Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

citox.Avatar border
TS
citox.
Prabowo masuk jebakan Betmen? Ada Dugaan Prabowo Dijerumuskan Timses buat Mundur?
Mahfud Md.: Dua Capres Sama-sama Curang
Kamis, 17 Juli 2014 | 14:04 WIB

TEMPO.CO, Surabaya - Ketua Tim Pemenangan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Mahfud Md., mengatakan kedua pasangan calon peserta pemilihan presiden sama-sama melakukan kecurangan.

"Sama-sama ada curanglah jika Anda bisa menyebut di suatu tempat itu Prabowo yang curang di tempat lain Jokowi yang curang," kata Mahfud saat ditemui di Bandara Juanda, Kamis dinihari, 17 Juli 2014.

Menurut Mahfud, hal tersebut adalah suatu hal yang biasa terjadi pada saat pilpres seperti saat ini. Akan tetapi, dia mengaku bahwa tindak-tindak kecurangan seperti itu bukan merupakan kebijakan tim kampanye. "Itu karena pendukung-pendukung di bawah aja kreatif. Sama-sama ada, kan," katanya. (Baca: Pengguna Twitter Unggah Kecurangan Pilpres)

Jika ada yang bilang Prabowo-Hatta dapat suara 100 persen di Sampang, kata Mahfud, sebetulnya hal tersebut juga terjadi di Bali, di mana di lima kecamatan Prabowo-Hatta mendapatkan suara nol. "Di Papua, lima kecamatan, suara Prabowo dapat nol, sama saja," katanya.

Karena itu, Mahhfud menegaskan sekali lagi bahwa kedua belah pihak sama-sama melakukan kecurangan. Hanya, nanti dilihat bagaimana kecurangan tersebut berpengaruh signifikan terhadap perolehan suara.

Saat ini sedang ramai diperbincangkan beberapa TPS yang berada di Kabupaten Bangkalan dan Sampang bahwa pasangan Jokowi-JK mendapatkan suara nol. Hal ini bahkan membuat Sekjen DPP PDIP yang juga Ketua Tim Pemenangan Nasional, Tjahjo Kumolo, memantau secara langsung proses rekapitulasi di KPUD Bangkalan kemarin.
http://pemilu.tempo.co/read/news/201...ma-sama-Curang

Poempida Anggap Prabowo Dijerumuskan Timses
Rabu, 23 Juli 2014 | 05:27 WIB

TEMPO.CO , Jakarta - Anggota tim pemenangan nasional Joko Widodo-Jusuf Kalla, Poempida Hidayatulloh, menganggap keputusan calon presiden nomor urut satu, Prabowo Subianto, untuk menarik diri dari proses Pemilu Presiden sebagai sebuah blunder. Ia melihat ada andil besar dari tim sukses di belakang kandidat nomor urut satu itu yang tidak tepat.

"Tim sukses malah terlihat menjerumuskan Prabowo," ujar Poempida saat ditemui di Jenggala Center, Selasa 22 Juli 2014. (Baca: Prabowo Tolak Pilpres Jadi Trending Topic Dunia)

Ia menganggap banyak ahli hukum di tim sukses Prabowo-Hatta yang tak diragukan sepak terjangnya. Ia mencontohkan Mahfud MD, mantan ketua Mahkamah Konstitusi, yang dinilai sangat mengerti tata hukum. Dengan kapasitas tersebut, seharusnya Prabowo menyadari konsekuensi hukum dari keputusannya.

Meski tak mengganggu hasil pemilu presiden, keputusan mundur diatur dalam undang-undang dan dapat dikenai sanksi pidana penjara. Keterangan ini yang menurut Poempida tak disampaikan oleh tim sukses dengan utuh dan akurat. Meski tak menyampaikan tindakan untuk menanggapi keputusan Prabowo, dia menegaskan hukum tetap harus ditegakkan di alam demokrasi untuk mencegah konflik. (Baca: Buruh Pro-Prabowo Tuding Pilpres Penuh Kecurangan)

Siang tadi, saksi dari kubu Prabowo-Hatta walk out dari sidang pleno rekapitulasi suara nasional yang diselenggarakan di Komisi Pemilihan Umum. Saksi mengklaim kecurangan yang tak ditindaklanjuti dengan baik sebagai landasan aksi walk out. Di Polonia, Prabowo menyatakan pengunduran diri dari pemilu presiden dengan alasan demokrasi di Indonesia yang dianggap tak demokratis.

