- Beranda
- The Lounge
Tak Hanya Hamas, Para Hacker Juga Serang Israel Dengan Sandi #OpSaveGaza
...
TS
capung007
Tak Hanya Hamas, Para Hacker Juga Serang Israel Dengan Sandi #OpSaveGaza
Spoiler for iBerita.com:
Para hacker yang menjanjikan serangan kepada situs-situs Israel dengan sandi #OpSaveGaza sepertinya tidak main-main dengan ancamannya. Salah satu serangan siber telah dilakukan oleh kelompok hacker Anonghost terhadap website-website Israel yang dimulai sejak 11 Juli waktu setempat. Kurang dari tiga hari, mereka berhasil meretas lebih dari 1.500 website asal Israel.
Hasil peretasan itu mereka laporkan dalam laman Pastebin dengan alamat tautan [url]http://S E N S O R/Lq6geBuJ.[/url] Dalam akun Twitternya @YourAnonNews berkicau, “+1500 website hacked in 3 days by AnonGhost.” Selain itu, sejumlah akun Twitter yang terafiliasi dengan kelompok hacker Anonymous juga mengumumkan web-web yang berhasil mereka retas. Mereka juga menegaskan bahwa serangan akan terus berlanjut dengan target mencapai jutaan situs.
Target utama serangan siber ini adalah website-website milik pemerintahan Israel yang belum berhasil diretas. Meskipun seperti tidak terkoordinasi satu sama lain, tetapi mereka kompak memberikan pelajaran kepada Israel dengan membombardir situs-situs penting di negara itu untuk menekan Israel agar menghentikan agresi militernya ke Gaza.
Kelompok @IzzahHackers, bahkan memberikan laporan yang lebih fantastis. Di lini masa Twitter mereka membeberkan 82 password yang diyakini milik jajaran menteri Israel. Apakah serangan ini akan membuat Israel semakin jera setelah Hamas juga terus membalas agresi militer tersebut dengan roket-roket mereka?
Hasil peretasan itu mereka laporkan dalam laman Pastebin dengan alamat tautan [url]http://S E N S O R/Lq6geBuJ.[/url] Dalam akun Twitternya @YourAnonNews berkicau, “+1500 website hacked in 3 days by AnonGhost.” Selain itu, sejumlah akun Twitter yang terafiliasi dengan kelompok hacker Anonymous juga mengumumkan web-web yang berhasil mereka retas. Mereka juga menegaskan bahwa serangan akan terus berlanjut dengan target mencapai jutaan situs.
Target utama serangan siber ini adalah website-website milik pemerintahan Israel yang belum berhasil diretas. Meskipun seperti tidak terkoordinasi satu sama lain, tetapi mereka kompak memberikan pelajaran kepada Israel dengan membombardir situs-situs penting di negara itu untuk menekan Israel agar menghentikan agresi militernya ke Gaza.
Kelompok @IzzahHackers, bahkan memberikan laporan yang lebih fantastis. Di lini masa Twitter mereka membeberkan 82 password yang diyakini milik jajaran menteri Israel. Apakah serangan ini akan membuat Israel semakin jera setelah Hamas juga terus membalas agresi militer tersebut dengan roket-roket mereka?
Sumber: iBerita.com
Spoiler for Web yang berhasil di retas AnonGhost:
Langsung download aja gan [url]https://www.dropbox.com/s/5t7h2mo6u7n27a5/%23opsavegaza_by_anonghost_11
[/url]Sumber: [url]http://S E N S O R/Lq6geBuJ[/url]
Spoiler for Udah bukan konflik agama lagi gan:
UPDATE
Spoiler for Indonesia Siap Ladeni Hacker Israel:
Penolakan invasi tentara Israel ke Palestina tak hanya diwujudkan melalui berbagai aksi unjuk rasa dan penggalangan dana. Namun, sejumlah website milik Israel juga diretas para hacker termasuk dari Indonesia.
Aksi serangan Anonymous itu mendapatkan banyak dukungan dari afiliasi dan kelompok hacker seluruh dunia, hingga berhasil menguasai website bank di Israel.
Berdasarkan daftar kelompok hacker beserta hasil aksinya di hackersnewsbulletin.com, terdapat kelompok peretas bernama blankon33 dari Indonesia.
Bombadir di dunia maya itu, dikabarkan membuat Israel geram dan mengancam akan menyerang balik Indonesia dengan meluncurkan roket ataupun melakukan sabotase teknologi. Sontak informasi seperti itu jadi santapan troller di dunia maya maupun jejaring sosial.
