- Beranda
- The Lounge
Gubernur Termuda Di Indonesia, Siapa dia?
...
![belman](https://s.kaskus.id/user/avatar/2010/02/11/avatar1422659_1.gif)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
belman
Gubernur Termuda Di Indonesia, Siapa dia?
[object Selection] Rupanya dah ada gan Gubernur Termuda Indonesia
[object Selection][object Selection]
[object Selection]
[object Selection]
Menurut ane sih lebih banyak anak muda yang berpotensi untuk berkarya di Negeri ini dan tentunya yang berkualitas![Ngakak emoticon-Ngakak](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ohtyfyn16.gif)
[object Selection]
[object Selection]
Picnya ntar ya gan lagi lemot jaringan ane![Ngakak emoticon-Ngakak](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ohtyfyn16.gif)
[object Selection][object Selection]
Spoiler for Liat aja:
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com -- Ridho Ficardo, Gubernur Lampung yang baru saja dilantik pada Senin (2/6/2014), adalah gubernur termuda di Indonesia. Ridho Ficardo lahir pada Juli 1980, kemudian mengenyam pendidikan strata satu di Universitas Padjadjaran dan strata dua di Universitas Indonesia.
Menurut akademisi Universitas Lampung, Syafaruddin, publik ingin melihat apa yang hendak diberi dan dilayani oleh pemimpin muda dan pasangannya di tengah pesimisme masyarakat Lampung.
"Problem yang harus diatasi soal klasik, yakni kemiskinan, kebodohan, kesehatan, dan infrastruktur yang buruk," kata Syafaruddin.
Komisioner KPUD Lampung Edwin Hanibal berharap di tangan gubernur termuda, Lampung bisa memperkecil ketertinggalan dari provinsi-provinsi lain di Sumatera dan bisa cepat menuntaskan masalah kerusakan infrastruktur jalan di Lampung.
"Gubernur juga harus merangkul semua pihak dan cepat tanggap terhadap persoalan yang dialami oleh masyarakat. Gubernur juga tidak boleh angkuh dan sombong agar rakyatnya ringan tangan dan mau membantu menyukseskan program yang telah dibuat," ujar Edwin.
Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Bandar Lampung Yoso Mulyawan berpendapat, Lampung sudah membuat sejarah dengan memunculkan gubernur termuda di Indonesia. Ke depan, Lampung akan menjadi percontohan mengenai suatu daerah dipimpin oleh gubernur dengan usia muda.
"Bukan sekadar rekor gubernur termuda, melainkan bagaimana proses memimpin daerah setingkat provinsi selama lima tahun mendatang. Harapan kepada M Ridho Ficardo dibantu dengan Bachtiar Basri mampu menunjukkan kapasitas diri dalam memimpin daerah," kata Yoso.
Bagi Yoso, pemuda identik dengan kreativitas, inovasi, dan terobosan-terobosan untuk memajukan daerah. "Maka, pakailah keidentikan itu untuk memimpin Lampung lima tahun mendatang," kata dia.
Ragu
Di satu sisi, masyarakat juga meragukan kepemimpinannya, apalagi kemenangan Ridho Ficardo didukung sepenuhnya oleh perusahaan Sugar Group Company.
![Gubernur Termuda Di Indonesia, Siapa dia?](https://s.kaskus.id/images/2014/07/12/1422659_20140712042030.jpeg)
"Terlalu muda untuk jadi seorang gubernur, sementara pengalaman memimpin di pemerintahan belum ada sama sekali. Menjadi seorang gubernur atau memimpin suatu daerah itu sangat berbeda dengan menjadi seorang direktur yang memimpin suatu perusahaan," kata Erlin, ibu rumah tangga di Bandar Lampung.
Sementara itu, Ketua Komisi Keterbukaan Informasi Daerah (KID) Lampung Djuniardi berharap, sebagai gubernur yang baru, Ridho Ficardo harus berani transparan dalam penyelenggaraan pemerintahan. "Seperti rapat-rapat pimpinan yang sebaiknya terbuka, bahkan ada yang di-upload di media sosial, seperti website, YouTube, dan media lainnya," kata dia.
