JIKA setan sudah berkoalisi permanen dengan pedagang mie ayam, janda pedagang pun bisa jadi korban. Ini benar-benar terjadi di Sragen (Jateng). Jumono, 53, yang cemburu Sarimi, 47, mau menikah lagi, langsung saja dibakarnya. Sedangkan dia sendiri ikutan minum racun serangga.



Koalisi permanen ternyata bukan hanya milik para politisi. Setan pun bisa melakukannya, bahkan lebih piawai. Dan karena setan tidak punya bentuk, orang yang menjadi korban koalisi itu sama sekali tidak menyadarinya. Dianggapnya apa yang diperbuat baik dan terpuji saja. Padahal sesungguhnya, semua setan itu hanya mengajak manusia menuju kehancuran dan kerusakan di muka bumi. Afala takkilun?



Jumono warga , Kecamatan Sumberlawang, Sragen, termasuk lelaki yang bernasib seperti itu. Gara-gara diajak berkoalisi permanen dengan setan, dia tak merasa bahwa perbuatannya telah mengkhianati perkimpoiannya. Berkencan ria dengan janda Sarimi temannya dagang di pasar, dianggapnya hal biasa saja. Memang, penyesalan itu datangnya selalu belakangan.



Sehari-hari Jumono memang berjualan mie ayam di Pasar Sumberlawang, menyewa sebuah kios kecil. Kebetulan sebelahnya, Sarimi, pedagang gerabah. Seperti pembeli pada umumnya, asal lapar Sarimi tinggal pesan dan Jumono pun kemudian mengantar semangkok mie lengkap dengan sumpit dan sausnya. Semua berjalan biasa, tanpa muatan politik sama sekali.



Tapi sekitar dua bulan lalu mendadak ada sekelompok setan yang mendekati Jumono. Mereka mempertanyakan, ada janda seksi kok dianggurkan saja. Jumono harus bisa menarik manfaat dari perempuan penjual gerabah tersebut. Karena sudah bukan menjadi rahasia lagi, di mana-mana janda muda itu lazimnya selalu kesepian. ”Ini ada datanya, saya sudah menyewa lembaga survei kok.” kata setan memberi jaminan.



Jadilah Jumono diajak berkoalisi permanen. Para setan berjanji siap menjadi relawan demi suksesnya misi mendapatkan Sarimi. Bantuan apa yang diperlukan para setan siap memberi bantuan, asalkan bukan bantuan keuangan. Soalnya untuk urusan duit memang sama-sama bokek, karena Lebaran tinggal dua minggu THR juga belum keluar. Yang pasti demi keberhasilan Jumono mendapatkan Sarimi, para setan siap tidak mudik.



Demikianlah, gara-gara dapat relawan setan Jumono mulai berani mendekati Sarimi. Saat mengantar semangkok mie misalnya, tangannya mencoba nggrathil pada tangan si janda. Ternyata si janda hanya menepiskannya dengan lembut. Merasa dapat lampu hijau, ketika situasinya mantap terkendali, Sarimi pun disergapnya dan kemudian ”dikocok” bagaikan mie ayam dagangannya.



Sejak itu Jumono – Sarimi sudah bagaikan suami istri saja laiknya. Asal situasinya kondusif, mereka berbagi cinta di berbagai tempat. Anehnya si pedagang gerabah ini menurut saja, meski tahu bahwa Jumono punya istri di rumah. Soalnya Sarimi memang tidak membutuhkan percintaan mereka masuk final jadi suami istri. Bagi si janda pedagang ini, yang penting memang bukan benggol, tapi bonggol.



Di kala cinta Jumono sedang menggebu-gebu terbetik kabar bahwa Sarimi mau menikah. Dia cemburu berat, karena bakal tidak punya WIL lagi. Begitu ketemu di pasar, Jumono minta perkimpoian itu dibatalkan. Tentu saja Sarimi menolak. Kesal bakal terancam cintanya, langsung saja ambil bensin dan disiramkan ke tubuh wanita itu dan dibakar. Sementara perempuan itu ditolong orang, Jumono minum racun serangga hingga teler. Keduanya kini dirawat di RSUD Gemolong.



Bulan puasa apa setannya nggak dibelenggu, kok sempat berkoalisi? (SN/Gunarso TS)

sumber



penyesalan selalu datang terlambat emang