Ada yang berpendapat tindakan Prabowo dan koalisi dinilai melanggar Undang-Undang Pilpres pasal 246. Atas tindakan itu, Prabowo dapat dikenai sanksi pidana dengan ancaman penjara 36 bulan dan denda minimal Rp 50 miliar. Tak hanya capres, partai koalisi juga terancam hukuman penjara minimal 36 bulan dan denda minimal Rp 50 miliar.
http://pemilu.tempo.co/read/news/201...umuskan-Timses


Inilah Tokoh yang Dorong Prabowo Tolak Hasil Pilpres
Rabu, 23 Juli 2014 , 05:39:00

JAKARTA - Dari mana munculnya ide menolak hasil pilpres dan menarik diri dari proses rekapitulasi di Komisi Pemilihan Umum (KPU) oleh Prabowo Subianto?

Mantan Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Mahfud MD, mengatakan bahwa ide tersebut disampaikan oleh Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung pada rapat di Rumah Polonia siang kemarin (22/7).

Ide Akbar itu disambut sebagian besar anggota koalisi karena meyakini ada kecurangan sistematis dalam Pilpres kali ini.

"Menurut Akbar Tandjung sikap itu lebih terhormat daripada menerima dengan legawa keputusan KPU," ujar Mahfud MD saat dihubungi Jawa Pos tadi malam.

Mahfud sendiri berpendapat lain. Sejak pukul 13.00 kemarin (22/7), Mahfud secara resmi telah menyerahkan mandat sebagai ketua tim pemenangan kepada Prabowo.

Artinya, sejak siang kemarin, Mahfud sudah bukan bagian dari tim Prabowo-Hatta. Prabowo juga sudah menunjuk pengganti Mahfud, yakni mantan menteri penerangan Letjen TNI Purnawirawan Yunus Yosfiah.

Kepada tim Prabowo-Hatta, Mahfud menyarankan untuk menerima keputusan KPU dengan lapang dada dan tidak perlu membawa kasus sengketa Pilpres ke Mahkamah Konstitusi. Sebagai mantan ketua MK, Mahfud meyakini langkah menggugat ke MK adalah sia-sia.

"Selisih suaranya 8 juta lebih. Pengalaman saya di MK, tidak akan bisa menang kalau selisih suaranya sebesar itu," kata guru besar hukum tata negara Universitas Islam Indonesia (UII) itu.

Dijelaskan Mahfud, cawapres Hatta Rajasa sejalan dengan pemikirannya, yakni menerima keputusan KPU dengan legawa. Apalagi,kata Mahfud, Hatta juga terikat keputusan DPP PAN yang menerima kemenangan pasangan Jokowi-JK. Namun sebagai cawapres, Hatta mengikuti keputusan yang diambil oleh tim.

Menurut Mahfud, agenda setelah 22 Juli sudah bukan agenda pemenangan capres-cawapres. Agenda yang diusung tim Prabowo-Hatta, lanjut Mahfud, adalah melawan keputusan KPU tentang hasil Pilpres. Prabowo sebenarnya tetap meminta Mahfud bergabung. Namun mantan menteri pertahanan itu menolak.

"Saya sudah tidak mungkin terlibat. Apalagi kalau membawa kasus ini ke MK, saya sebagai mantan ketua MK tidak mungkin menjadi tim hukumnya," kata Mahfud.

Dalam beberapa pekan ke depan Mahfud memilih beristirahat setelah beberapa bulan terakhir waktunya tersita untuk urusan pilpres. Hari ini (23/7) Mahfud berencana pulang ke rumahnya di Jogjakarta. "Saya mau Lebaran dulu saja," kata ketua umum ikatan keluarga alumni (IKA) UII itu.
http://m.jpnn.com/news.php?id=247887


Inikah Faktor yang menyebabkan Prabowo yakin dia Menang Pilpres?
Real Count Saksi PKS: Prabowo-Hatta Unggul 4,08 Persen dari Jokowi-JK
Jumat, 11 Juli 2014

JAKARTA – Koalisi Merah Putih yang mengusung pasangan Prabowo-Hatta nampaknya semakin optimis saja akan memenangkan Pilpres 9 lalu. Alasannya, setelah Tim Saksi Koalisi Merah Putih yang mengumumkan hasil real count-nya dari 270 ribu TPS di seluruh Indonesia yang mana hasilnya pasangan nomor urut 1 mendapat 52 persen dan Jokowi-Kalla (No.2) = 47 persen.