Pengamat teknologi informasi, Kamilov Sagala, menegaskan, ancaman Israel tersebut seharusnya ditanggapi dengan kepala dingin.
"Jika para hacker dalam negeri kita berhasil menyerang Israel, tak ada yang perlu ditakutkan. Toh jika kita bersatu padu pasti bisa menahan serangan balik hacker mereka," jelasnya, kepada Harian Terbit, Minggu (13/7).
Namun, kata Kamilov, Indonesia harus tetap waspada mengingat beberapa produk teknologi di tanah air berasal dari antek Israel.
"Dan perlu kita ingat kembali soal peretasan dan penyadapan yang dilakukan NSA. Yang notabene 'pesanan' Israel dan Amerika Serikat," ujarnya.
Dia menegaskan, meski isu tersebut belum dapat dipertanggungjawabkan, namun tak ada salahnya jaringan keamanan sistem informasi di Indonesia harus diperketat. "Jadi jika ancaman itu benar terjadi kita enggak kaget. Kominfo harus sigap atas hal ini," tegasnya.
Sementara itu, Rudi Lumanto, dari Indonesia Security Incident Responses Team on Internet Infrastructure ( ID-SIRTII), mengatakan, serbuan hacker yang dilancarkan ke situs Israel makin gencar.
"Jutaan situs pun dilaporkan menjadi korban. Sayangnya, aksi mengubah tampilan situs (deface) sejatinya bukanlah yang ditakuti pihak Israel," ujar Rudi.
Sebaliknya, kata Rudi, Israel melakukan serangan masif yang menyasar infrastruktur fisik yang jauh lebih mengerikan dan memberi dampak luar biasa parah bagi suatu negara. Sementara peretasan di dunia maya hanya untuk merusak data.
Dia menyatakan, pihaknya terus mengembangkan infrastruktur Domain Name System (DNS) security di Indonesia. Sebab, jika DNS di tanah air aman, maka serangan dunia maya dari Israel bisa diminimalisasi.
"Karena DNS menjadi rawan terhadap serangan DNS hijacking, DNS amplification, DNS cache poisoining, MITM attack, dan DDOS. Seperti yang terjadi ketika konflik Israel-Palestina, banyak yang berusaha menyerang domain Israel," ujarnya.
Menurut sosiolog, Nia Elvina, ancaman yang dilontarkan Israel memiliki spektrum lebih luas. Jika Israel benar mengeluarkan pernyataan demikian, karena negara tersebut mendapatkan dukungan empat negara yakni AS, Kanada, Jerman, dan Perancis.
“Coba lihat teknologi yang ada di Indonesia berasal dari mana saja? Keempat negara tersebut kan. Israel sendiri memegang peran penting diperekonomian di empat negara tersebut. Dan negara-negara tadi adalah berpengaruh dalam dunia internasional, termasuk juga dalam menentukan arah kebijakan yang diambil PBB," ungkapnya.
Sebelumnya, Indonesia-Israel Public Affairs Comitte (IIPAC) memperingatkan masyarakat Indonesia agar mengedepankan perdamaian kala berbicara soal Israel.
Mereka meminta Indonesia tak terus menyudutkan Israel. IIPAC merujuk polemik kunjungan sejumlah tokoh Indonesia ke Israel yang kemudian memantik protes masyarakat.
Direktur IIPAC, Benjamin Ketang, mengatakan, jangan sampai Indonesia memancing peperangan. Sebaliknya, bila berbicara kepada Israel lebih baik didasari perdamaian.
“Perang yang saya maksud itu, misalnya kita disabotase telekomunikasi, teknologi. Karena kita tahu siapa yang menguasai itu (Israel dan Yahudi),” ucap Benjamin.
Dalam pernyataannya, dia pun memperingatkan agar Indonesia jangan terus menghujat Yahudi dan Israel. Menurutnya, selama ini Israel dan Yahudi masih diam meladeni sikap Indonesia, karena Indonesia dinilai.
Aksi serangan Anonymous itu mendapatkan banyak dukungan dari afiliasi dan kelompok hacker seluruh dunia, hingga berhasil menguasai website bank di Israel.
Berdasarkan daftar kelompok hacker beserta hasil aksinya di hackersnewsbulletin.com, terdapat kelompok peretas bernama blankon33 dari Indonesia.