Terkait kepemimpinannya yang baru di Lampung, Gubernur Lampung Ridho Ficardo mengatakan memprioritaskan infrastruktur jalan dan pertanian. "Target saya, minimal dua tahun infrastruktur jalan sudah dapat dibenahi dan pertanian sebagai sumber perekonomian terbesar di Lampung akan ditingkatkan," kata dia.
Terkait infrastruktur, ia mengklaim sudah menjalin koordinasi secara baik dengan pemerintah pusat untuk memprioritaskan pembangunan infrastruktur di Lampung mengingat provinsi ini adalah serambi Sumatera yang tentu memiliki beban kendaraan yang lebih besar di Sumatera.
Lantas, terkait birokrasi, ia berjanji tidak akan ada transaksi jabatan. "Saya akan menerapkan penghargaan dan hukuman bagi pejabat yang bermasalah. Saya jamin posisi itu akan ditempati oleh orang yang tepat, bukan berdasarkan kedekatan," kata dia lagi.[object Selection]
[object Selection]Menurut akademisi Universitas Lampung, Syafaruddin, publik ingin melihat apa yang hendak diberi dan dilayani oleh pemimpin muda dan pasangannya di tengah pesimisme masyarakat Lampung.
"Problem yang harus diatasi soal klasik, yakni kemiskinan, kebodohan, kesehatan, dan infrastruktur yang buruk," kata Syafaruddin.
Komisioner KPUD Lampung Edwin Hanibal berharap di tangan gubernur termuda, Lampung bisa memperkecil ketertinggalan dari provinsi-provinsi lain di Sumatera dan bisa cepat menuntaskan masalah kerusakan infrastruktur jalan di Lampung.
"Gubernur juga harus merangkul semua pihak dan cepat tanggap terhadap persoalan yang dialami oleh masyarakat. Gubernur juga tidak boleh angkuh dan sombong agar rakyatnya ringan tangan dan mau membantu menyukseskan program yang telah dibuat," ujar Edwin.
Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Bandar Lampung Yoso Mulyawan berpendapat, Lampung sudah membuat sejarah dengan memunculkan gubernur termuda di Indonesia. Ke depan, Lampung akan menjadi percontohan mengenai suatu daerah dipimpin oleh gubernur dengan usia muda.
Spoiler for ni :
![Gubernur Termuda Di Indonesia, Siapa dia?](https://s.kaskus.id/images/2014/07/12/1422659_20140712042020.jpg)
"Bukan sekadar rekor gubernur termuda, melainkan bagaimana proses memimpin daerah setingkat provinsi selama lima tahun mendatang. Harapan kepada M Ridho Ficardo dibantu dengan Bachtiar Basri mampu menunjukkan kapasitas diri dalam memimpin daerah," kata Yoso.
Bagi Yoso, pemuda identik dengan kreativitas, inovasi, dan terobosan-terobosan untuk memajukan daerah. "Maka, pakailah keidentikan itu untuk memimpin Lampung lima tahun mendatang," kata dia.
Ragu
Di satu sisi, masyarakat juga meragukan kepemimpinannya, apalagi kemenangan Ridho Ficardo didukung sepenuhnya oleh perusahaan Sugar Group Company.
![Gubernur Termuda Di Indonesia, Siapa dia?](https://s.kaskus.id/images/2014/07/12/1422659_20140712042030.jpeg)
"Terlalu muda untuk jadi seorang gubernur, sementara pengalaman memimpin di pemerintahan belum ada sama sekali. Menjadi seorang gubernur atau memimpin suatu daerah itu sangat berbeda dengan menjadi seorang direktur yang memimpin suatu perusahaan," kata Erlin, ibu rumah tangga di Bandar Lampung.
Sementara itu, Ketua Komisi Keterbukaan Informasi Daerah (KID) Lampung Djuniardi berharap, sebagai gubernur yang baru, Ridho Ficardo harus berani transparan dalam penyelenggaraan pemerintahan. "Seperti rapat-rapat pimpinan yang sebaiknya terbuka, bahkan ada yang di-upload di media sosial, seperti website, YouTube, dan media lainnya," kata dia.
Terkait kepemimpinannya yang baru di Lampung, Gubernur Lampung Ridho Ficardo mengatakan memprioritaskan infrastruktur jalan dan pertanian. "Target saya, minimal dua tahun infrastruktur jalan sudah dapat dibenahi dan pertanian sebagai sumber perekonomian terbesar di Lampung akan ditingkatkan," kata dia.
Terkait infrastruktur, ia mengklaim sudah menjalin koordinasi secara baik dengan pemerintah pusat untuk memprioritaskan pembangunan infrastruktur di Lampung mengingat provinsi ini adalah serambi Sumatera yang tentu memiliki beban kendaraan yang lebih besar di Sumatera.
Lantas, terkait birokrasi, ia berjanji tidak akan ada transaksi jabatan. "Saya akan menerapkan penghargaan dan hukuman bagi pejabat yang bermasalah. Saya jamin posisi itu akan ditempati oleh orang yang tepat, bukan berdasarkan kedekatan," kata dia lagi.[object Selection]
Spoiler for Profil:
[object Selection]ni ane ambil langsung dari situsnya Ridho Ficardo gan[object Selection]
Tentang
Saya lahir di Bandar Lampung tetapi sejak kecil tinggal di perkebunan tebu Gunung Madu. Masa TK, SD, hingga SMP, saya habiskan di Gunung Madu karena bapak saya bekerja di situ.
Beberapa hal yang saya dapatkan dari kehidupan di masyarakat pertanian/perkebunan adalah bahwa mereka merupakan masyarakat dengan kehidupan yang damai, mungkin karena jauh dari kota. Di sana, kami menjunjung tinggi norma-norma kemasyarakatan dan budaya. Kami diwajibkan untuk menjaga nama baik keluarga. Karena wilayahnya kecil dan terisolasi, semua orang akan tahu apa saja yang kami perbuat.
Kalau mau macem-macem dan jadi anak bandel, itu mikirnya berulang-ulang karena akan jadi omongan seluruh karyawan yang juga menjadi tetangga. Dengan lingkungan yang terisolasi, hanya sekian ribu keluarga di situ, kami mau ngapain aja, besar atau kecil, akan jadi sorotan.
Aktif di Pramuka
Lulus SMP, saya melanjutkan ke SMA Al Kautsar di Bandar Lampung. Di situ saya menemukan keasyikan berorganisasi. Saya jadi ketua OSIS dan aktif di Pramuka. Sampai sekarangpun saya terbilang tetap aktif di Pramuka.
Keterlibatan saya di Pramuka dimulai dengan keikutsertaan saya di acara napak tilas TNI yang menempuh perjalanan dengan berjalan kaki sejauh 100 km. Saya diajak teman sekamar yang aktif di Pramuka. Bahkan, setengah dari anggota regu kami bukanlah anggota Pramuka.
Aktif Di PramudaPerjalanan begitu berat. Kami sampai tidak mandi selama 4 hari. Asyiknya, hanya kami yang mewakili pramuka di situ. Peserta lainnya adalah para anggota TNI dan yang paling rendah adalah resimen mahasiswa.
Di situlah kami menyatu, seperti kata pepatah: kesengsaraan sering menyatukan orang. Kami senasib sepenanggungan. Akhirnya kami sepakat untuk membesarkan Pramuka di SMA kami. Berbagai lomba dalam kegiatan Pramuka sering kami ikuti dan kami sering juara. Itulah asal mula mengapa saya terjun ke Pramuka, sebuah organisasi yang sudah lama ada tapi di mata sebagian orang kurang bergengsi.
Lulus SMA tahun 1998, saya masuk Jurusan Manajemen Sumber Daya Perairan Fakultas Pertanian, sekarang Fakultas Perikanan, Universitas Padjadjaran dan lulus pada 2003. Namun sewaktu kuliah itu, saya lebih banyak mengurus Pramuka karena saya sudah telanjur cinta pada kegiatan ini. Undangan-undangan kegiatan kepramukaan sering dikirim ke kampus.Yang bertanda-tangan seringkali berpangkat marsekal sampai jenderal.