Kali ini Pusat Tabulasi Data Tim Saksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mempublikasi hasil real count mereka dari hasil perhitungan suara formulir C1 oleh para saksi PKS yang bertugas di 270 ribu TPS di 33 provinsi dan di 359 kabupaten/kota di sekuruh Indonesia. Hasilnya, pasangan Prabowo-Hatta mendulang suara 52,04 persen, atau unggul 4,08 persen suara, dibandingkan pasangan Jokowi-JK yang memperoleh 47,96 persen suara.

Menanggapi publikasi real count PKS itu, politisi PKS Aboe Bakar Al-Habsy merasa yakin bahwa pasangan yang diusung partainya bersama Koalisi Merah Putih akan menjadi pemenang Pilpres dan dimumukan KPU RI pada 22 Juli 2014 nanti.

”Kami yakin itu, kami hitung (real count) antara tiga persen sampai empat persen. Maksimal lima persen (menang),” lontar Aboe yang juga Ketua DPP PKS ini di gedung DPR RI.

Terkait perbedaan persentase suara hasil hitung cepat berbagai lembaga survei, yang kemudian menjadi acuan kedua pasangan capres untuk mendeklarasikan kemenangannya sehingga memanaskan suasana. Menurut Aboe, sah-sah saja jika kedua belah pihak saling mengklaim memenangkan Pilpres. Namun ia mengimbau agar para elite politik jangan ikut-ikutan memprovokasi rakyat demi menghindari timbulnya konflik horizontal.

”Jadi kita lihat saja real count-nya, real count akan lebih jelas dan akurat. Marilah kita menunggu (hasil) yang terbaik untuk bangsa ini, dan penghitungan real count-lah yang terbaik,” tutur anggota DPR RI ini.

Hal senada juga disampaikan politisi Wakil Sekjen Partai Demokrat Syofwatillah Mohzaib yang mengakui dirinya tak percaya dengan hasil quick count berbagai lembaga survei yang menyebutkan perolehan suara pasnagan Jokowi – JK menggunguli suara Prabowo-Hatta. Ia menegaskan dirinya lebih mempercayai hasil real count Tim Saksi PKS maupun Tim Saksi Koalisi Merah Putih.

”Sesuai Pusat Tabulasi Data Tim Saksi Prabowo-Hatta data hasil perhitungan saksi (C1) yang bertugas di 270 ribu TPS di seluruh Indonesia, pasangan nomor 1 mendapat 52,3 persen, pasangan nomor 2 mendapat 47,7 persen,” tegas Syofwatillah.

Ia pun mengimbau para relawan dan simpatisan maupun pendukung Prabowo-Hatta tetap mengawal proses distribusi dan penghitungan surat suara hingga ke KPU. ”Real count Prabowo – Hatta menang. Mohon pendukung dan simpatisan Prabowo – Hatta terus mengawal dan memantau kotak suara di seluruh daerah, sampai final perhitungan nasional,” pungkas Syofwatillah. yang juga anggota Komisi VIII DPR ini
http://www.indopos.co.id/2014/07/rea...jokowi-jk.html


Dituduh C1 milik Saksi PKS Palsu Oleh Tim Jokowi, Ini Bantahannya
Wednesday, July 23, 2014

Status keaslian rekapitulasi form C-1 PKS yang menyebutkan Prabowo – Hatta unggul 52,04%, sedangkan Jokowi – JK 47,96% ramai menjadi pembahasan di jagad Twitter. Saat kubu Jokowi – JK tengah menuduh data C-1 PKS palsu, sebagian publik Twitter justru melihat adanya rekayasa untuk mengesankan adanya kepalsuan pada data C-1 PKS.

Hari ini, Jumat (11/7/2014), Juru Bicara Tim Pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla, Hasto Kristiyanto, menuding adanya keanehan pada publikasi PKS soal hasil Pemilu Presiden 2014 yang memenangkan pasangan nomor urut satu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Hasto mengatakan, data C-1 PKS yang dirilis pada 9 Juli 2014, identik dengan hasil survei yang dirilis pada 5 Juli melalui portal Edisi News. Alamat link berita Edisi News yang dimaksud itu, menurut Hasto adalah sebagaimana link: http://edisinews.com/berita-prabowoh...ukungnya.html.