Bombadir di dunia maya itu, dikabarkan membuat Israel geram dan mengancam akan menyerang balik Indonesia dengan meluncurkan roket ataupun melakukan sabotase teknologi. Sontak informasi seperti itu jadi santapan troller di dunia maya maupun jejaring sosial.
Pengamat teknologi informasi, Kamilov Sagala, menegaskan, ancaman Israel tersebut seharusnya ditanggapi dengan kepala dingin.
"Jika para hacker dalam negeri kita berhasil menyerang Israel, tak ada yang perlu ditakutkan. Toh jika kita bersatu padu pasti bisa menahan serangan balik hacker mereka," jelasnya, kepada Harian Terbit, Minggu (13/7).
Namun, kata Kamilov, Indonesia harus tetap waspada mengingat beberapa produk teknologi di tanah air berasal dari antek Israel.
"Dan perlu kita ingat kembali soal peretasan dan penyadapan yang dilakukan NSA. Yang notabene 'pesanan' Israel dan Amerika Serikat," ujarnya.
Dia menegaskan, meski isu tersebut belum dapat dipertanggungjawabkan, namun tak ada salahnya jaringan keamanan sistem informasi di Indonesia harus diperketat. "Jadi jika ancaman itu benar terjadi kita enggak kaget. Kominfo harus sigap atas hal ini," tegasnya.
Sementara itu, Rudi Lumanto, dari Indonesia Security Incident Responses Team on Internet Infrastructure ( ID-SIRTII), mengatakan, serbuan hacker yang dilancarkan ke situs Israel makin gencar.
"Jutaan situs pun dilaporkan menjadi korban. Sayangnya, aksi mengubah tampilan situs (deface) sejatinya bukanlah yang ditakuti pihak Israel," ujar Rudi.
Sebaliknya, kata Rudi, Israel melakukan serangan masif yang menyasar infrastruktur fisik yang jauh lebih mengerikan dan memberi dampak luar biasa parah bagi suatu negara. Sementara peretasan di dunia maya hanya untuk merusak data.
Dia menyatakan, pihaknya terus mengembangkan infrastruktur Domain Name System (DNS) security di Indonesia. Sebab, jika DNS di tanah air aman, maka serangan dunia maya dari Israel bisa diminimalisasi.
"Karena DNS menjadi rawan terhadap serangan DNS hijacking, DNS amplification, DNS cache poisoining, MITM attack, dan DDOS. Seperti yang terjadi ketika konflik Israel-Palestina, banyak yang berusaha menyerang domain Israel," ujarnya.
Menurut sosiolog, Nia Elvina, ancaman yang dilontarkan Israel memiliki spektrum lebih luas. Jika Israel benar mengeluarkan pernyataan demikian, karena negara tersebut mendapatkan dukungan empat negara yakni AS, Kanada, Jerman, dan Perancis.
“Coba lihat teknologi yang ada di Indonesia berasal dari mana saja? Keempat negara tersebut kan. Israel sendiri memegang peran penting diperekonomian di empat negara tersebut. Dan negara-negara tadi adalah berpengaruh dalam dunia internasional, termasuk juga dalam menentukan arah kebijakan yang diambil PBB," ungkapnya.
Sebelumnya, Indonesia-Israel Public Affairs Comitte (IIPAC) memperingatkan masyarakat Indonesia agar mengedepankan perdamaian kala berbicara soal Israel.
Mereka meminta Indonesia tak terus menyudutkan Israel. IIPAC merujuk polemik kunjungan sejumlah tokoh Indonesia ke Israel yang kemudian memantik protes masyarakat.
Direktur IIPAC, Benjamin Ketang, mengatakan, jangan sampai Indonesia memancing peperangan. Sebaliknya, bila berbicara kepada Israel lebih baik didasari perdamaian.
“Perang yang saya maksud itu, misalnya kita disabotase telekomunikasi, teknologi. Karena kita tahu siapa yang menguasai itu (Israel dan Yahudi),” ucap Benjamin.
Dalam pernyataannya, dia pun memperingatkan agar Indonesia jangan terus menghujat Yahudi dan Israel. Menurutnya, selama ini Israel dan Yahudi masih diam meladeni sikap Indonesia, karena Indonesia dinilai.
Sumber
Diubah oleh capung007 22-07-2014 12:31
0
4.1K
Kutip
27
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
924.4KThread•88.3KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya