Bawaslu menilai ada banyak temuan pelanggaran administratif yang terjadi di ribuan TPS saat pemilihan presiden (pilpres) berlangsung.

Pelanggaran itu misalnya terkait pemilih tambahan atau pemilih yang berpindah TPS tanpa bisa menunjukan formulir A5 yang asli.

Persoalan lain ada pemilih yang mencoblos hanya bermodalkan KTP. Padahal bukan warga yang berdomisili di TPS tersebut dan bahkan ada yang ber-KTP dari luar daerah.

Bukti identitas/KTP pun tidak jelas asal-usulnya isementara. KPPS sama sekali tidak menyimpan foto copy KTP dari para pemilih misterius itu. Parahnya KPPS tdk menyimpan daftar nama-nama pemilih liar yg senaknya pencoblos melakukan penggelembungan suara utk kemenangan kandidatnya.

Pelanggaran-pelanggaran itu memang telah mencederai prinsip2 pilpres yg jujur, bersih dan demokratis.

Oooo, inikah bagian dari Revolusi Mental?

Sumber Republika.