Dipasang di kepala untuk menghukum para kaum wanita yang kebanyakan ngoceh. Dengan menggunakan alat ini, wanita tersebut tidak dapat mengoceh lagi.

Orang yang dihukum dengan metode ini diikatkan di roda, lalu dicambuk, di palu, diseret, diputar-putar rodanya, dan lain sebagainya, sampai orang tersebut mabuk atau meninggal.

Di dalam metode ini, seseorang dimasukan ke dalam alat mirip sacrophagus yang di sisinya ada duri-duri dari besi. Duri-duri tersebut dirancang sedemikian rupa sehingga tidak mengenai organ vital. Jadi, sewaktu pintu di tutup seseorang yang di dalamnya tidak langsung meninggal, melainkan merasa tersiksa perlahan-lahan sampai meninggal. Selama disiksa, orang yang dihukum diintrograsi sampai dia mati.

Di dalam metode ini, baik laki-laki maupun perempuan diikat dan diposisikan di atas kursi yang berbentuk piramid. Ujung dari piramid itu dimasukan ke lubang anus atau vagina perempuan.

Orang yang dihukum dipasangi papan kayu di bagian kepala dan kakinya sehingga mereka tidak bisa berkutik dan harus tetap dalam posisi tegak.

Orang yang di hukum diikat di sebuah rak kayu. Rak kayu tersebut memiliki roler yang ada di ujung-ujung rak kayu yang bisa diputar menyebabkan ikatan tali menjadi semakin kuat. Apabila semakin diputar, maka tubuh orang yang diikat semakin tertarik sehingga menyebabkan sendi-sendi tulangnya hampir putus, bahkan sampai putus.

Mirip dengan pillory, namun lebih "manusiawi", hanya bagian kepala dan tangan saja yang dipasangi papan kayu, jadi masih dapat sedikit bebas.

Seperti namanya, kursi yang diberi duri-duri dari besi, seseorang disuruh duduk di kursi tersebut dan diikat agar tidak dapat kemana-mana.