Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

j1j4yAvatar border
TS
j1j4y
Semakin Ngotot Menang Tim Prabowo Semakin Lucu
Kasihan sebenarnya Prabowo ini. Terlalu banyak orang-orang aneh disekitarnya sehingga Prabowo sudah tidak bisa menilai mana yang bisa dipercaya atau tidak. Semua informasi dari orang-orang sekitarnya kebanyakan tidak dapat dipertanggung-jawabkan, terutama dari PKS dan ARB dan kawan-kawan.

Awal dari semua yang mempermalukan Prabowo adalah ketika ARB mengganti lembaga survey Poltracking dengan 3 lembaga survey abal-abal yang menyiarkan quick count pada tanggal 9 Juli kemarin. Inilah yang membuat Prabowo sampai melakukan Sujud Syukur Kemenangan yang ternyata merupakan kemenangan palsu.

Setelah 3 lembaga survey tersebut ketahuan abal-abal, Prabowo tentunya merasa sangat malu. Apalagi ambisinya untuk menang begitu tinggi sehingga dengan mempertahankan gengsinya dia ingin mencari suatu pegangan yang dapat digunakan untuk mempertahankan klaim kemenangannya tersebut.

Dan masuklah PKS dengan menyodorkan hitung-hitungan yang sebenarnya sangat diragukan kebenarannya. Andai saja Prabowo membaca Kompasiana pada tanggal 10 Juli 2014 tentu Prabowo bisa mengerti bahwa Real Count PKS itu abal-abal dan sempat dipublish di inilah..com yang akhirnya menimbulkan kontroversi.

Kebingungan Prabowo saat itu membuat nalar dan logikanya tidak tajam sehingga bisa percaya begitu saja perhitungan Real Count PKS. Bagaimana mungkin PKS mampu menghitung real count pada tanggal 10 juli (dalam waktu 1×24 jam)berbekal scan form C1 dari 270.000 TPS? Seberapa hebat IT dari PKS sehingga mampu mengumpulkan data C1 dari 270.000 TPS dalam waktu 24 jam dan langsung menghitungnya dilanjutkan dengan mempresentasikannya kepada Prabowo.

Dan kemudian PKS semakin menjadi-jadi “membius” Prabowo untuk menjadikan hitungan mereka sebagai pegangan Koalisi Merah Putih sehingga Prabowo pun dengan PeDe nya berkali-kali menyatakan dirinya unggul dari Jokowi. Begitu juga didepan media asing dimana Prabowo dengan yakinnya mengatakan dirinya lah yang mendapat mandat dari rakyat.

Tetapi kemudian ketika tanggal 15 Juli 2014, begitu Kawalpemilu.org dan beberapa website lain merilis perhitungan suara berdasarkan form C1 yang dipublish KPU mulailah Prabowo mulai ragu dengan perhitungan PKS. Akan tetapi PKS kembali tetap berusaha meyakinkannya bahwa Hitungan PKS yang paling tepat. PKS bahkan membumbui-bumbui dengan melaporkan adanya kecurangan-kecurangan tim Jokowi kepada Prabowo.

Disinilah Prabowo tidak punya pilihan lain. Ada informasi / kabar burung juga bahwa Polri juga sempat diam-diam ikut menghitung perolehan suara Pilpres dan bila memang benar tentu saja tidak dapat dipakai sebagai patokan karena perhitungan personil Polri tentu sangat terbatas karena memang tujuannya hanya untuk kontrol keamanan saja. (hanya daerah yang berpotensi konflik saja yang akan diliput oleh Polri). Dan selanjutnya mungkin saja sebagian kecil data dari Polri disatukan dengan data PKS dan dimodifikasi oleh PKS sehingga Prabowo percaya begitu saja.

Kemudian waktu berlalu hingga tanggal 20 Juli 2014. Kawalpemilu.org sudah merilis perhitungan C1 hingga 93% atau setara 117 juta suara dengan kemenangan Jokowi 52,80%, Prabowo mulai galau. Dan pada saat galau tersebut kembali PKS membakar Prabowo dengan melaporkan ada kecurangan di 5.841 TPS di DKI. Kecurangan itu menurut PKS sudah dilaporkan ke Bawaslu dan Bawaslu sudah merekomendasikan PSU ke KPU DKI tapi tidak dilaksanakan oleh KPU DKI. Akhirnya saat itu terbakar sudah emosi dari Prabowo gara-gara informasi palsu dari PKS.

Selanjutnya Prabowo mulai berpikir-pikir untuk menggugat KPU. Apalagi sudah ada tambahan data-data yang disebut kecurangan oleh PKS di sejumlah TPS di Jawa Timur. Semua ini membuat Prabowo menjadi kehilangan nalarnya.

Tibalah tanggal 21 Juli dimana KPU sudah melakukan rekapitulasi di tingkat Nasional dengan data masuk diatas 80% dan tetap menunjuk kemenangan Jokowi 52%. Di titik itulah kubu Prabowo yang terdiri dari Idrus Marham, Habiburokman dan PKS berteriak karena paniknya. Mereka mulai mengancam dan akan mempidanakan KPU kalau meneruskan perhitungan rekapitulasi di tingkat nasional.

Prabowo pun benar-benar terbakar emosi akibat ulah para pendukungnya tersebut hingga langsung membuat konsep untuk mengundurkan diri dari Pilpres 2014.

Dan ketika tanggal 22 Juli Siang terlihat rekapitulasi nasional KPU tidak bisa dihentikan meskipun tim saksi sudah bersilat lidah hingga ratusan jurus di gedung KPU maka terjadilah blunder besar dari Prabowo. Terjadilah Pidato hebohnya dengan menarik diri dari Pilpres 2014, menyatakan menolak Hasil Pilpres 2014 dan memanggil para saksi yang ada di gedung KPU.

Tapi ternyata pengumuman Prabowo tersebut tidak mengganggu sama sekali proses rekapitulasi nasional di KPU dan KPU masih berusaha menyelesaikannya hingga tahap penetapan Pemenang pIlpres. Begitu juga dengan pakar-pakar Tata Negara langsung mengeluarkan pendapat-pendapatnya bahwa dengan mundurnya Prabowo maka Jokowi sudah pasti menjadi Presiden dan tinggal menunggu pelantikannya saja. Prabowo sudah mundur dan tidak bisa menggugat lagi di MK.

Dan akhirnya mulailah kejadian-kejadian lucu terjadi.

Spoiler for Berikut Kejadiannya:


Spoiler for SUMBER:


KOMENG
Quote:


Quote:


Quote:



Diubah oleh j1j4y 25-07-2014 15:51
0
9.1K
75
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Pilih Capres & Caleg
Pilih Capres & CalegKASKUS Official
22.5KThread3.1KAnggota
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.