JUM'AT, 25 JULI 2014 | 05:33 WIB
PKS Mengaku Setia Dampingi Prabowo
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto (kedua dari kanan) berjabat tangan dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Matta usai menyaksikan penandatanganan kontrak politik di Kantor DPP PKS di Jalan TB Simatupang, Jakarta, Sabtu (17/5). TEMPO/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO , Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera mengatakan akan terus berada dalam barisan Koalisi Merah Putih. Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera, Mardani Ali Sera, menjelaskan, sikap itu diambil sebagai cermin etika berpolitik. “Kami ingin tetap setia,” ujarnya ketika dihubungi, Kamis, 24 Juli 2014.
Mardani menjelaskan, komitmen koalisi permanen tak hanya menjadi keputusan pengurus Dewan Pimpinan Pusat. Sikap itu juga telah mereka konsultasikan dengan Dewan Syuro PKS.
“Intinya tidak etis jika ide (pindah koalisi) itu dilontarkan saat teman-teman koalisi sedang berjuang,” katanya. (Baca: JK Prioritaskan Menteri Koalisi Dalam Kabinet)
Bagi PKS, kata Mardani, gagasan koalisi permanen merupakan terobosan dalam kultur politik di Indonesia. Sikap itu tidak semata bertujuan mendukung kemenangan pasangan calon presiden, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, melainkan juga menjadi basis kerjasama di tingkat parlemen.
“Di negara maju yang serius membangun identitas politik, mereka harus menentukan kelamin dengan jelas. Model koalisi permanen perlu ditempuh agar dapat mengimbangi kekuasaan eksekutif sejalan dengan visi dan misi yang dimiliki masing-masing partai,” katanya. (Baca: PKB Legawa Jokowi Pilih Menteri di Luar Koalisi)
PKS pun mengaku tak tergoda meski sebagian anggota partai koalisi dikabarkan mulai merapat ke kubu Koalisi Indonesia Hebat. “Kami monggo-monggo saja. Itu dinamika yang harus kita hargai di era multi partai. Tapi apa yang dilakukan mereka tentu akan dilihat. Publik tidak bodoh,” katanya.