klub terdegradasi yang satu klub Wolves dan yang satunya lagi Rayo Vallecano, keduanya pun mencetak gol hampir dengan jumlah yang sama di musim sebelumnya (17 gol untuk Michu, 12 gol untuk Fletcher), tetapi ada angka 10 juta Pounds yang membedakan mereka. Michu berhasil menggandakan angka tersebut dengan banyaknya gol yang ia capai di musim perdananya bersama Swansea lebih banyak daripada yang diraih Fletcher dalam debutnya bersama Sunderlan, jadi biaya untuk mendatangkan mereka tidak berdasar murni pada kualitas saja. Realitasnya ada pemain-pemain Britania Raya sering lebih mahal untuk klub-klub di Inggris, mungkin karena aturan yang megharuskan klub Inggris memenuhi kuota terhadap pemain-pemain lokalnya, atau berdasarkan pada dugaan bahwa mreka tahun kondisi sepakbola Inggris dan budayanya. Oleh sebab itu kepindahan Stewart Downing bernilai 20 juta Pounds dan Ashley Young bernilai 17 juta Pounds, tetapi Phillipe Coutinho bergabung dengan klub hanya bernilai 8,5 juta Pounds

Transfer pemain jelas tidak hanya melibatkan aktivitas jual dan beli. Tanpa kegagalan akan ada klub-klub lain yang tertarik untuk membeli dalam waktu yang bersamaan, dan sama seperti halnya dengan pasar lainnya, kompetisi menaikkan biaya. Barcelona membenarkan bahwa mereka membayar antara 58 juta Euro hingga lebih dari 100 juta Euro untuk pemain yang mereka yakini contohnya saja Neymar, karena klub top lainnya termasuk Real Madrid juga berusaha untuk membeli pemain timnas Brasil tersebut. Santos, dan juga pihak ketiga lainnya yang memiliki hak atas kepemilikan pemain yang diincar, tahu betul bahwa Neymar akan menjadi pemain paling didambakan di bumi, dan di saat kompetisi meningkat untuk mendapatkan tandatangannya, maka mereka mampu menentukan angka transfernya.

Faktor lainnya yang dapat menjadi kunci dalam menentukan harga pemain adalah personalitasnya, dan untuk contoh yang sempurna atas hal tersebut adalah transfer baik itu Gareth Bale dan Luis Suarez. Saat Bale pindah ke Real Madrid di tahun 2013 ia hanya mendapatkan musim yang terbaik dalam satu musim terakhir, dua musim sebelumnya ia cukup baik tapi tidak membuat semua orang berdecak kagum. Contoh lain Suarez, dibeli Liverpool saat ia alami masa subur di tahun terakhirnya bersama Ajax (dengan 49 gol dalam 48 pertandigan di musim 2009/10) sebelum ia mengulangi hal sama di musim panas tahun ini.

Kedua pemain tersebut punya pengalaman yang sama dalam kompetisi Eropa (Suarez hanya bermain beberapa kali saat bersama Ajax, Bale kurang lebih sama saat bersama Spurs). Tetapi dari segi biaya transfer ada perbedaan 10 juta Pounds, Bale lebih tinggi. Baik itu Tottenham dan Liverpool sebenarnya tidak ingin menjualnya, the Reds sudah mengikat Suarez denagn kontrak baru kurang dari setahun yang lalu, jadi mengapa ada ketidakcocokan? Jelas tidak diragukan lagi ini akibat disipliner dimana ia tidak bisa bermain hingga November mendatang

Satu faktor terakhir yang perlu diperhatikan adalah rekan jejak cidera pemain. Michael Owen atau misalnya Owen Hargreaves menunjukkan bahwa mereka bukanlah pemain yang kurang kualitas, mereka berkutat dengan permasalahan cidera. Membawa pemain juga ada pertimbangan investasi yang signifikan bukan hanya berapa gaji yang akan dibayarkan, tidak layak jika pemain selalu cidera namun pihak klub tetap harus menggaji pemain yang bersangkutan.

Jika kita membandingkan faktor-faktor yang disebutkan di atas. Daniel Sturridge mungkin membuktikan bahwa ia dua kali lebih baik daripada Andy Caroll, tetapi perbedaan 23 juta Pounds lebih besar untuk Caroll cukup dimengerti mengingat sebelum kepindahannya Caroll secara signfikan lebih baik dibanding Sturridge dalam musim sebelumnya. Sturridge dibeli dalam awal-awal jendela transfer sementara Caroll di menit-menit akhir, dan akhirnya Chelsea yang saat itu menjualnya senang melihat Sturridge pergi, tetapi Liverpool nampaknya saat ini sedang putus asa dalam menambah striker baru. Dan untuk penilaian transfer Romelu Lukaku, apakah taksiran harga 28 juta Pounds menguntungkan Everton atau Chelsea? Waktu lah yang akan menjawabnya