Saat itu ada seleksi anggota Dewan Kerja Nasional Pramuka. Saya dipanggil untuk mendaftar dan akhirnya diterima. Akhirnya, saya banyak belajar tentang bagaimana kendali organisasi di tingkat nasional. Di Badan Kerja Nasional, saya pertama kali belajar menggunakan Internet dan radio komunikasi yang benar karena saya harus meng-handle komunikasi elektronik dengan anggota Pramuka di seluruh Indonesia dan dunia.
Tunjukkan Kualitas Diri
Pengalaman di Pramuka juga membuka lembaran baru bagi saya bahwa saya harus bisa menunjukkan kualitas diri saya yang terbilang sangat muda dibandingkan para senior. Saya harus memimpin sidang-sidang dengan peserta para anggota senior. Saya selalu bersikap tegas dalam memimpin rapat dan ternyata para senior malah senang dengan sikap saya.
Saat pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dalam bentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka alias Raimuna Nasional di Yogyakarta pada 2003, ada lebih dari 10.000 anggota Pramuka yang hadir. Saya menjadi ketua adat agung di situ dan bertanggung jawab mengurusi semua masalah sosial hingga sampah. Sebagai penanggung jawab, di situ saya bisa tidur sekali dalam 2-3 selama 1 bulan.
Saat itu, saya dibantu para ajun komisaris besar polisi (AKBP) di mana mereka menerima komando dari saya.
Contoh lainnya adalah pada 1999 ketika saya menjadi ketua Perkemahan Bakti Dirgantara. Di situ, saya anak buah saya berpangkat kolonel dan letnan kolonel, padahal saat itu saya baru berusia 20 tahun.
Itu semua adalah fase-fase yang secara alami menempa saya. Saya harus well-perfomed. Saya berprinsip, jangan sampai orang meremehkan kita hanya karena masalah umur. Saya biasa bekerja sama dan memimpin orang-orang yang usianya jauh di atas tua, level kepangkatan yang lebih tinggi dari saya. Saya sering diposisikan untuk memimpin mereka dan saya buktikan bahwa saya bisa.
Akrab dengan Militer
Saya jadi terbiasa berorganisasi dan memimpin orang-orang yang ‘secara normal’ levelnya di atas saya. Jadi, saya nggak grogi lagi. Mereka menjalankan perintah saya juga namun saya harus well-performed dan bertanggung jawab. Jangan malah saya jadi konyol sendiri.
Selama di Pramuka, saya jadi sering berinteraksi dengan militer. Saat itu, sekretaris jenderal Kwartir Nasionalnya adalah tentara berbintang dua, begitu juga para wakil kepala. Berurusan dengan mereka sejak umur 18 tahun dan berdiskusi dengan para jenderal menjadi sesuatu yang bukan aneh lagi buat saya. Sedari umur segitu, saya sudah dekat dengan banyak jenderal. Para jenderal itu senang karena mereka bertemu dengan pramuka yang sebenarnya, bukan pramuka dari kalangan TNI.
Saya pernah juga dikirim ke Kairo, Mesir. Segala keperluan saya diurus dari sejak keberangkatan sampai pulang. Militer yang mengurusi saya. Disediakan mobil Mercy, sopir, sampai ajudan, dan tinggal di kamar tamu Kedutaan Besar Indonesia di Mesir. Itulah sisi lain dari Pramuka yang tidak banyak diketahui. Jadi, Pramuka itu bukan cuma berkemah dan tepuk tangan.
Kontra Terorisme
Lulus S1 di Unpad, saya meneruskan ambil S2 di Universitas Indonesia (UI) selama 3 tahun sejak 2003. Saya mengambil jurusan intelijen. Itu adalah program kerjasama antara UI dan Badan Intelijen Nasional (BIN). Saya satu kelas dengan para letkol. Saya adalah orang sipil yang paling muda. Saat itu umur saya 22 tahun. Tesis saya bertema counter-terrorism management. Sejak itu, saya juga sering berdiskusi dengan para jenderal bintang 3 dan 4. Mereka mendengarkan paparan saya.