Sayangnya, berita Edisi News tersebut telah dihapus. Namun isi berita tersebut masih dapat diakses melalui link ini:http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:z2t1IDehRC4J:edisinews.com/berita-prabowohatta-menang-pilpres-versi-pendukungnya.html+&cd=1&hl=en&ct=clnk

Pada link tersebut, tertera bahwa EdisiNews menulis pada tanggal 5 Juli 2014, atau empat hari sebelum hari H Pilpres.

Namun, saat kericuhan semakin menjadi-jadi karena link tersebut, sebuah akun bernama @ratu_adil membeberkan dugaan kalau berita di Edisi News dipublikasi pada 10 Juli 2014.

Menurut akun tersebut, Edisi News menayangkan pemberitaan berisi data C-1 PKS pada 10 Juli 2014, namun sengaja dituliskan 5 Juli 2014 dengan tujuan mengesankan adanya kepalsuan data C-1 PKS.

Akun @ratu_adil memberikan sebuah software online bernama Wayback Machine (web.archive.org) sebagai bukti berita Edisi News dipublikasi pada 10 Juli 2014, bukan 5 Juli 2014. Wayback Machine adalah software online gratis yang merekam setiap aktivitas di dunia maya secara otomatis setiap harinya. Seperti dijelaskan akun tersebut, tanggal publikasi sebenarnya dari sebuah publikasi di dunia maya, bisa ditelusuri dengan memakai software online bernama Wayback Machine tersebut.

Dari ujicoba Inilah terhadap software Wayback Machine tersebut, memang terlihat publikasi berita Edisi News yang kontroversial itu bertanggal 10 Juli 2014.

Kontroversi berita Edisi News saat ini tengah menjadi pembicaraan hangat di Twitter. Di satu sisi, tim suksesi Jokowi – JK menuduh data C-1 milik PKS adalah palsu, dengan alasan telah dipublikasi Edisi News pada 5 Juli 2014. Di sisi lain, akun @ratu_adil mengatakan kalau berita Edisi News dipublikasi pada 10 Juli 2014 (dengan landasan data tanggal publikasi menggunakan software Wayback Machine), namun sengaja ditulis 5 Juli 2014 agar data C-1 milik PKS itu seolah palsu.
http://www.suaranews.com/2014/07/dit...okowi-ini.html


UP-DATE:
Analisa umar Abduh:
Prabowo Unggul 54%, Fakta Hasil Pilpres 2014
Ditangan TNI Dan Polri



-----------------------------

Dalam "power games" seperti pilpres saat ini, apalagi babaknya adalah suksesi kepemimpinan nasional, bisa-bisa sajalah semua strategi ikut bermain. Bahkan juga bisa saja disana ada brutus-brutus yang tak kelihatan.

Ada satu hal yang luput diperhatikan, yaitu data C1 yang dimiliki PKS hasil pengumpulan formulir itu oleh saksi-saksinya di TPS. Prabowo selama ini sangat percaya dengan data dari PKS itu, bahwa dirinya pemenang.

Dirinya sedikit agak goyah ketika muncul situs kawalpemilu.org sebagai pembanding yang memakai data C1 dari KPU yang disiarkan untuk umum. Anehnya, Prabowo tetap saja percaya dengan data miliknya yang dilansir PKS itu, dan malahan menuding situs kawalpemilu,org itu sebagai milik pro-Jokowi yang mau menggiring opini bahwa Jokowilah pemenang pilpres.

Kayaknya ketika hari-hari mendekati tanggal 22 Juli, baru Prabowo mulai menyadari bahwa angka-angka kemenangan yang selama ini di supply oleh PKS, bisa jadi yang salah, dan yang betul data-data yang diolah oleh kawalpemilu.org. Dan dugaan itu akhirnya benar, hasil akhir perhitungan KPU ternyata mirip sekali dengan hasil perhitungan di situs kawalpemilu.org itu. Sementara data rekapitulasi milik C1, tak ada yang tahu gambaran sesungguhnya karena sampai saat ini masih misterius karena tak pernah diungkapkan secara terbuka kepada publik.


emoticon-Matabelo
Diubah oleh citox. 23-07-2014 01:19
0
7.7K
50
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.2KThread41.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.