Seringkali yang diomongin adalah manajemen kontra teror. Faktanya, saya bisa masuk ke seluruh satuan anti-teror padahal mereka terkenal sangat tertutup. Saya bisa diskusi dan mewawancarai mereka. Jadi, saya tahu kelebihan dan kelemahan mereka.
Saya biasa berdiskusi dengana para perwira tinggi di lembaga yang dulu bernama Badan Anti Teror Nasinal (BAKN) dan sekarang jadi Badan Nasional Penanggulanan Teror (BNPT). Saya juga mengajar di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) dan UI. Pernah juga saya mengajar di Pusdik Intel Polri soal teknis analisis intelijen.
Lulus S-2, saya lalu mengambil S-3 di bidang ilmu politik di UI. Saya juga ambil kursus di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) pada usia 28 tahun, termuda dalam sejarah Lemhanas. Kolega saya di sana adalah para kolonel dan brigjen. Namun saya bisa menjalaninya dengan baik.
Pernah saya menjadi ketua regu dengan anggota 10 orang kolonel. Saya yang orang sipil dan masih muda harus memimpin memimpin para kolonel. Mereka angkatan 1980-83 sementara saya kelahiran 1980. Meski awalnya ngeper juga, tapi mereka nurut. Jadi, menurut saya, ini tentang bagaimana kita memimpin. Kalau kolonel memimpin kolonel, mungkin malah berantem karena semua merasa komandan.
Sebenarnya ada pro kontra juga saat saya masuk Lemhanas. Ada sebagian orang yang tidak suka Lemhanas dimasuki oleh anak umur 28 tahun. Akhirnya, begitulah, saya dites. Saya dijadikan ketua kelompok dengan personel yang bandel-bandel.
Alhamdullilah saya lulus dengan nilai yang lumayan bagus, peringkat 30-an dari 100 orang. Nah, teman-teman saya itu usai pendidikan di Lemhanas dipromosikan. Mereka naik ke bintang 1 atau 2.
Namun sejak lulus Lemhanas itu saya belum masuk ranah politik.
Pimpin DPP Demokrat Lampung
Nah, keterlibatan saya di bidang politik dimulai setelah Anas Urbaningrum terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat pada 23 Mei 2010. Menyusul kondisi itu, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Provinsi Lampung berantakan. Saya lalu diminta jadi ketua DPD. Padahal saat itu saya belum di Partai Demokrat.
Saya lalu jadi Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Lampung. Yang lucu di sini adalah Partai Demokrat sendiri baru dua kali kongres untuk memilih ketua umum. Tapi di Lampung, saya adalah ketua DPD yang ke-7. Ya, itu karena saking seringnya mereka gonta-gantipemimpin.
Stres memang karena banyak masalah di sini. Tapi saya bisa mengatasi keadaan. Saya dan tim Partai Demokrat menangani pilkada untuk menggolkan para kader kami menjadi bupati. Selama dua tahun saya memimpin DPD Lampung, pada 2011 dilakukan tiga pilkada tingkat kabupaten dan kami merebut dua kemenangan. Begitu juga pada 2012.
Modal Kuat Maju Pilgub
Akhirnya, teman-teman mengusulkan saya untuk mencalonkan diri jadi gubernur Lampung. Selain itu, saya juga memahami bahwa masyarakat Lampung menginginkan perubahan dan menjadi lebih baik. Sekarang ini, kita bukan bicara tua atau muda. Tentu ada pandangan positif dan negatif dalam hal ini, yang negatif berpandangan mengatakan, masa mau mempertaruhkan masa depan Lampung pada anak muda yang belum jelas bisa nggaknya?
Tapi yang berpikiran positif akan bilang: Kalau kita ingin perubahan, anak muda, kenapa tidak? Anak muda selalu berpikir progresif. Dari situ, mari kita buktikan. (cd)
[URL="sumber"]http://www.ridhoficardo.com/tentang/[/URL] [URL="sumur"]http://regional.kompas.com/read/2014/06/02/1452260/Lampung.Resmi.Punya.Gubernur.Termuda.Se-Indonesia[/URL]
[object Selection]Tentang
Saya lahir di Bandar Lampung tetapi sejak kecil tinggal di perkebunan tebu Gunung Madu. Masa TK, SD, hingga SMP, saya habiskan di Gunung Madu karena bapak saya bekerja di situ.
Beberapa hal yang saya dapatkan dari kehidupan di masyarakat pertanian/perkebunan adalah bahwa mereka merupakan masyarakat dengan kehidupan yang damai, mungkin karena jauh dari kota. Di sana, kami menjunjung tinggi norma-norma kemasyarakatan dan budaya. Kami diwajibkan untuk menjaga nama baik keluarga. Karena wilayahnya kecil dan terisolasi, semua orang akan tahu apa saja yang kami perbuat.
Kalau mau macem-macem dan jadi anak bandel, itu mikirnya berulang-ulang karena akan jadi omongan seluruh karyawan yang juga menjadi tetangga. Dengan lingkungan yang terisolasi, hanya sekian ribu keluarga di situ, kami mau ngapain aja, besar atau kecil, akan jadi sorotan.
Aktif di Pramuka
Lulus SMP, saya melanjutkan ke SMA Al Kautsar di Bandar Lampung. Di situ saya menemukan keasyikan berorganisasi. Saya jadi ketua OSIS dan aktif di Pramuka. Sampai sekarangpun saya terbilang tetap aktif di Pramuka.
Keterlibatan saya di Pramuka dimulai dengan keikutsertaan saya di acara napak tilas TNI yang menempuh perjalanan dengan berjalan kaki sejauh 100 km. Saya diajak teman sekamar yang aktif di Pramuka. Bahkan, setengah dari anggota regu kami bukanlah anggota Pramuka.
Aktif Di PramudaPerjalanan begitu berat. Kami sampai tidak mandi selama 4 hari. Asyiknya, hanya kami yang mewakili pramuka di situ. Peserta lainnya adalah para anggota TNI dan yang paling rendah adalah resimen mahasiswa.
Di situlah kami menyatu, seperti kata pepatah: kesengsaraan sering menyatukan orang. Kami senasib sepenanggungan. Akhirnya kami sepakat untuk membesarkan Pramuka di SMA kami. Berbagai lomba dalam kegiatan Pramuka sering kami ikuti dan kami sering juara. Itulah asal mula mengapa saya terjun ke Pramuka, sebuah organisasi yang sudah lama ada tapi di mata sebagian orang kurang bergengsi.
Lulus SMA tahun 1998, saya masuk Jurusan Manajemen Sumber Daya Perairan Fakultas Pertanian, sekarang Fakultas Perikanan, Universitas Padjadjaran dan lulus pada 2003. Namun sewaktu kuliah itu, saya lebih banyak mengurus Pramuka karena saya sudah telanjur cinta pada kegiatan ini. Undangan-undangan kegiatan kepramukaan sering dikirim ke kampus.Yang bertanda-tangan seringkali berpangkat marsekal sampai jenderal.
Saat itu ada seleksi anggota Dewan Kerja Nasional Pramuka. Saya dipanggil untuk mendaftar dan akhirnya diterima. Akhirnya, saya banyak belajar tentang bagaimana kendali organisasi di tingkat nasional. Di Badan Kerja Nasional, saya pertama kali belajar menggunakan Internet dan radio komunikasi yang benar karena saya harus meng-handle komunikasi elektronik dengan anggota Pramuka di seluruh Indonesia dan dunia.
Tunjukkan Kualitas Diri
Pengalaman di Pramuka juga membuka lembaran baru bagi saya bahwa saya harus bisa menunjukkan kualitas diri saya yang terbilang sangat muda dibandingkan para senior. Saya harus memimpin sidang-sidang dengan peserta para anggota senior. Saya selalu bersikap tegas dalam memimpin rapat dan ternyata para senior malah senang dengan sikap saya.
Saat pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dalam bentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka alias Raimuna Nasional di Yogyakarta pada 2003, ada lebih dari 10.000 anggota Pramuka yang hadir. Saya menjadi ketua adat agung di situ dan bertanggung jawab mengurusi semua masalah sosial hingga sampah. Sebagai penanggung jawab, di situ saya bisa tidur sekali dalam 2-3 selama 1 bulan.
Saat itu, saya dibantu para ajun komisaris besar polisi (AKBP) di mana mereka menerima komando dari saya.
Contoh lainnya adalah pada 1999 ketika saya menjadi ketua Perkemahan Bakti Dirgantara. Di situ, saya anak buah saya berpangkat kolonel dan letnan kolonel, padahal saat itu saya baru berusia 20 tahun.
Itu semua adalah fase-fase yang secara alami menempa saya. Saya harus well-perfomed. Saya berprinsip, jangan sampai orang meremehkan kita hanya karena masalah umur. Saya biasa bekerja sama dan memimpin orang-orang yang usianya jauh di atas tua, level kepangkatan yang lebih tinggi dari saya. Saya sering diposisikan untuk memimpin mereka dan saya buktikan bahwa saya bisa.
Akrab dengan Militer
Saya jadi terbiasa berorganisasi dan memimpin orang-orang yang ‘secara normal’ levelnya di atas saya. Jadi, saya nggak grogi lagi. Mereka menjalankan perintah saya juga namun saya harus well-performed dan bertanggung jawab. Jangan malah saya jadi konyol sendiri.
Selama di Pramuka, saya jadi sering berinteraksi dengan militer. Saat itu, sekretaris jenderal Kwartir Nasionalnya adalah tentara berbintang dua, begitu juga para wakil kepala. Berurusan dengan mereka sejak umur 18 tahun dan berdiskusi dengan para jenderal menjadi sesuatu yang bukan aneh lagi buat saya. Sedari umur segitu, saya sudah dekat dengan banyak jenderal. Para jenderal itu senang karena mereka bertemu dengan pramuka yang sebenarnya, bukan pramuka dari kalangan TNI.
Saya pernah juga dikirim ke Kairo, Mesir. Segala keperluan saya diurus dari sejak keberangkatan sampai pulang. Militer yang mengurusi saya. Disediakan mobil Mercy, sopir, sampai ajudan, dan tinggal di kamar tamu Kedutaan Besar Indonesia di Mesir. Itulah sisi lain dari Pramuka yang tidak banyak diketahui. Jadi, Pramuka itu bukan cuma berkemah dan tepuk tangan.
Kontra Terorisme
Lulus S1 di Unpad, saya meneruskan ambil S2 di Universitas Indonesia (UI) selama 3 tahun sejak 2003. Saya mengambil jurusan intelijen. Itu adalah program kerjasama antara UI dan Badan Intelijen Nasional (BIN). Saya satu kelas dengan para letkol. Saya adalah orang sipil yang paling muda. Saat itu umur saya 22 tahun. Tesis saya bertema counter-terrorism management. Sejak itu, saya juga sering berdiskusi dengan para jenderal bintang 3 dan 4. Mereka mendengarkan paparan saya.
Seringkali yang diomongin adalah manajemen kontra teror. Faktanya, saya bisa masuk ke seluruh satuan anti-teror padahal mereka terkenal sangat tertutup. Saya bisa diskusi dan mewawancarai mereka. Jadi, saya tahu kelebihan dan kelemahan mereka.
Saya biasa berdiskusi dengana para perwira tinggi di lembaga yang dulu bernama Badan Anti Teror Nasinal (BAKN) dan sekarang jadi Badan Nasional Penanggulanan Teror (BNPT). Saya juga mengajar di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) dan UI. Pernah juga saya mengajar di Pusdik Intel Polri soal teknis analisis intelijen.
Lulus S-2, saya lalu mengambil S-3 di bidang ilmu politik di UI. Saya juga ambil kursus di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) pada usia 28 tahun, termuda dalam sejarah Lemhanas. Kolega saya di sana adalah para kolonel dan brigjen. Namun saya bisa menjalaninya dengan baik.
Pernah saya menjadi ketua regu dengan anggota 10 orang kolonel. Saya yang orang sipil dan masih muda harus memimpin memimpin para kolonel. Mereka angkatan 1980-83 sementara saya kelahiran 1980. Meski awalnya ngeper juga, tapi mereka nurut. Jadi, menurut saya, ini tentang bagaimana kita memimpin. Kalau kolonel memimpin kolonel, mungkin malah berantem karena semua merasa komandan.
Sebenarnya ada pro kontra juga saat saya masuk Lemhanas. Ada sebagian orang yang tidak suka Lemhanas dimasuki oleh anak umur 28 tahun. Akhirnya, begitulah, saya dites. Saya dijadikan ketua kelompok dengan personel yang bandel-bandel.
Alhamdullilah saya lulus dengan nilai yang lumayan bagus, peringkat 30-an dari 100 orang. Nah, teman-teman saya itu usai pendidikan di Lemhanas dipromosikan. Mereka naik ke bintang 1 atau 2.
Namun sejak lulus Lemhanas itu saya belum masuk ranah politik.
Pimpin DPP Demokrat Lampung
Nah, keterlibatan saya di bidang politik dimulai setelah Anas Urbaningrum terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat pada 23 Mei 2010. Menyusul kondisi itu, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Provinsi Lampung berantakan. Saya lalu diminta jadi ketua DPD. Padahal saat itu saya belum di Partai Demokrat.
Saya lalu jadi Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Lampung. Yang lucu di sini adalah Partai Demokrat sendiri baru dua kali kongres untuk memilih ketua umum. Tapi di Lampung, saya adalah ketua DPD yang ke-7. Ya, itu karena saking seringnya mereka gonta-gantipemimpin.
Stres memang karena banyak masalah di sini. Tapi saya bisa mengatasi keadaan. Saya dan tim Partai Demokrat menangani pilkada untuk menggolkan para kader kami menjadi bupati. Selama dua tahun saya memimpin DPD Lampung, pada 2011 dilakukan tiga pilkada tingkat kabupaten dan kami merebut dua kemenangan. Begitu juga pada 2012.
Modal Kuat Maju Pilgub
Akhirnya, teman-teman mengusulkan saya untuk mencalonkan diri jadi gubernur Lampung. Selain itu, saya juga memahami bahwa masyarakat Lampung menginginkan perubahan dan menjadi lebih baik. Sekarang ini, kita bukan bicara tua atau muda. Tentu ada pandangan positif dan negatif dalam hal ini, yang negatif berpandangan mengatakan, masa mau mempertaruhkan masa depan Lampung pada anak muda yang belum jelas bisa nggaknya?
Tapi yang berpikiran positif akan bilang: Kalau kita ingin perubahan, anak muda, kenapa tidak? Anak muda selalu berpikir progresif. Dari situ, mari kita buktikan. (cd)
[URL="sumber"]http://www.ridhoficardo.com/tentang/[/URL] [URL="sumur"]http://regional.kompas.com/read/2014/06/02/1452260/Lampung.Resmi.Punya.Gubernur.Termuda.Se-Indonesia[/URL]
Spoiler for undefined:
[object Selection]
Menurut ane sih lebih banyak anak muda yang berpotensi untuk berkarya di Negeri ini dan tentunya yang berkualitas
![Ngakak emoticon-Ngakak](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ohtyfyn16.gif)
![Matabelo emoticon-Matabelo](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ohtvdpjkq.gif)
[object Selection]
Picnya ntar ya gan lagi lemot jaringan ane
![Ngakak emoticon-Ngakak](https://s.kaskus.id/images/smilies/smilies_fb5ohtyfyn16.gif)
Diubah oleh belman 11-07-2014 21:20
0
4.7K
Kutip
26
Balasan
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
![The Lounge](https://s.kaskus.id/r200x200/ficon/image-21.png)
The Lounge![KASKUS Official KASKUS Official](https://s.kaskus.id/kaskus-next/next-assets/images/icon-official-badge.svg)
923.5KThread•84.7KAnggota
Urutkan
Terlama
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya